Asal Usul Burung Ruai

Tahun
2011
Nomor. Registrasi
2011001258
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image
Cerita rakyat tentang asal usul Burung Ruai ini sangat populer di kalangan masyarakat Melayu yang ada di Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Bahkan dongeng ini diabadikan melalui lagu-lagu rakyat yang berkembang di daerah tersebut. Kisah ini dimulai dengan sosok seorang raja yang memerintah di sebuah kerajaan kecil. Sang raja yang terkenal arif dan bijaksana ini mempunyai tujuh orang puteri yang cantik-cantik. Isteri atau permaisurinya telah lama wafat. Di antara ketujuh orang puteri raja ini si bungsu merupakan anak yang paling cantik. Selain memiliki paras yang cantik, puteri bungsu yang dipanggil dengan nama ?Si Bungsu? ini mempunyai budi pekerti yang baik, suka menolong, dan taat pada orang tua.. Si Bungsu memiliki perangai yang berbeda dari ke-6 kakak-kakaknya yang mempunyai budi pekerti buruk, suka iri hati, sering membantah orang tua dan malas bekerja. Setiap hari pekerjaan mereka hanyalah bermain saja. Oleh karena itu tidak heran apabila sang ayah sangat menyayangi dan lebih mengasihi Si Bungsu dibandingkan saudara perempuannya yang lain. Hampir setiap hari keenam kakak si bungsu dimarahi oleh sang ayah, sedangkan si bungsu sangat dimanjakannya. Melihat perlakuan sang ayah yang demikian, sehingga keenam kakak si bungsu menaruh dendam dan amarah pada adiknya sendiri. Suatu hari sang raja harus pergi meninggalkan kerajaan sebulan lamanya. Maka segala kekuasaan untuk mengurusi kerajaan dilimpahkannya kepada Si Bungsu. Hal ini membuat ke-6 kakaknya merasa kaget, kecewa dan marah. Untuk melampiaskan kekecewaannya itu, ke-6 kakaknya yang jahat menyusun rencana untuk mencelakakan Si Bungsu. Di hari yang telah ditentukan, Si Bungsu diajak kakak-kakaknya menangguk (mencari ikan) di sebuah gua batu yang di dalamnya terdapat sungai yang berisi banyak ikan.. Tanpa rasa curiga Si Bungsu mengikuti ajakan ke-6 kakaknya. Si Bungsu terlena dengan kegembiraannya menangguk ikan, sehingga tak menyadari jika ia diajak untuk masuk ke dalam gua lebih jauh lagi. Di tengah keasyikan mencari ikan, secara diam-diam ke-6 kakaknya meninggalkan Si Bungsu seorang diri di dalam gua tersebut. Tak lama kemudian ia baru menyadari bahwa kakak-kakaknya berusaha mencelakainya dengan cara meninggalkannya sendirian di dalam gua. Si Bungsu yang tidak mengetahui jalan pulang hanya bisa meratapi nasib dan terus menangis. Tak terasa sudah tujuh hari tujuh malam si bungsu terkurung dalam gua batu itu. Tiba-tiba terdengarlah olehnya suara gemuruh disertai suara menggelegar dan kepulan asap. Kemudian muncullah seorang kakek tua renta yang sakti yang segera memberi pertolongan kepada Si Bungsu. Sambil bercerita, Si Bungsu terus menerus menangis mengeluarkan air mata yang kemudian diubah menjadi telur oleh Si Kakek. Sedangkan Si Bungsu diubah menjadi burung yang sangat indah bulunya. Si Kakek mengatakan bahwa ia akan menolong Si Bungsu dari kesengsaraan yang menimpanya, dengan cara mengubahnya menjadi seekor burung yang diberi nama Burung Ruai. Selanjutnya ia meminta Si Bungsu untuk mengerami telur-telur itu supaya menjadi burung-burung baru dan teman baginya. Sepeninggal Si Kakek, Si Bungsu segera mengerami telur-telur itu. Jumlah burung Ruai menjadi sangat banyak dan beterbangan hingga ke istana kerajaan. Si bungsu yang telah berubah menjadi seekor burung Ruai menyaksikan kakak-kakaknya dihukum oleh sang ayah karena ketahuan dengan sengaja telah menyingkirkan dirinya. Setelah kejadian itu, gua tempat di mana Si Bungsu diubah menjadi burung dinamakan sebagai Gunung Ruai.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Drs. Salmon Batuallo

BPSNT Pontianak Jl. Letjen Sutoyo Pontianak

(0561) 737906/760707

bpsntkalimantan@yahoo.co.id

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047