Baluse

Tahun
2011
Nomor. Registrasi
2011001702
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sumatra Utara
Responsive image
Sejarah Baluse atau perisai perang yang dibuat dari kayu keras atau besi sejalan dengan perkembangan Tol?gu, Gari, Toho Bulusa dan ?roba Uli Mbuaya yang menjadi pelengkapan perang di Nias masa lalu. Fungsi dan kedudukan Baluse sangat penting mengingat perang dalam masyarakat Nias berarti memburu kepala musuhnya. Bagian tubuh musuh yang dipenggal menurut kebiasaan berperang di Nias ialah bagian di antara leher dan bahu terpenggal hingga ketiak bawah. Potongan ini menyisakan kepala dan sebuah tangan musuh. Potong ini biasanya terpenggal ketika musuh lengah menggunakan Baluse. Oleh sebab itu Baluse yang tidak lebih besar dari tubuh ini berfungsi sebagai perisai pelindung tubuh dari kepala hingga betis tidak bisa dilepaskan dari senjata yang disebut di atas serta perlengkapan perang lainnya. Baluse dari pelat besi (seng) disebutkan mulai dikenal seiring dengan kontak orang Nias dengan pendatang. Perkembangan Baluse dari pelat besi meski jarang dan tidak begitu dikenal ini dapat disebut sejaman dengan ?robo si Oli atau baju perang Nias dari pelat besi. Baluse dibuat dari kayu keras (mungkin dari jenis Akhe), diwarnai dengan warna tanah cokelat kehitaman dan bentuknya menyerupai sehelai daun pisang utuh. Bagian yang menyerupai pangkal ?daun pisang? menjadi bagian atas perisai, melebar pada bagian tengah dan mengecil pada bagian bawah. Sebuah garis vertikal yang membagi dua bagian kiri-kanan sehingga tampak simetris menguatkan kesan bentuk perisai ini menyerupai daun pisang. Bagian terluar dengan motif garis-garis yang dihiasi atau diperkuat/dilapisi dengan kawat besi atau kuningan atau tali yang dibuat dari serat tumbuhan dibuat agak cembung di bagian terluar. Bagian ini dianalogikan dengan punggung buaya. Bagian dalam yang cekung menjadi bagian tempat pegangan perisai ini. Pegangan perisai terdapat pada bagian berbentuk bulatan yang paling menonjol di bagian luar. Dalam peperangan atau pertunjukan, pegangan pada perisai Baluse ini menjadi titik kontrolnya, dapat dibolak-balik ke kiri dan kanan. Motif garis-garis yang dipahatkan pada Baluse ini dinamai Aweta. Baluse masih dibuat untuk keperluan pertunjukan tari perang Nias yang juga dinamai tari Baluse.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

Pelaku Pencatatan

?

Jln. Pattimura (Kompleks Taman Makam Pahlawan) Desa Mudik PO Box 12 Gunungsitoli, Nias

0639-323388, 323389, 081533826905

melkhior_duha2000@yahoo.com

Pelapor Karya Budaya

Nasrul Hamdani

Jln. Twk. Hasyim Banta Muda No. 17 Kampung Mulia, Banda Aceh

0651-23226, 24216, 08163175524

nshmq@hotmail.com

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047