Apem Kesesi

Tahun
2013
Nomor. Registrasi
2013003588
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image
Kue apem, yang bentuknya bulat pipih, mempunyai arti tersendiri. Makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat sebagai camilan ini, ketika memasuki bulan puasa, memegang peranan penting. Karena menjelang selikuran, ketika kaum muslim yang sedang puasa banyak berdiam di masjid, dalam rangka menyambut malam lailatul qhodar, apem ini menjadi camilan. Rasanya memang lezat. Kue ini ternyata sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Sampai sekarang belum ada yang bisa menjelaskan secara terperinci, asal usul dari kata ?apem?. Namun ada juga yang menyebutkan kalau nama jajanan ini merupakan kependekan dari kata ?asli pemalang?. Kendati hal itu belum bisa diakui kebenarannya. Terdapat kesan yang melekat pada jajanan itu, yang selalu diidentikkan dengan kota Pemalang yang punya semboyan Ikhlas. Hal tersebut tidak lepas dari merakyatnya jajanan tradisional ini, baik dimasa lampau, maupun jaman sekarang. Tidak berlebihan rasanya, jika kue ini menjadi salah satu makanan khas kota pantai ini, dan merupakan bagian dari obyek wisata kuliner dari Pemalang. Meskipun sudah ada sejak ratusan tahun lalu, bentuk dan rasa dari jajanan ini tidak banyak mengalami perubahan. Kue apem yang berbahan dasar tepung beras dan gula merah itu memiliki bentuk hampir sama dengan kue kamir, walaupun bahan dasar dari keduanya tidaklah sama. Di Pemalang sendiri, jenis jajanan ini yang paling banyak digemari, dan diburu oleh banyak kalangan adalah yang berasal dari daerah Kesesi. Biasa disebut dengan istilah apem kesesi, karena memiliki rasa yang lebih enak jika dibandingkan dengan yang diproduksi di daerah lain, meski sama-sama di dalam kota Pemalang. Kesesi adalah sebuah desa di kecamatan Comal dan merupakan tempat penjualan apem terbesar di kota ini.Para pembeli kue tidak hanya masyarakat setempat saja, tetapi banyak yang dari luar kota, untuk dijadikan sebagai barang bawaan atau oleh-oleh. Para pemudik lebaran yang sebagian besar berasal dari Jakarta dan Bandung, kalau mudik di kota ini, seolah tidak mau ketinggalan, banyak yang membeli apem untuk oleh-oleh kalau kembali ke kota besar Sayang sekali keberadaan apem pada daerah-daerah tertentu, hanya besifat musiman. Hal itu ditunjukkan, dengan tidak semua pasar di Pemalang, bisa dijumpai pedagang yang menjajakannya. Memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat, hanya mengkonsumsi kue apem pada bulan puasa saja. Dengan demikian, pada bulan tersebut, biasanya permintaan dari konsumen akan meningkat. Terutama dalam menghadapi malam selikuran, yaitu sebuah tradisi yang dilakukan umat muslim setempat, dalam menyambut malam lailatul qhodar dengan membagikan kue apem ke masjid atau musholla, untuk camilan.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Yustina HN

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047