Genjek

Tahun
2015
Nomor. Registrasi
2015005453
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Bali
Responsive image

Genjek adalah sebuah genre seni Karawitan Bali yang menggunakan vocal sebagai sumber bunyi utama. Sumber vocal dari sepuluh sampai dua puluh orang pemain duduk membentuk sebuah lingkaran atau setengah lingkaran dengan menyanyi disertai gerakan-gerakan tubuh dan menghasilkan sebuah paduan bunyi. Pola penyajian seni Genjek terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama, diawali oleh seorang peserta dengan melantumkan beberapa bait lagu. Bagian kedua, dilanjutkan dengan lagu tanpa lirik oleh beberapa pemain yang disebut toreng. Para pemeran toreng ini terus bernyanyi, sedangkan pemain yang lain menyertai dengan membuat jalinan ritmis sesuai dengan jenis bunyi yang telah ditetapkan. Bagian ketiga, digantikan dengan lagu-lagu selanjutnya dengan pola yang sama. 

 

Menurut informasi dari para pemain seni genjek, konon Seni genjek ini diawali dari kebiasaan berkumpul, bersendagurau, disertai minum minuman keras. Kegiatan seperti ini lazim disebut metuakan. Singkat kata, kegiatan tersebut  dipandang tidak baik dan sering mendapat kecaman dari masyarakat . Kegiatan tersebut terjadi ditahun 1980-an. Sepuluh tahun kemudian , yaitu di tahun 1990an terjadi hal yang sebaliknya, dalam kegiatan metuakan tidak lagi didominasi untuk minum minuman keras melainkan hanya bernyanyi yang disertai gerakan ringan. Nama kegiatan menjadi berubah secara alami, bukan lagi metuakan tetapi megenjekan. Bahkan di era tahun 1990an Seni genjek menjadi kesenian idola. Inilah awal dari terbentuknya seni genjek . fungsi genjek : 1) Genjek sebagai hiburan; 2). Genjek sebagai karya seni; 3). Genjek sebagai media integrasi social (solidaritas) dan penyampaian pesan moral; 4). Genjek sebagai media penyembuhan alternative psikologis kejiwaan dan trauma hiling, dll.

 

*-------------

Genjek merupakan kesenian yang mengandalkan keharmonisan dan kekompakan warna vokal tanpa iringan alat-alat musik. Kata Genjek berasal dari kata genjak yang berarti bersenda gurau. Pada zaman dulu, kesenian ini biasanya dimaninkan setelah musim panen, sambil berkumpul dan minum tuak mereka bercerita sambil bernyanyi yang dipadukan dengan cipak (seni vokal tanpa makna namun tertata sehingga menciptakan keharmonisan).


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Pelaku Pencatatan

Bapak Nyoman Selatra

Desa Ngis

0

I Nyoman Mardika

Desa Ngis

0

Pelapor Karya Budaya

BPNB Denpasar

Jl. Raya Dalung-Abianbase No.107 Dalung Kuta Utara Badung

0

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047