Bokam Iwol

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000840
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Papua
Responsive image
Suku Ngalum adalah nama dari salah satu suku di Papua yang mendiami sebuah lembah yang terletak pada bagian selatan deretan pegunungan Jayawijaya. Tepatnya di daerah pegunungan bintang, lembah ini disebut Oksibil. Kata Oksibil mempunyai arti tersendiri bagi suku Ngalum, kata Oksibil terdiri dari dua kata yaitu Ok artinya Sungai atau air dan Sibil artinya dekat. Jadi kata Oksibil berarti daerah dekat sungai atau air. Penduduk yang mendiami lembah ini terdiri dari tiga suku yaitu; suku Ngalum, Muron dan Kupel. Suku Ngalum merupakan suku yang terbesar diseluruh lembah Oksibil. Kata Ngalum berarti Timur atau orang-orang yang mendiami daerah timur.Pada dasarnya perkampungan mereka amat kecil jumlah penduduknya, bentuk perkampungan mereka pada umumnya berbentuk lingkaran atau bundar. Rumah adat laki-laki (bokam iwol) berada ditengah-tengah kampung dikelilingi dengan rumah penduduk. Antara rumah adat dan rumah penduduk dibatasi dengan pagar atau tongkat-tongkat. Orang Ngalum sangat menjunjung tinggi upacara adat mereka, baik dalam segala aspek kehidupan mereka. Dalam pembangunan rumah adat (bokam iwol) masyarakat Ngalum mengadakan upacara khusus sesuai dengan adat istiadat mereka. Rumah adat ini dipandang suci yang menjadi pusat kegiatan yang mempunyai hubungan terhadap alam semesta antara manusia dan alam baka. Di dalam bokam Iwol tersimpan barang-barang yang dipandang sacral oleh mereka berupa noken yang berisikan barang-barang yang menurut mereka diterima dari Nenek moyang mereka secara turun temurun. Pada saat tertentu tua-tua adat (kakaalut) mengadakan upacara, biasanya pada malam hari atau pagi hari. Sebelum upacara dimulai seorang kakaalut yang dipercayakan berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti melalui dewa Awi (dipandang dan disamakan dengan Yesus) yang nantinya akan melanjutkan permohonan itu kepada dewa atangki ( disamakan dengan Allah Bapa). Pada upacara tersebut orang Ngalum beranggapan bahwa itu adalah cara terakhir untuk mencapai tujuan setelah berbagai cara ditempuh tetapi tidak membawa hasil. Biasanya sebelum perbaikan Bokam Iwol didahului dengan upacara menanam atau memetik keladi (om) yang akan di persembahkan kepada dewa pencipta. Upacara ini juga disertai dengan pesta pemotongan babi dalam jumlah yang besar. Bila ternyata upacara itu tidak mendatangkan perubahan maka diadakan upacara yang lain. Sebelum upacara ini dilakukan terlebih dahulu mereka menyanyikan dengan lagu-lagu yang dipersembahkan kepada dewa Atangki. Kedua, upacara Oksang dan Bar, Upacara ini seluruhnya diikuti dengan tari-tarian yang tentu saja mengandung nilai-nilai magis, dan gerakan-gerakan yang mengandung arti sesuai dengan irama lagu yang dibawakan oleh orang-orang tertentu yang turut serta. Simbol yang menyatakan identitas mereka adalah keladi (sepohon umbi keladi), ini merupakan lambing dari kehidupan mereka. Keladi diibaratkan dengan fungsi jantung dari kehidupan manusia. Jenis makanan ini pada saat ditanam harusdiikuti dengan upacara khusus bagi kaum laki-laki saja, wanita tidak diperkenankan karena akan membawa bencana bagi seluruh warga kampung. Simbol tersebut tidak hanya dinyatakan dalam wujud asbtrak dalam pikiran mereka tetapi diwujudkan dalam bentuk gambar. Gambar tersebut diletakkan pada bagian atas dari pintu masuk setiap Bokam iwol. Oleh karena itu menurut mereka apabila symbol tradisi hilang, maka kehidupan pun akan berakhir dengan kematian. Beberapa upacara resmi yang biasanya diadakan di dalam Bokam Iwol adalah sebagai berikut; 1. Perbaikan Bokam Iwol 2. Peresmian pemakaian Bokam Iwol 3. Pembukaan kebun keladi 4. Upacara Kekuarangan Makan (Narorong) 5. Upacara pembukaan dan penutupan kamil (pendewasaan) 6. Upacara pengantian tarian adat Oksang dan Bar ( kira-kira antara 10 s/d 15 tahun baru ada penggantian).

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Masyarakat suku Ngalum

Kabupaten Jayawijaya Papua

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047