Tadutan Bengkulu

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201900876
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Bengkulu
Responsive image

Sejarah masuknya tadutan di daerah padang guci berdasarkan informen di perkirakan pada saat masuk islam ke daerah pada guci sekitar  abad XVIII.

Ditinjau dari pembentukan katanya, tadutan berasal dari kata tadut yang mendapat akhiran –an. Sementara itu tentang asal usul dan arti kata tadut itu sendiri ; dari mana dan apa artinya, tidak seorang informan pun yang dapat memberikan data-data yang meyakinkan. Beberapa informan berpendapat bahwa tadut berasal dari bahasa arab, sayang nya mereka tidak dapat menjelaskan artinya. 

Jika dilihat dari segi istilah yang digunakan masyarakat  padang guci maka tadut mengacu kepada teks lisan yang berisi ajaran-ajaran, pesan –pesan agama yang bersumber dari agama islam, khusunya tasawuf. Tadutan berisi Pengetahuan-pengetahuan Pesan-Pesan , Akhlak, Etika Moral yang religius. Pesan-Pesan dan Pengetahuan-pengetahuan seperti yang dikemukakan itu disampaikan dengan menggunakan bahasa lisan yang di tambahkan atau dilagukan. Dengan kata lain, tadutan merupakan wadah pengetahuan dan pesan-pesan religi yang ditembangkan.wadah yang diciptakan itu memberikan kenikmatan estetik bahkan ini merupakan efek terpenting dari dari penembangan sehingga orang yang mendengarkan merasa tergugah hatinya. 

Tadutan dibawakan oleh satu orang, dua orang  atau lebih dengan cara bersama-sama , bukan dengan berbalas  kata atau bersahutan . 

Dari kata tadut diatas diatas dibentuk kata tadutan, bila dilihat dari segi istilah yang digunakan oleh masyarakat padang guci maka tadutan mengacu kepada pertunjukan tadut. Pertunjukan dalam arti ada waktu dan tempat, ada pembawa dalam hal ini tukang tadut , dan ada audiens. Pada bagian ini akan dibahas aspek-aspek: audiens, tukang tadut, serta waktu dan tempat pertunjukan.

Pada mulanya tadut disajikan pada waktu kaji belapik dirumah guru atau di rumah-rumah penduduk dalam rangka kaji  belapik, kemudian disajikan pula pada saat  kumpul dirumah sanak saudara sekampung yang baru pulang dari merantau dalam rangka silaturahmi, pada waktu kumpul dalam rangka aguk baik (pesta perkawinan, potong akikah, dan lain-lain). Dirumah orang yang melakukan aguk baik, serta pada waktu tangi dirumah orang yang ditimpa musibah kematian.  

Pada dasarnya berdasarkan waktu dan tempat, pertunjukan tadut dapat dibedakan kedalam tiga konteks pertunjukan , yaitu:

Konteks kaji belapik yaitu penyajian tadut ditempat orang yang menjadi tuan rumah dalam rangka pengajian. Kalau ditinjau dari suasananya adalah bersuasana pengajaran. Konteks kaji belapik maksudnya penyajian tadut pada saat kaji belapik. kaji belapik adalah semacam pengajaran masala-masalah keislaman dalam suatu kelompok pengajian (didugaberorientasi kepada ajaran tasawuf). Kelompok pengajian ini memiliki guru dan murid.

Konteks berjamaah, yaitu penyajian tadut pada waktu berkumpul dalam rangka silaturahmi kepada  sanak saudara sekampung yang baru pulang merantau dan dalam rangka aguk baik. Ditinjau dari suasananya adalah bersuasana suka. Penyajian tadut pada pada waktu kumpul-kumpul, baik kumpul-kumpul ketika aguk baik maupun kumpul-kumpul bersilaturahmi kepada sanak saudara sekampung yang baru pulang merantau. aguk baik adalah suatu keramaian bernuansa suka dirumah seseorang yang melakukan hajatan yang bersifat resmi.

Konteks Tangi yaitu penyajian tadut dalam rangka kematian di rumah orang yang ditimpa musibah kematian. Ditinjau dari suasananya adalah bersuasana duka. Penyajian tadut pada Konteks Tangi maksudnya penyajian tadut pada saat tangi untuk menghibur dan menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam teks tadut kepada ahli musibah khususnya dan kepada audiens pada umumnya. Tangi adalah serangkaia upacara kematian yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut : malam pertamnya yang disebut nentukah aghi baik buruknye ‘’menentukan hari baik buruknya’’, malam ketiga disebut nige aghi, malam kedua puluh disebut ndue puluh ‘’dua pulu’’, dan malam keempat puluh disebut ngempat puluh ‘’empat puluh.


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Ongsu

Kel. Simpang Tiga Kec. Kaur Utara

Darima

Cokoh Betung Kec Padang Guci Kab Kaur

0

Sri Temas

Cokoh Betung Kec Padang Guci Kab Kaur

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Sri Temas

Cuko Betung kec. Padang Guci hulu

0

Darima

Cuko Betung kec. Padang Guci hulu

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047