Ringget

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201900892
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Lampung
Responsive image

 

Berdasarkan sejarah Ringget sudah Ada Sejak Tahun 1870 ( sumber Meseum Lampung ) 

Ringget  merupakan salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dari mempelai wanita kepada kedua orang tua dan keluarga yang ditinggalkan. Ringget sering digunakan  dalam  adat  istiadat  lampung  yaitu  ngebekas.  Ngebekas  merupakan penyelesaian dan pelepasan mempelai wanita secara adat. Dalam acara ngebekas biasanya juga dilakukan untuk pemberian gelar adat dilakukan pada saat pemuda dan gadis meninggalkan masa remajanya atau pada saat mereka berumah tangga.

 

Prosesi gelar adat dilakukan di tempat mempelai pria maupun mempelai wanita. Pemberian gelar adat dilakukan dalam upacara adat. Jika dilakukan di tempat mempelai wanita dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok, sedangkan jika dilakukan di tempat mempelai pria dikenal dengan istilah nandekken adek dan inai adek/nandokkon adok ghik ini adok. Adapun pemberian gelar dilakukan di lingkungan masyarakat lampung sebatin dikenal dengan istilah butetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok

 

Tahun 60-an ringget masih dipakai bujang dalam menyampaikan maksudnya kepada gadis, tetapi zaman modern sekarang sudah jarang bahkan tidak pernah lagi dipakai. Selain itu juga, keterbatasan orang-orang tua yang menguasai kedio atau ringget tersebut, karena kemampuan orang tua yang menguasai ringget banyak yang sudah tidak ada lagi dan anak atau garis keturunannya pun tidak mau belajar ilmu kedio tersebut.

Ciri-ciri ringget adalah memiliki bait demi bait dan tiap baitnya terdiri dari empat baris, bersajak a-b-c-d, jumlah bait dala satuan ringget ada kurang lebih 12 bait. Isi ringget pada umumnya berupa kenangan masa lalu, harapan atau pesan-pesan yang disampaikan oleh pembaca ringget. Jika ringet digunakan dalam pelepasan mempelai wanita, pengungkapannya dilakukan sesaat sebelum keberangkatan.

*

Pesan-pesan moral pun disampaikan melalui Ringget. Ringget pun dibentuk oleh pakem nada yang sudah baku sejak dahulu, hanya saja dalam pembuatan kisahnya Ringget tidak hanya mengacu pada legenda, namun bisa pula dibuat di masa kini, tentang kondisi kekinian. Kadang Ringget digunakan pula untuk ucapan keluhan, keinginan, atau rasa terima kasih yang disampaikan kepada pemimpin, misalnya bupati atau walikota. Jadi, Ringget adalah bentuk penyampaian sastra lisan khas masyarakat Lampung, bukan merupakan isi dari legenda Lampung, namun cerita legenda dalam penyampaiannya bisa dikemas dengan Ringget. Di daerah lain semisal Lampung Barat, sastra lisan seperti Ringget dikenal dengan nama Muaya. Hanya saja baik Ringget maupun Muaya berbeda dari penyampaian nadanya.

-


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Serai Serumpun

Jl. Romowijaya No. 11 Sawah Brebes Bandar Lampung

0721255336

Sanggar Sapta Budaya

Jln Cut Nyak din No.64/48 Tanjung Karang Bandar Lampung

085366116555

MARKOS Gelar Suntan Sunan Cungkai Dilangik

Desa Kota Negara Kec. Sungkai Utara Kab. Lampung Utara

085269990222

sunancungkai@gmail.com

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Isya Sahri Gelar Sutan Turunan Migo

Abung Timur Kabupaten Lampung Utara

0

Syaiful Darmawan Gelar Sutan Penutup Ratu

Kelurahan Kota Alam Kec. Kota Bumi Kab. Lampung Utara

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047