Laksa Betawi

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201900913
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
DKI Jakarta
Responsive image

Menurut sejarah, laksa adalah makanan berjenis mi yang diberi bumbu sesuai kebudayaan peranakan. Dalam laksa ada gabungan elemen Tiongkok dan Melayu. Ada beberapa jenis laksa. Laksa yang dikenal di Indonesia adalah jenis laksa penang dengan bentuk mi-nya bulat putih dan sedikit tebal. 

Menurut Nama laksa diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta (India kuno) yaitu laksha yang artinya "banyak". Hal itu menunjukkan bahwa mi laksa dibuat dengan banyak bumbu.

Sedangkan sejarah Laksa Betawi menurut literatur tidak ada kejelasan tentang asal mula keberadaan Laksa Betawi. Tetapi, jika dilihat dari pemakaian bahan-bahannya, Laksa Betawi mendapatkan pengaruh dari etnis Tionghoa karena pemakaian ebi ke dalamnya. 

Makanan ini termasuk makanan yang sudah langka dan penjualnya mulai jarang ditemukan. Laksa Betawi merupakan hidangan berkuah yang berwarna kuning dengan aroma yang harum karena penggunaan banyak rempah ke dalamnya. Di antaranya yang khas adalah temu mangga. Temu mangga adalah sejenis empon-empon mirip dengan temu kunci tetapi memiliki bentuk empon yang lebih gendut. Saat dibaui, akan tercium aroma seperti aroma daging buah mangga yang masih muda.  Cita rasa dari temu mangga ini pun asam segar dan akan memberikan penyeimbang rasa pekat santan. Bisa dibilang, tanpa penggunaan temu mangga, Laksa Betawi tidak akan komplet cita rasanya.  

Semangkuk Laksa Betawi biasanya terdiri atas ketupat bersama dengan bihun  yang berwarna putih dan terbuat dari tepung beras. Lalu ke atasnya dituangkan kuah berwarna kuning cerah dengan potongan ayam dan sebagai pelengkapnya adalah taoge pendek (kecambah), telur rebus, kemangi, dan potongan daun kucai. Laksa Betawi makin nikmat jika disajikan bersama emping, taburan bawang merah goreng, dan sambal cabai rawit merah yang asam pedas. 

Kini, ada juga penjual yang melengkapi penyajian Laksa Betawi ini dengan penambahan Semur Betawi ke dalamnya sehingga cita rasanya menjadi lebih manis dan kuahnya akan berwarna kecokelatan. 

Rempah-rempah yang cukup banyak membuat pembuatan laksa ini sedikit lebih kompleks. Rempah yang digunakan adalah kunyit, temu mangga, jintan, ketumbar, merica, dan jahe yang ditumbuk hingga halus. Bumbu halus ini lalu ditumis hingga harum dan siap untuk diproses lebih lanjut. 

Sementara menghaluskan bumbu, ayam  direbus hingga empuk lalu dipotong-potong dadu kecil untuk dijadikan sebagai pelengkap kuah. Santan direbus bersama ebi hingga santan mendidih dan ditambahkan dengan bumbu yang telah dihaluskan. Santan berbumbu ini lalu dimasak perlahan di atas api kecil hingga mendidih kembali dan beraroma harum. 

Sebagai pelengkap, disediakan ketupat bersama bihun dari tepung beras. Selain itu, beragam bahan lain seperti telur rebus, kecambah, daun kemangi, daun kucai, bawang merah goreng, dan sambal cabai rawit merah sehingga Laksa Betawi yang akan disajikan akan menjadi hidangan sepinggan yang komplet untuk dinikmati.  

Laksa Betawi bisa dikatakan sebagai hidangan yang komplet yang menyajikan ketupat dengan beragam bahan protein lainnya sebagai penyeimbang. Bisa dilihat bahwa ada telur rebus, taoge pendek, daun kemangi, potongan daun kucai yang disiram oleh kuah kuning berisi potongan daging ayam dan ebi. Aromanya tentu mengundang selera karena pemakaian rempah-rempah. Santan juga menyumbang cita rasa gurih sedikit manis sehingga Laksa Betawi mudah menjadi makanan favorit bagi siapa saja. 

Laksa Betawi memiliki cita rasa yang berbeda dengan laksa dari daerah lainnya. Meski kuahnya tampak serupa berwarna kuning, namun kuah laksa Betawi biasanya menggunakan udang rebon. Sedangkan laksa bogor, kuah kentalnya berasal dari potongan oncom. Cara penyajiannya juga berbeda seperti dijelaskan di atas. Laksa Betawi lazimnya berisi telur, ketupat, tauge pendek, daun kemangi, perkedel dan kucai biasanya dimakan dengan semur Betawi. Ada juga yang menambahkan bihun dan tetapi keduanya hanya sebagai variasi atau tambahan. Sedangkan laksa Bogor dalam campurannya ada ketupat, bihun, tauge panjang, suwiran daging ayam, udang, dan telur rebus, biasanya dimakan dengan sambal cuka.

Penjual Laksa Betawi menjajakan makanan ini dalam gerobak dengan  Biasanya Laksa Betawi disajikan dalam mangkuk karena hidangan ini merupakan hidangan berkuah banyak. Penjual laksa biasanya terkonsentrasi di wilayah perkampungan Betawi dengan menggunakan gerobak dorong. Yang unik dari gerobak Laksa Betawi ini adalah adanya bakul dari bambu beralas daun pisang sebagai wadah untuk mi dari tepung beras. Gerobak penjual laksa ini dapat ditemui di Setu Babakan dan Rawa Belong yang merupakan kantong pemukiman masyarakat Betawi. 

Selain dengan gerobak, penjual Laksa Betawi ini juga ada yang menetap di satu tempat tertentu seperti di daerah Ashirot, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Namun, bagaimanapun penyebaran wilayah Laksa Betawi tidak hanya ada di pusat-pusat pemukiman masyarakat Betawi saja. Di beberapa wilayah seperti Kota Tua di bilangan Jakarta Barat dan Pondok Bambu di Jakarta Timur juga kadang ditemukan penjual Laksa Betawi yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan gerobak dorong. 

Laksa Betawi ini biasanya muncul berkaitan dengan upacara perkawinan orang Betawi. Karena itu biasanya Laksa Betawi disebut juga sebagai Laksa Pengantin. Saat acara lamaran dalan adat perkawinan Betawi selalu disertakan shie, peti kayu berukir berisi bahan makanan. Peti tersebut merupakan syarat utama upacara lamaran. Bahan makanan yang berada di dalam peti adalah bahan-bahan yang akan digunakan oleh pengantin wanita untuk membuat laksa dan membawanya ke rumah mertua saat tradisi Pulang Tige Ari. Laksa bawaan pengantin wanita tersebut adalah sebagai bukti bahwa pengantin wanita mahir memasak. 

Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Laksa Betawi adalah ungkapan rasa syukur orang tua pengantin laki-laki saat mengetahui bahwa menantu wanitanya masih suci. Ungkapan rasa syukur tersebut diwujudkan dengan mengirimkan shie, peti berukir berisi bahan makanan, ke rumah besan. Oleh besan, bahan makanan tersebut diolah menjadi laksa. Karena itu, laksa tersebut kerap dinamakan sebagai Laksa Pengantin. 

Laksa yang sudah matang lalu dikirimkan ke rumah pengantin laki-laki dan upacara makan laksa dilakukan di kediaman pengantin pria dengan dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak. 


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB)

Gd. Nyi Ageng Serang Lt. 6, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Kuningan, Jakarta Selatan

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Cucu Sulaicha

Gd. Nyi Ageng Serang Lt. 6, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Kuningan, Jakarta Selatan

Anisa D. Sitawati

Gd. Nyi Ageng Serang Lt. 6, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Kuningan, Jakarta Selatan

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047