Ketupat Lepas Betawi

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201900922
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
DKI Jakarta
Responsive image

 

Ketupat lepas adalah ritual yang berhubungan dengan nazar si empunya hajat. Melalui upacara yang disaksikan oleh Kembang Topeng, menandakan bahwa si empunya hajat telah melunasi nazarnya, Upacara dilakukan dengan ketupat yang diletakkan di atas beras kuning bercampur dengan uang logam. Pada saat bersamaan Kembang Topeng dan orang yang dinazari memegang ketupat itu dan dari dalam ada orang yang membacakan doa. Setelah doa selesai dibacakan, ketupat dihentakkan dan uang diperebutkan oleh anak-anak yang telah siap di bagian muka. 

 

Upacara ketupat  lepas dilakukan setelah neptu, apabila teater topeng Betawi dipertunjukan sehubungan dengan nazar. Nazar pernah diucapkan si empunya hajat ketika keluarganya mendapat musibah. Misalnya anak yang di lahirkan meninggal berturut-turut atau ada anaknya yang sering sakit. Untuk mengatasi musibah ini si empunya hajat berujar, bila anak yang dilahirkan tidak meninggal atau bila anak tidak sakit lagi, maka kelak kalau ia menikah ata kalau ia dikhitan akan di panggil topeng. Upacara ketupat lepas yang dilakukan bagi anak yang dinazari berfungsi sebagai tanda bahwa nazar telah dibayar dengan disaksikan oleh Kembang  Topeng dan penonton.

 

Upacara ketupat lepas dilakukan dengan menggunakan sebuah kulit ketupat yang diletakan di atas piring yang berisi beras (orang sering pula menggunakan beras jering) dan uang logam. Piring dipegang oleh orang yang telah mengucapkan nazar, dan ketupat dipengang oleh dua orang, yaitu sebelah ujungnya dipegang oleh Kembang Topeng dan sebalah ujung yang lain dipegang oleh yang dinazari. Seorang pimpinan upacara yang bisanya juga merangkap sebagai ketua perkumpulan, tukang rebab atau orang yang dianggap tua akan membaca mantra, dan sebelumnya ia akan meminta permohonan penonton dengan berteriak. Sebagai contoh berikut ini di sajikan rekaman mantra upacara ketupat lepas perkumpulan teater topeng Betawi Marga Sari. Bila mantra upacara ketupat lepas dari Kanda Wetan dibandingkan dengan mantra dari Kanda-Kulon, maka mantra perkumpulan teater topeng Betawi Kanda-Wetan lebih panjang, dan juga tidak kedengaran sakral.

 

Ketua upacara :  Minta disaksikan sama sanak saudara, yang  tua, yang muda, yang kecil, yang besar, yang laki dan perempuan, seluruh hadirin remaja lainnya.

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara :  Karena Bapak Kisam tempo dulu dia ada ucapan bini dan lakinya

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara : Waktu  yang dulu mempunyai anak laki-laki, kerajang sakit pilek, panas, tidak masuk nasi sematang, enggak masuk aer    setetes.

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara :  Hilang pikirannya jadi ngucap;  Bapak Kisam kalo anaknya penyakit jadi waras, baik cara panjang umur, gampang rejeki, 

    jauh di langit  gampang dirawatin. Dari kecil sehingga gede, bisa kemakan tenaganya

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara : Ni nak kalo diselamin mau dinggapin topeng Bapak Kacrit atau du babak.

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara :  Kesatu. Kedua, cucunya kerajang penyakit juga. Kalo akan jadi waras, baik jalannya, panjang umurnya, cepet kena rejekinya, kalau mamang sunat akan dicarikan ketupat lepas juga.

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara :  Dinyatakan malam ini kesaksian orang banyak membayr kaul anakanya.

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara :  Nama anak itu dayangnya banget, tanpa dibatal istrinya inget, ini jaman baru banget, supaya minta Tuhan berkat selamat.

Penonton :  Betuuuul

Ketua upacara : Utang uang dibayar uang, uang tinggi jangan terulang sampai jiwa anaknya terbuang-buang.

Penonton :  Betuuuul

Ketua upacara :  Utang pati harus diganti, pedati, Abis uang mesti juga seneng di dalam ati. Ikan kebo dimasak bugis, ngambil utang di tiang layar, sepuluh ari dia punya tujuh keranjang, sekarang kaulan lagi dilayar. 

Penonton :  Yaaa.............

Ketua upacara : Topeng bertandak pake kipas. Mandor jaga dengan upah, duduk dia menarik napas. Ini kaulan anak nya dilahirkan. Sabun cuci, sepat selar, yang wali masuk kapan pas. Sudah cukup, sudah kelar, kini tinggal 

   menarik ketupat yang lepas.

   Tarik...............

Penonton :  Yaaa............. 

Panjang tidaknya mantra dalam upacara ketupat lepas tergantung dari kemahiran ketua upacaranya. Mantra yang dibacakan di Kanda-Kulon kebanyakan tidak terlalu panjang seperti perkumpulan-perkumpulan di daerah sebelah timurnya. Contoh mantra Kanda-Kulon sebagai berikut:

Ketua upacara : Buat perhatian anak. Tua muda, kecil besar, 

  laki perempuan. Sukur dimasa ini.

  Buktilah perkataan Bapak Soleh. Bukti  

  nyata, kesaksian orang rame-eame di malam   

  ini.

Penonton : Yaaa.............

Ketua upacara : Utang uang dibayar uang. Uang taon 

  samiwati. Juang janganjiwanya ke buang-

  buang. Utang padi jerambet diganti pedati. 

  Abis uang seperti, supaya senang di dalam 

  hati. Tarik ketupat lepas,

 Tarik................

 

Setelah mantra selesai dibacakan, ketupatat dihental oleh Kembang Topeng bersama dengan anak yang dinazari. Karena hentakan itu maka beras dan uang pun berhambur. Benda-benda itu diperebutkan oleh karena itu maka nonton anak-anak yang duduk di bagian muka tempat pertunjukan. 

 

Mantra yang diucapkan dalam upacara ketupat lepas tidak mempunyai rumusan yang baku. Setiap perkumpulan atau bahkan setiap “dukun” dapat mebuat rumusan sendiri. Setelah upacara ketupat lepas Kembang Topeng mendapat uang ala kadarnya dari empunya hajat.

 

Benda-benda digunakan dalam upacara ketupat lepas, seperti ketupat yang di buat dari kelapa muda, uang logam, bunga dan beras mempunyai arti sendiri, tetapi orang Betawi yang langsung berhubungan dengan benda-benda itu tidak lagi dapat menjelaskan arti benda-benda upacara itu.

 

Nazar beserta ketupat lepasnya hanya dilakukan oleh teater topeng Betawi dan tidak oleh teater-teater Betawi lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya tokoh Kembang Topeng yang dianggap mempunyai kekuatan magis.

 

Seiring pergeseran zaman, Topeng Betawi tampaknya telah terjadi transformasi yang menggambarkan perubahan Topeng. Esensi Topeng yang sakral dan magis tak lagi menjadi motivasi bagi yang punya hajat. Topeng tak lagi berfungsi sebagai penolak bala atau nazar bagi anak yang sering sakit-sakitan, karena telah banyak puskesmas makin mudah dijangkau. Begitu pula dengan kegiatan upacara Ketupat Lepas yang merupakan bagian dari kegiatan pementasan Topeng mulai bergeser. Ketupas Lepas pada masyarakat Betawi menjadi ritual yang berhubungan dengan nazar bagi si empunya hajat seperti pada pernikahan dan sunatan. Melalui upacara Ketupat Lepas ini juga  menandakan bahwa si empunya hajat telah melunasi nazarnya seperti upacara ketupat lepas yang dilaksanakan pada berbagai acara formal sebagai bagian sermonial kegiatan sebuah event untuk pembukaan acara yang menandakan pelaksanaaan sebuah kegiatan.


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Kinang Putra

Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan

0

Sanggar Ratnasari

Jl. Masjid Baiturrohmah No. 36, Susukan, RT.2/RW.8, Susukan, Ciracas, Kota Jakarta Timur

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Rachmat Ruchiat

Jl. Cibubur III RT. 06 RW. 01 Kel. Cibubur Kel. Ciracas Jakarta Timur

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047