Upacara Adat Tunggul Wulung

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201900968
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
DI Yogyakarta
Responsive image

 

Upacara adat Tunggul Wulung adalah salah satu bentuk upacara bersih desa di Desa Sendang Agung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman. Upacara ini dilaksanakan sebagai perwujudan rasa syukur dan permohonan kepada Tuhan, agar mendapatkan berkah dan kesejahteraan serta perlindungan dari segala bencana. Secara khusus, upacara ini sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap Ki Ageng Tunggul Wulung, seorang tokoh yang dipercaya sebagai seorang bangsawan dari kerajaan Majapahit. Keberadaan tokoh ini yang kemudian dipercaya oleh masyarakat sebagai perantara dalam memohon kesejahteraan hidup dan perlindungan dari bencana kepada Tuhan, sehingga memunculkan upacara adat Tunggul Wulung yang dilaksanakan turun temurun secara rutin.

Upacara adat ini dilaksanakan pada hari Jumat Pon, setelah musim panen, sekitar Bulan Agustus, setahun sekali. Dipilihnya hari Jumat Pon sebagai hari yang dikeramatkan karena pada hari itu terjadi peristiwa moksa (hilang beserta raga) Ki Ageng Tunggul Wulung beserta istri dan seluruh pengikutnya dan binatang peliharaannya. Peristiwa moksa ini terjadi ketika dilakukan tirakat untuk mendapatkan petunjuk pada lokasi di bawah Pohon Timoho di dekat Sungai Progo, yaitu dusun Dukuhan Sendang Agung Minggir. Lokasi tersebut kemudian dibuatkan nisan seperti layaknya makam yang dipahami oleh masyarakat sebagai tempat melakukan ziarah dan tirakat, terutama pada malam Jumat Pon. Berkaitan dengan makam tersebut, suatu peristiwa terjadi hilangnya seorang penari tayub yang sedang melaksanakan tirakat untuk memperoleh keselamatan dan penglarisan, sehingga sejak saat itu upacara adat ini selalu disertai dengan tayub dan sesaji. Tayuban yang pada intinya bertujuan untuk kesuburan, wajib dilaksanakan dalam rangkaian pelaksanaan, yang berfungsi sebagai pengesah (legitimasi) dalam upacara bersih desa.

Dalam upacara tersebut ketentuan dan peraturan yang ada tidak boleh diganti dengan ketentuan dan pertauran yang lain, yang malah akan menyebabkan bencana.

Secara umum prosesi upacara dipimpin oleh juru kunci, yang terbagi dalam 2 lokasi. Juru kunci mempimpin upacara kenduri selamatan di petilasan, sedangkan kenduri di lokasi kedua berada di rumah juru kunci, dengan dipimpin oleh kaum atau rois. Peserta kenduri adalah kepala keluarga dari dusun-dusun di Desa Sendang Agung, yang masing-masing menyediakan rangkaian nasi dan kelengkapannya yang akan dikendurikan, dimakan bersama dan dibagi-bagi kepada masyarakat setelah mendapatkan doa dari juru kunci. Kelengkapan acara upacara adat ini adalah kirab pasukan, pusaka, sesaji, rangkaian hasil bumi, dan kelompok kesenian, di awal prosesi menuju rumah juru kunci untuk menyerahkan semua kelengkapan kirab, sebagai sarana melaksanakan ritual dan doa di petilasan. Selanjutnya, sebagai puncak acara adalah pergelaran seni pertunjukan Tayub di depan rumah juru kunci dan diakhiri dengan pergelaran wayang kulit dengan lakon ”Sri Mulih” atau ”Sri Boyong”. Lakon ini dipilih karena ritual kesuburan yang menyiratkan perjumpaan kebahagiaan pasangan laki dan perempuan.

Hal yang pokok pada upacara ini seperti disebutkan pada keterangan di atas adalah (1) prosesi pengambilan air di salah satu sumber mata air di Sumber Beji Dusun Diro;(2) uborampe sesaji yang disiapkan di pendopo juru kunci dan kiriman berkat petilasan moksa di pinggir sungai progo di bawah pohon Timoho yang nantinya akan didoakan mudin atau kyai (uborampe tidak boleh dicicipi selama dibuat karena dianggap menyisakan makanan) dan dibagikan kembali kepada masyarakat;(3) pemenetasan Tayub;(4) Pementasan Wayang Lakon Sri Mulih. Upacara adat ini terus dilaksanakan hingga pada tahun 2019 ini rutin setiap tahun dengan dana swadaya dan dukungan pemerintah desa. Ragam acara kegiatan ini kemudian bertambah seiring dengan aktivitas ekonomin dan sosial keagamaan yang ingin ditumbuhkan pada upacara ini yakni pengajian, arak-arakan dan pasar malam.

Upacara adat ini pada perkembangannya mampu mempertahankan esensinya dan bahkan mampu memberikan peran dan memperkuat fungsi agama, sosial, budaya dan ekonomi kepada masyarakat pendukungnya. Secara khusus, upacara adat ini mampu mewujudkan nilai-nilai kehidupan seperti gotong royong, kerukunan, kebersamaan membangun dalam masyarakat, serta meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Upacara Bersih Desa Tunggul Wulung dilaksanakan pada setiap tahun sekali, setiap Jumat Pon setelah panen musim penghujan. Adapun prosesi upacara tersebut diawali dari Sendang Beji atau Diro menuju makam Ki Tunggul Wulung. Pada waktu yang bersamaan dari Kantor Desa Sendang Agung juga diberangkatkan semua hasil yang ada di wilkayahnya dengan diiringi kesenian kesenian tradisional. Setelah dipertigaan dusun Dukuhan iring-iringan yang dieberangkatkan baik dari Sendang Agung maupun dari Kantor Desa Sendang Agung bertemu di tengah jalan lalu bersama-sama menuju ke makam Ki Tunggul Wulung. Akan tetapi sebelumnya dibawa ke rumah juru kunci dan disana diadakan upacara dan tari tayub kemudian kenduri yang dilanjutkan ziarah ke makam Tunggul Wulung. Disana juga digelar tari tayub dan malamnya diadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.

-


Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Dusun Diro (Beji ) Sendangmulyo Minggir

Dusun Diro (Beji ) Sendangmulyo Minggir, Sleman, Sendang agung Kecamatan Minggir Sleman

0

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Purwadmadi

Karangjati RT 06 RW 37, Sinduadi Mlati Sleman

0818267725

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047