Tari Sireh

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901015
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Responsive image

Tari sireh merupakan hasil karya cipta nenek moyang dan leluhur masyarakat dusun Buani meskipun secara pasti tidak dapat diketahui siapa nama penciptanya karena tarian ini sudah diwariskan secara turun-temurun sebagai warisan leluhur beberapa generasi sebelumnya, meskipun tidak ada sumber tertulis yang menyebutkan kapan tarian ini diciptakan dan oleh siapa penciptanya, namun secara lisan telah dijelaskan secara turun-temurun kepada tokoh tokoh masyarakat.

Dari hal tersebut di atas dapat dipaparkan disini bahwa tari Sireh ini berasal dari tradisi memasak atau memakan daun sirih beserta seluruh kelengkapan tersebut. Ada sebuah kisah pada zaman dahulu bahwa beberapa orang perempuan saling berkunjung ke rumah tetangga di sekitar dusun Buani terdekat. Pada saat berkunjung atau bertamu, mereka diterima dan dijamu oleh tuan rumah. Umumnya tuan rumah menyuguhkan pabuan yang berisi daun sirih beserta seluruh kelengkapannya.

Dalum suatu pementasan tari tentunya memiliki durasi menari tertentu. Demikian halnya tari streh memiliki durasi pementasan tari, yang biasanya tergantung permintaan dari si pemesan tarian tersebut. Lama waktu pementasan sangat fleksibel, mulai dari durasi 5 menit, 20 menit, 30 menit dan sebagainya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan.

Tari sireh di dusun Buani, desa Bentek, kecamatan Gangga memiliki pembabakan tari dalam setiap pementasan, pembabakan tersebut mulai dari tarian pembuka, isi dan tarian penutup. Adapun pembabakan dalam tari sireh adalah sebagai berikut:

Tarian pembuka dalam tari streh disebut dengan igelan menembak menggunakan Tarian numparg tampik Saat awal masuknya penari di panggung, jumlah penari di bagi dua. Satu baris terdiri dari tiga orang penari di sebelah kanan dan tiga orang lagi disebelah kanan melangkah masuk ke tengah panggung dengan bebaris beiringan sambil melompat kecil, dengan kaki kanan di depan sambil melompat dan tangan kanan kanan digerakan ke atas secara bergantian dengan tangan kiri sambil menggoyang pinggul serta tangan kiri mengibaskan selendang ke atas sampai tiga kali hitungan langkah lompatan. Ini menceritakan tentang para penari masuk ke rumah tetangganya untuk dijamu makan sireh atau memamaq. Mereka disuguhkan pebuan yang berisi daun sirih beserta seluruh kelengkapannya. Pada saat mereka menikmati suguhan daun sirih tersebut ternyata buah pinang yang dikonsumsi tersebut merupakan buah pinang Jol jol-Pusing) artinya buah pinang yang bisa membuat siapapun yang mengkonsumsinya menjadi pusing. Ciri khas pada bagian ini adalah gerakan tangan menumpang dan menampik yaitu gerakan tangan kanan digerakkan ke atas secara bergantian dengan tangan kiri.

Tarian ini disebut dengan iklan penengah dengan menggunakan Tarian parade dan kejedot. Pada tahapan isi, diceritakan bahawa penari dalam kondisi pusing, seperti orang mabuk tersebut mereka akhirnya bertingkah  tidak wajar yakni, melakukan tari-tarian sambil melelakaq/bersyair/bernyanyi. mereka juga menggunakan bongot/udeng seperti layaknya laki-laki. setelah sekian lama menari karena pusing, akhirnya mereka sedikit demi sedkit mereka mlai sadar digambarkan dalam Tarian Kejerot. pada bagian isi dalam Tari Sireh ini para menggerakan pinggulnya kekanan dan kekiri, dan gerakan tangan kanan dan kiri sambil memegang selendang yang digerakan ke depan atau ke atas dengan cara bergantian. dikombinasikan dengan gerakan kepala, dengan cara menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri disertai gerakan memutar tangan.

Ciri khas pada Tarian parade adalah gerakan pinggul yang dilakukan dengan cepat, kemudian diikuti gerakan kedeser yaitu gerakan kaki para penari untuk berpindah tempat secara cepat dari kiri ke kanan, sedangkan pada tari kajerot ciri khas gerakanya adalah pada gerakan pundak yang dilakukan oleh penari. Penari menggerakan pundak kanan dan kiri keatas dan kebawah secara bergantian.

Tarian penutup pada tari sireh disebut dengan igelan penutup dengan menggunakan tarian gending halus. Diceritakan pada bagian ini para penari seolah telah tersadar sepenuhnya akibat mabuk dari buah jol tersebut. Penari lalu memunculkan sifat asli n'ereka yang lemah lembut dan gemulai yang dimunculkan dalam bagian ini. Ciri khas pada baian ini adalah dengan tempo musik yang lebih lambat dan lembut, gerakan didominasi gerakan yang lebih pelan. Penari merntangkan tangan kanan sambil mengerak-gerakananya sambil bergeser perlahan dan akhirnya ditutup dengan mencakupkan kedua tangan di dada.

 

*------------

Tari Sireh yang awal mulanya berasal dari kebiasaan orang setiap datang/bertamu baik laki maupun perempuan tua ataupun muda mereka di sambut dengan kebiasaan yang menyubuhkan Peminang (Pebuan). Isi dalam Penginang (Pebuan) ada Daun Sireh, Pinang (Lekok Buaq), ada pula kelengkapan lainnya dan kebiasaan ini turun kemurun dilakukan oleh masyarakat adat pada khususnya dan masyarakat pada umunya dan sekaligus menjadi tradisi dan budaya masyarakat Lombok Utara (Paerdaya). Dengan kebiasaan-kebiasaan seperti ini maka dilakukan sungguhan Penginang (Pebuan) pada acara ritual memberi tamu dan terlebih berkesan pada situasi para muda mudi disaat Ngayo (Midang). Dengan keunikan ini maka setiap orang berdatangan dalam sugguhan penginang (Pebuan) setiap orang yang menerima Penginang (Pebuan) wajib untuk makan Sireh (Mamak). Setelah mereka mengamati dan merenungkan makan Sirih diciptakanlah menjadi sebuah Tarian yang dikenal dengan Tari Sireh. Tari Sireh busananya mirip dengan busana laki-laki tetapi yang melakukan Tari Sireh adalah kaum Perempuan yang tadi terkesan busana Tari Sireh menyerupai busana kaum laki-laki.


Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Sireh Beriuk Sadar

Dusun Buani, Desa Bentek, Kecamatan Gangga

0

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Sudihartono (Ketua Sanggar Sireh Beriuk Sadar)

Jln.Raden Bereneng, Dusun Buani, Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara

082339940463

Sukma Adi Dharmma (Kepala Dusun Buani)

Jln.Raden Bereneng, Dusun Buani, Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara

081229806463

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047