Ikat Tenun Sikka

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901016
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Responsive image

Ikat Tenun atau Utan(g) Sikka merupakan suatu hasil karya budaya asli Kabupaten Sikka yang dikerjakan oleh para wanita sejak dahulu dengan cara ikat dan tenun menggunakkan alat-alat tradisional. Warisan Budaya leluhur ini sampai sekarang masih tetap dipertahankan dan dikembangkan, karena  memiliki filosofi dan nilai estetika yang tinggi baik berlambang status sosial dan budaya  maupun bernilai ekonomi. Adapun proses kerja ikat tenun  membutuhkan waktu yang cukup lama  berawal dari menyiapkan peralatan, proses mendapatkan serat kapas, membuat serat menjadi benang, proses mengikat di atas benang, pewarnaan secara alami, menyusun lungsing dan menenun dilakukan secara turun temurun sebagai pekerjaan pokok kaum wanita selain mengurus rumah tangga dan kebun tanpa melalui suatu pendidikan formal atau pelatihan khusus.

Motif-motif yang dihasilkan sangat beragam dan bervariasi baik motif yang menampilkan keaslian sarung zaman dulu yang disebut Utan(g) Jentiu maupun motif kreasi pengrajin sendiri. Ikat Tenun Sikka memiliki kekhasan dan sangat populer baik nasional maupun internasional karena masing-masing motif mempunyai pesan moral tersendiri dan dapat dibedakan dengan jelas dari motif-motif daerah lain yang ada di Indonesia dan menjadi icon Pemerintah Kabupaten Sikka. Sampai sekarang sebanyak 52 motif Ikat Tenun Sikka telah mendapat pengakuan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Karena memiliki nilai jual dan sejarah yang tinggi maka Pemerintah Kabupaten Sikka sangat mendukung segala upaya pengembangan dan pelestariannya. Salah satu bukti dukungan pemerintah ini yakni dengan mengelar sebuah Event  nasional Rekor Muri Seni Ikat Tenun  tahun 2015 dan mendapat kemenangan karena dapat diwakili  oleh seribu Penenun Wanita Kabupaten Sikka. Kemenangan ini diumumkan dan sertifikatnya  diserahkan oleh Ibu Mufidah Yusuf Kalla pada tanggal 11 Nopember 2015 di Kabupaten Sikka.

Selain Ikat Tenun untuk menghasilkan Utan(g) yakni sarung wanita para pengrajin di Maumere juga melakukan tenun sulam untuk sarung laki-laki yang disebut Lipa. Ada beberapa jenis dan nama sarung laki-laki yaitu Lipa Prenggi, Lipa Loen Peten, Lipa Liin, Lipa Huran, Lipa Tokang. Bagi Masyarakat Kabupaten Sikka hasil tenunan berupa Utan(g) dan Lipa digunakan untuk upacara adat atau momen-momen kehidupan seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian selain untuk dipakai  sebagai pakaian adat dan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Oleh karena Ikat Tenun Maumere ini merupakan warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan, dipertahankan dan dikembangkan maka diharapkan semoga kedepan pemerintah dapat menetapkan  Ikat Tenun Mumere ini sebagai sebuah Warisan Budaya Leluhur Kabupaten Sikka

 

 

*-----------------

Kain Tenun Sikka merupakan tradisi tenun secara turun temurun yang hingga sekarang terus hidup di Kabupaten Sikka tepatnya di Nusa Tenggara Timur. Dari pekerjaanya jelas tradisi ini lebih melekat dengan bidang karya perempuan dan menjadi salah satu kekhasan dari daerah Sikka. Fungsi dari Kain Tenun Sikka ini sebagai pakaian sehari-hari dari masyarakat Sikka, namun kain tenun ini juga dijadikan sebagai mas kawin (belis) dan upacara-upacara adat orang Sikka. Kain tenun biasa dipakai untuk sarung perempuan (utang), sarung pria (lipa) dan ikat kepala (lensu). Pesan moral edukatif tentang kain tenun dalam adat budaya Sikka adalah Du?a utan(g)ling labu welin(g) yang artinya ?kain sarung dan baju setiap wanita haruslah bernilai, berharga?. Motif pada Kain Sikka juga mempunyai arti tersendiri bagi penenunnya,ada beberapa motif yang sering dituangkan dalam menenun kain tenun sikka ini antara lain : 1. Motif binatang jantan dan betina seperti kuda,rusa, buaya, kadal, ular,naga,ikan,gurita,ketam, udang,ayam,murai,elang dan kaka tua 2. Motif tumbuh-tumbuhan seperti pohon tanpa identifikasi dan sayur-sayuran 3. Motif empat kaki ayam adalah pars pro toto bagi ayam atau ayam naga, pengaruh lukisan bentuk naga pada berbagai tembikar cina 4. Motif merak,musang dan kalong adalah pengaruh yang baru datang kemudian Sedangkan motif kain tenun yang mempunyai arti simbolik antara lain utang moko yang digunakan untuk upacara perladangan, utang breke sebagai upacara tolak bala, utang jarang atabi?an sebagai upacara kematian,utang merak sebagai pakaian pengantin perempuan, utang mitang merupakan motif untuk orang tua, utang wenda merupakan motif hidup bahagia, utang rempe sikk bersimbol hidup rukun, utang mawarani bersimbol bintang kejora,utang sesa we?or digunakan buat pengantin yang dilambangkan burung murai berpasangan.


Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

-

-

0

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Pengrajin Ikat Tenun

Kabupaten Sikka

0

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047