Ganjur

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901025
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Kalimantan Timur
Responsive image

Erau merupakan sebuah tradisi dan ritual yang masih terpelihara dan telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Kutai Kartanegara. Dalam perjalananya terdapat perubahan-perubahan materi yang menyesuaikan kondisi kekinian, khususnya transisi keyakinan dari era Hindu ke Islam, namun makna yang terkandung didalamnya masih tetap dipertahankan sebagai adat yang diadatkan khusus lingkungan kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Perkembangan zaman telah terjadi namun adat istiadat ini perlu dipertahankan sebagai suatu kelompok yang selalu menghargai hubungan sosial baik nyata maupun tidak nyata sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Tari Ganjur merupakan sebuah kesenian yang berkembang serta dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Tari Ganjur merupakan suatu pertunjukan yang berbentuk upacara, bersifat ritual, dan hanya dipentaskan pada upacara-upacara tertentu dan secara tertutup, misalnya saja pada upacara penobatan Raja, bahkan selalu hadir dalam upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Tarian ini merupakan tarian pecampuran antara dua budaya yaitu, budaya Kutai dan Jawa, yang terlihat pada segi gerak dan instrument yang digunakan dalam mengiringi  tari Ganjur.

Kehadiran tari Ganjur pada upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura dalam acara Bepelas Sultan, memberikan peranan penting dalam acara tersebut. Kehadiran dalam upacara tersebut adalah sebagai sarana ritual,karena ritual merupakan suatu bentuk upacara yang berhubungan dengan beberapa kepercayaan atau agama dengan ditandai oleh sifat khusus yang menimbulkan rasa hormat kepada leluhur yang berarti merupakan suatu pengalaman yang suci atau sakral. Kesenian yang hadir dalam upacara ritual tidak hanya dipandang dari bentuknya yang merupakan hiasan atau semacam alat saja, tetapi lebih pada emosi kepercayaan dan keyakinan yang ada.

Berdasarkan bentuk pertunjukan tari Ganjur pada upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura terdapat tiga bagian yaitu bagian pertama langkah, kedua adu Gadan dan yang ketiga pupus, pembagian ini terlihat jelas dari perpindahan iringan tarinya. Pertunjukan tari Ganjur didukung dari beberapa aspek, diantaranya aspek gerak dan properti yang digunakan oleh penari. Properti pada tari Ganjur adalah Gada yang terbuat dari kayu berlapiskan kain yang biasanya disebut dengan ganjur.

Tari Ganjur dan beberapa aspek pendukungnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu bentuk pertunjukan. Kehadiran tari Ganjur dalam upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura mempunyai peranan yang sangat penting dalam acara Bepelas sultan. Tarian ini diperuntukan menurunkan sangyang Sri Gamboh dan Pangeran Sri Ganjur untuk menjaga keamanan di sekeliling Tiang Ayu. Tari Ganjur pun termasuk dalam simbol kekuasan Sultan, yang terlihat bentuk pertunjukannya tarian ini hanya di hadirkan dalam upacara-upacara tertentu dan tertutup, sedangkan penari dan pemusiknya tidak sembarangan orang, melainkan harus dari keturunan atau kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Keberadaan Tari Ganjur yang merupakan rangkaian dari acara Bepelas Sultan dalam upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura, tidak dapat disajikan tanpa adanya Gamelan Kutai, dan juga tarian ini berperan penting dalam upacara Erau, karena tanpa adanya atau tidak dilaksanankannya tarian ini di dalam susunan upacara Erau, maka diyakini bahwa upacara Erau dalam pelaksanaannya tidak akan berjalan lancar. Tari Ganjur juga selalu hadir setiap acara Bepelas Sultan berlangsung, walaupun ada beberapa malam tidak dilaksanakan tetapi itu sudah ada aturan dari sananya, sehingga keberadaan Tari Ganjur ini sangat berkaitan dan tidak dapat terlepas dari upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura khususnya pada malam Bepelas Sultan.

Tari Ganjur merupakan kesenian yang berbentuk ritual dalam sebuah upacara adat yaitu Upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura, yang dilestarikan oleh masyarakat kota Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.Tari Ganjur merupakan tarian Klasik yang dimiliki oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dalam bentuk koreografi kelompok, karena dapat dilihat dari bentuk pertunjukan tari ganjur yang ditarikan oleh empat penari laik-laki. Di dalam tari Ganjur menggunakan sebuah properti Gada yang biasa disebut dengan ganjur. Tari Ganjur menggambarkan seorang pangeran yang sedang menjaga keamanan tiang ayu agar pada saat acara Bepelas Sultan tidak diganggu oleh roh-roh jahat. Tari Ganjur mengenakan busana atasan miskat sedangkan bawahannya mengenakan celana panjang berwarna hitam dipadukan dengan sarung Samarinda. Rias penari menggunakan rias natural, serta iringan tari menggunakan seperangkat alat gamelan Kutai.

Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan adalah analisis koreografi tari Ganjur pada Upacara Erau Adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka akan meminjam teori Y. Sumandiyo Hadi mengenai Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Menurut Y. Sumandiyo Hadi ketiga konsep bentuk, teknik, dan isi ini tidak dapat dipisahkan dalam sebuah pertunjukan tari. Dalam penelitian ini tari Ganjur pada Upacara Erau Adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura dapat ditinjau dari aspek bentuk, teknik, dan isi. Aspek bentuk tari Ganjur terbagi menjadi tiga bagian, pembagian ini terlihat dari perpindahan iringan musiknya. Aspek teknik gerak tari Ganjur terdapat kesamaan dengan gerak tari Klasik yang ada di Surakarta dan Yogyakarta. Aspek isi tari Ganjur bertemakan keamanan yang bertujuan untuk menjaga keamanan daerah sekeliling Tiang Ayu. Kehadiran tari Ganjur dalam upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura sangat berperan penting dalam acara bepelas sultan, karena kehadirannya diperuntukan menurunkan Pangeran Sri Ganjur untuk menjaga keamanan tiang ayu dari roh-roh jahat, dan kehadirannya selalu ada pada malam Bepelas Sultan.

 

*-----------------

Tari Kanjar Ganjur adalah salah satu jenis upacara kesenian yang merupakan warisan dari Kesultanan Kutai Kertanegara. Tarian ini biasa ditampilkan oleh kerabat istana pada saat penyambutan tamu, pesta perkawinanan, pengangkatan putera mahkota, pemberian gelar dan pada saat pesta upacara Erau. Selain itu, dahulu tari ini dilakukan pada saat para pahlawan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan. Apabila dilihat dari penampilannya, tari ganjur mdrupakan tarian yang kaya dengan pengaruh, ia banyak mendapat pengaruh dan unsur gerak tari dari Jawa Tengah dan ini menambah salah satu kebutuhan dalam gerak tari dalam kesenian keraton Kutai. Sampai sekarang tari ini tetap ditampilkan terlebih apabila ada kunjungan para tamu atau pejabat yang datang ke Kutai.


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

-

-

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Adji Ali Zaenalfaisal

Kutai Kartanegara

0

Adji Muhammad Alfianto

Kutai Kartanegara

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047