Nimbuk

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901051
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kalimantan Selatan
Responsive image

Aruh Adat Nimbuk/Membatur adalah suatu upacara masyarakat dayak halong yang bertujuan untuk membuat rumah bagi orang yang meninggal dunia.Upacara ini dipahami sebagai salah satu bukti wujud terimakasih dari orang-orang yang masih hidup pada almarhum atas pengorbanannya semasa masih hidup.Pada hakikatnya upacara ini adalah upacara mengantar roh yang diikuti dengan pembuatan batur diatas kuburan si yang mati oleh ahli waris.

Pembuatan Batur menandakan bahwa upacara pengantaran roh ke alam keabadian telah dilakukan.Degan upacara ini maka para ahli waris telah terbebas dari kewajibannya bagi ahli waris yang meninggal, upacara Nimbuk berfungsi untuk memanggil roh simati agar menjadi dewa pelindung keluarga, dalam posisi roh tersebut dapat memberi petunjuk dan bantuan jika keluarga yang ditinggalkan sedang mengalami perpisahan lebih jauh jika roh yang diupacarai laki-laki maka iya akan menjadi dewa pemberi rezeki.

Acara Nimbuk dapat dilakukan kapan saja tergantung kemampuan ahli warisnya kalau ahli warisnya sudah mampu melaksanakan nimbuk/membatur pada saat seseorang meninggal dunia maka upacara tersebut tidak perlu menunggu sampai bertahun-tahun. Ada keyakinan pada masyarakat sebelum yang meninggal itu dibatur roh yang meninggal itu belum sampai ketujuannya(Surga)masih mengembara kemana-mana.

Upara Nimbuk bisa dilaksanakn satu hari setelah dikubur ada yang satu bulan, satu tahun bahkan berpuluh tahun setelah meninggal baru dilaksanakan.

Ukiran-ukiran yang dibuat pada Nisan kubur bersifat umum misalnya Nenas,Daun Nenas dimana untuk laki-laki pada ujung atas ukiran dibuat bundar sedangkan untuk perempuan persegi empat dengan agak lancip sedikit.Selain  itu ukiran lain adalah seperti manusia memegang tongkat yang melambangkan orang yang meninggal dunia adalah pemuka masyarakat.Ada juga ukiran orang pakai gelang dan ikat kepala yang melambangkan orang tersebut seorang balian.

Alat dan bahan upacara Nimbuk/Membatur:

-Buluh

-Ayam

-Tombak

-Untuk sesajen dari tubuh hewan persembahan(kerbau)

1. Buah zakar

2. usus

3. daging tulang belakang

4. sendi tulang

5.Kulit bagian kepala (Sangkeat),Kepala kerbau dikuliti dan dalam prosesnya kulit tersebut 

   tersebut tidak boleh putus

6. Hati

7. Jantung

8. Paru-paru

9. Lidah/Ilat

10. Segala Isi Perut

-Untuk Sesajen selain dari tubuh hewan persembahan

1. Biji sahang /Merica

2. Pisang talas/tuhu,Kalau pisang talas tidak ada dapat diganti dengan pisang palembang 

    yang berukuran agak kecil-kecil atau bisa juga dengan pisang muda.

3. Garam

4. Jagung

5. Segala Tumbuhan yang mengikuti atau berhubungan dengan hewan persembahan 

    Tersebut

Semua bahan-bahan dari tubuh hewan dipotong kecil-kecil dan kemudian dimasukan ke dalam buluh, Selain di isi dengan potongan dari tubuh hewan,buluh tempat sesajen tadi juga disisi dengan cincangan dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Setalah bahan-bahan sesajen tersebut disatukan dalam buluh lalu buluh-buluh tadi dimasukan ke dalam kirai(anyaman dari rotan).

Setelah itu buluh buluh tersebut dimasak dengan cara di bakar/di lemang.Jumlah buluh-buluh untuk sesajen tergantung dari siapa yang dibatur.Ketika yang dibatur adalah laki-laki maka jumlah buluh harus dipersiapkan berjumlah 14 potong buluh .Sedangkan apabila yang dibatur perempuan maka jumlah buluh yang dipersipakan adalah 7 potong buluh.

Proses jalan upacara dimulai dengan ritual yang dipimpin balian.Balian ini merupakan orang yang berfungsi sebagai penghubung dengan roh-roh halus dan dibantu oleh pasambe atau patati. Pasmbe atau patati ini adalah  orang(Wanita) yang membantu balian menyusun sesaji dan juga menguasai jenis sesaji yang diperlukan oleh balian.Apabila upacara nimbuk mengunakan kerbau maka diadakan diadakan acara tombak kerbau,sebelum ditombak dibacakan dulu mantra oleh balian untuk memanggil arwah-arwah yang telah mati.Aturan penombakan kerbau ditunjukan pada bagian kepala sampai dada yang dibatasi oleh garis putih melingkar.Bagian tubuh dari kerbau yang dianggap penting diambil untuk dijadikan sebagai sesajen,seperti usus,daging tulang belakang,sendi tulang,kulit bagian kepala(sangkeat) dimana dalam pengambilanya tidak boleh putus.Selain itu juga diambil hati,jantung,paru-paru,lidah/ilat/bela dan isi perut.Bagian kerbau yang diambil tersebut lalu dipotong-potong kecil(dicincang) lalu dimasukan kedalam buluh.Selain daging atau bagian dari kerbau tadi juga dimasukan biji sahang/merica,pisang talas/tuhu-tuhu,garam dan jagung segala tumbuhan yang mengikut hewan tadi.Kemudian buluh-buluh tadi dimasak dengan cara di bakar  seperti lemang. Setelah masak lalu buluh-buluh tadi dimasukan ke dalam kirai.Jumlah buluh yang di susun dalam kirai ini tergantung jenis kelamin yang dibatur.Apabila yang dibatur berjenis kelamin laki-laki,maka jumlah buluh yang disediakan berjumlah 14 potong. Sedangkan jika yang dibatur adalah perempuan maka jumlah buluh yang disediakan berjumlah 7 potong buluh.

 


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Ahol

Desa Kapul Rt. 1 Kecamatan Halong Kabupaten Balangan

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Gupen

Desa Aniungan Rt. 1 Kecamatan Halong Kabupaten Balangan

0

Ibas

Desa Kapul Rt. 1 Kecamatan Halong Kabupaten Balangan

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047