Lalove

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901059
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sulawesi Tengah
Responsive image

Lalove berasal dari kata Love bahasa kaili yang dulunya kirakira berarti suara yang mengalun, sayup sayup atau menerawang dari kejauhan. Informan menyepadankanlove “love” dengan kata nggose yang kirakira berarti siulan, bunyi mendesah yang menarik perhatian atau memanggil.

Love dalam pengertian bahasa kaili sekrg berarti burung elang. Pada lingkungan tempat tinggal masyarakat kaili, burung sering berkicau atau mengeluarkan suara diketinggian pepohonan bamboo atau dari kejauhan. Masyarakat kaili tidak mengenal kebisasaan memelihara burung dalam sangkar

Love diberi semacam awalan la menjadi lalove dan dalam penulisan diartikan sebagai bunyi yang memanggil. Pengertian ini diperkuat dengan kenyataan bahwa dalam pelaksanaan Balia, fungsinya adalah memainkan kobi-kobi (istilah melodi lagu pada permainan lalove) tertentu untuk memamnggil roh-roh sesuai dengan jenis kobi yang dimainkan.

Pertama , lalove itu ada, hasil dari kebudayaan setempat yang lingkungan tempat tinggalnya banyak ditumbuhi bamboo. Sehingga bukan hal yang aneh bila mereka membuat sebuah alat music dari bamboo. Artiny dapat diduga bahwa lalove adalah peniruan dari bunyi dihasilkan dari pepehonan bamboo yang kebetulan berlubang dan ditiup oleh angin.

Kedua, berkaitan dengan legenda sawerigading yang sedang melakukan perjalanan ditanah Kaili.alkissah , ketika sawerigading ingin meminang Ngilinayo,Raja wanita dari kerajaan Sigi, salah syarat lamaran yang diajukan oleh Ngilinayo adalah diadakannya adu ayam antara ayam sawerigading dan Ngilinayo. Untuk memeriahkan acara adu ayam tersebut, maka dibunyikanlah alatalat music yang dibawa oleh sawerigading termasuk Lalove. Teryata suara lalove dapat mengungah/ memanggil orang-orang untuk dating ketempat adu ayam tersebut bahkan yang sedang sakit pun dating menghadiri.

NILAI LALOVE DALAM MASYARAKAT KAILI

Bagi suku Kaili sebuah Lalove sangat bernilai sanagt penting dalam sebuah Upacara adat atau pentas kesenian, karena merupakan hasil karya manusia zaman dahulu yang sangat berperan dalam setiap upacara penyembuhan dalam upacara Balia juga menjadi sangat bernilai bagi di kalangan seniman Lalove sangat berperan dalam menggarap sebuah karya baik karya musik, karya Tari, Karya Teater .Setelah bencana gempa bumi melanda kota palu dan sebagian daerah yang lain di Sulawesi Tengah, kebanyakan masayarakat menganggap akibat suara lalove dimainkan di sebuah event Kota palu yang berlokasi dipinggir pantai ang ditiup para dukun-dukun telah memanggil roh-roh leluhur sehingga menjadi sebab terjadinya gempa dan Tsunami dibulan September 2018 kemarin.

Lalove fungsinya adalah memainkan kobi-kobi (istilah melodi lagu pada permainan lalove) tertentu untuk memanggil roh-roh sesuai dengan jenis kobi yang dimainkan dalam sebuah Upacara Adat yaitu balia, dalam garapan sebuah karya seni, Lalove berfungsi menghadirkan suasana mistik yang kadang membuat penikmat yang cepat mengalami trans akan kerasukan jika suara lalove yang dimainkan itu merupakan sebuah yang biasa dimainkan dalam sebuah upacara. Sehingga fungsi lalove dalam sebuah upacara dan kemasan karya seni lain sangat berperan penting dan menjadi kekhasan sebuah garapan dan lancarnya sebuah upacara adat tersebut

 


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Pedati

Kecamatan Tanamodindi

0

Kololio

Desa Kaleke Jl. Trans Palu- Bangga

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Agung Laksono(yayan)

Desa Kaleke

0

Saprin Ojo

Kelurahan Tanamodindi

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047