Pakacaping Tommuane

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901069
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Sulawesi Barat
Responsive image

Pakkacaping Tommuane merupkan tradisi orang Mandar dalam bentuk sastra lisan,Tidak di tahu pasti,karna tidak data otentik,kapan dan dimana tradisi pakkacaping dimulai,yang jelasnya kesenian tradis ini merupakan akultrasi buadaya Arab dan Budaya India.

Keunikan pakkacaping di Mandar ,selain Tommuane (laki-laki) pakkacaping di mandar ada juga yang dilakoni oleh seorang perempuan dan pertunjkannya tidak memiliki perbedaan.Nilai ples dalam pakkacaping di mandar, karena para pelakunya menyanyikan syair-syait tanpa konsep dan mengalir begitu saja sesuai dengan kondisi dan situasi disekitarnya hingga diketinggian malam.

Selain sebagai jendre music pentatonic,pakkacaping juga merupakan ketegori pertunjukan teater ,karena didalam pertunjukan pakkacaping dijumpai para Pioro oleh gadis-gadis  yang berksotum adat dengan segala aksesorisnya.Selain itu para pemuda-pemuda akan berlomba seakan tak mau kalah untuk mappamacco dengan daya pikat masing-masing.

Pakkacaping kerap kali dai gelar dimalam hari pada acara perayaan-perayaan masyarakat seperti acara perkawinanan,khataman dan Pappadottong tinja (Pelaksanaan Nazar).

Konon ,dahulu kala tradisi pakkacaping merupakan  wadah untuk menghadirkan kaum perempuan-perempuan di tengah-tengah orang banyak dan sekaligus dijadikan ajang perkenalan atau siraturrahmi antara kerabat-kerabat yang sebelumnya tidak saling mengenal.

Kacaping dalam tantangan Zaman.

Pakkacaping dalam perjalanannya seakan meredup hingga zaman modern ini,seakan mengisyaratkan bahwa seni pertunjukan ini seakan-akan menemui puncak-puncak peradabannya.Hingga hari ini,para pelaku pakkacaping sudah bisa di hitung jari.dan parahnya seakan kesenian ini ditinggalkan oleh penikmatnya itu sendiri.

Sebagai pewaris aktif,kita selaku generasi harus mempu menggelorakan rasa cinta kita terhadap budaya sendiri.biar tidak terasing dirumah sendiri.seyognya pakkacaping tommuane bukan lagi oleh para maestro yang turun digelanggang,menimal generasi mudalah yang sudah seharusnya tampil didepan dengan tongkat stapet sebagai pewaris Kacaping sejatinya.

 

apa makna ritual pakkacaping tommuane dalam upacara mappadottong tinjaq. Bagaimana interpretasi masyarakat tarhadap pakkacaping tommuane dalam ritual mappadottong tinjaq. Pakkacaping tommuane yang dianggap sakral bagi masyarakat suku Mandar dan selamanya akan menjadi bagian dari Masyarakat suku Mandar di karenakan selalu dihadirkannya pakkacaping tommuane dalam ritual-ritual masyarakat suku Mandar terkhusus dalam upacara ritual mappadottong tinjaq dan memiliki berbagai macam makna konotasi di dalam bagian ritualnya seperti dupa yang memiliki tujuan untuk menghadirkan malaikat serta para nabi agar dapat turut mendoakan di dalam ritual, doa yang bermakna tentang perwujudan kehambaan kepada Tuhan dan juga sebagai bentuk keyakinan terhadap adanya tuhan, ayam yang berfungsi sebagai media transformasi dan beras yang bermakna simbol kehidupan. Pakkacaping tommuane merupakan pertunjukan tradisi yang harus tetap dijaga dan dilestarikan sebab pakkacaping tommuane merupakan ciri khas budaya serta warisan leluhur masyarakat suku Mandar yang sampai saat ini masih terkait dengan tradisi mattinjaq olah masyarakat suku Mandar, meskipun tidak dipungkiri bahwa telah terjadi pergeseran nilai terhadap fungsi pakkacaping tommuane yang dulunya hanya berfungsi ritual namun sekarang dapat berfungsi hiburan meskipun keberadaannya tidak seramai hiburan lainnya. Pakkacaping tommuane merupakan salah satu seni pertunjukan permainan kecapi yang dimainkan oleh laki-laki, dan juga sebagai salah satu kesenian tradisi Mandar yang berkembang di Sulawesi Barat. Hal ini diartikan bahwa pertunjukan pakkacaping merupakan seni pertunjukan yang berakar dan bersumber dari tata kehidupan masyarakat Mandar. Dalam penyajiannya pertunjukan Pakkacaping menggunakan bahasa lokal, yaitu bahasa Mandar dalam menuturkan cerita.

Pakkacaping tommuane merupakan salah satu pembentuk karakter orang Mandar pada umumnya melalui pesan-pesan yang digunakan dalam syair lagunya, dan bagi masyarakat Mandar dan pakkacaping tommuane memiliki arti yang sangat penting karena  pertunjukan pakkacaping tommuane dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang ditandai dengan kepercayaan masyarakat Mandar bahwa ketika menginginkan agar doanya segera terkabulkan maka harus ber-tinjaq (nazar) untuk melaksanakan pertunjukan pakkacaping tommuane  apabila doanya segera terkabulkan kemudian apabila doanya telah terkabulkan dan keinginannya pun telah tercapai maka harus melaksanakan upacara mappadottong tinjaq (memenuhi nazar) yaitu dengan cara mengadakan pertunjukan pakkacaping tommuane 

 


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Adil Tambono

Desa Samasundu Kec. Tinambung Kab. Polman

0

Komunitas One Do

SMAN 1 Tinambung Kab. Polman

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Aba na Fatima

Desa Napo Kec. Balanipa Kab. Polman

0

Tombo Lapluaq

Desa Napo Kec. Balanipa Kab. Polman

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047