Tepa Tonggo

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901077
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Gorontalo
Responsive image

Tepa tonggo merupakan salah satu jenis permainan rakyat (tradisional) yang terdiri dari dua kata yaitu tepa dan tonggo. Tepa artinya sepak atau tending, dan tonggo artinya jongkok. Jadi tepa tonggo adalah permainan menendang dan berjongkok. Tepa Tonggo sebagai salah satu olahraga tradisional masyarakat, hal ini sesuai dengan penggalian pengamatan pemenuhan persyaratan sebagai salah satu olahraga tradisional yang perlu dimasyarakatkan. 

Ditinjau dari aspek keberagaman potensi adat dan budayanya, daerah Gorontalo memiliki beberapa jenis permaianan rakyat/tradisional (olahraga tradisional) yang membutuhkan ketahanan tubuh, kebugaran kelincahan/kesigapan, strategi keluwesan. Jenis permainan tersebut antara lain : Langga, Longgo, Tonggade, Binthi, Duuduukeke, Lake Babanthi, Tuudeya, Sepa, Masaawa, Tepa Tonggo, Huuwa, Huungaga, Kalaahi, Puluto, Pomanggolo, Luluude, Koba – Koba, Lilibe, Aawuta / Tanggi, Tengge-Tengge, Poonti, Tanggedi, dan lain sebagainya. Keseluruhan permainan tersebut selalu berorientasi pada olahraga tradisional masyarakat. Namun sebagian besar dari jenis permainan di atas yang di dominasi oleh permainan perorangan dan mengarah pada bela diri, kecuali olahraga sepa (sepak raga), kalaali, tepa tenggo yang dimainkan secara beregu dan memerlukan tempat yang agak luas.

Permainan Tepa Tonggo ini mulanya bersifat perorangan sebagai hiburan menunggu saat menurunkan luwa (bunggo) dan dimainkan setiap sore. selanjutnya permainan ini berkembang menjadi permainan kelompok dengan menghilangkan tali pegangan dan diganti dengan menendang sambil memegang lutut (kaki penendang) dengan sikap bebas tetapi duduk jongkok dan tangan sebelahnya bertekukan (menyanggah tanah). Karena menendang dan berjongkok inilah maka permainan ini dinamakan tepa tonggo.

Olahraga tradisional tepa tonggo bermanfaat untuk mempertahankan kebugaran tubuh, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat beraktivitas dengan baik dalam segala kegiatan. Olaharaga ini juga merupakan latihan untuk pembinaan kelincahan, kesigapan dan keluwesan tubuh untuk pertahanan diri sehingga keamanan dan kemaslahatan diri dapat terjamin. Sasaran olahraga tepa tonggo sangatlah penting di mana dijelaskan bahwa  tepa tonggo adalah suatu hiburan masyarakat umum khusunya generasi muda di waktu senggang setelah mereka bekerja bahkan untuk mengalihkan pikiran mereka pada kegiatan–kegiatan yang mencemarkan keluarga, masyarakat, seperti pergaualan bebas, narkoba dan lainnya

 

Permainan tepa tonggo terdapat beberapa peraturan permainan  yaitu :

1. Lapangan 

Panjang Lapangan tepa tonggo yakni : 27 Meter, Lebar : 18 Meter Lebar bawang : 3.20 Meter, Tinggi Gawang : 1,60 Meter

2. Peralatan pertandingan yang di perlukan antara lain :

- Bola daun pisang kering dengan diameter 17 cm

-Tiang gawang, pakaian rakyat, sarung, bambu kuning,  pohon maya (polohungo), batolo kelapa (unggulo).

3. Peralatan Musik

Permainan  olahraga tradisional Tepa Tonggo di iringi dengan alat musik rebana, Polopalo, gendang, suling yang berfungsi sebagai pemberi senagat kepada para pemain agar dapat bermain dengan baik dan bersemanagat untuk meraih kemenangan.

4. Durasi permainan

Permainan di lakasanakan dalam dua babak, masing-masing lamanya 6 menit, waktu istirahat 1 menit.babak kedua adalah babak terakhir dari permainan. Pemenangnya adalah regu yang dapat memasukkan bola terbanyak kegawang lawan.

5. Jalannya permaianan 

Jumlah pemain dalam setiap regu 5 orang dengan komposisi sebagai berikut :

- Bola sebelum ada tiupan, mulai oleh wasiat berada di depan dudelo oloyihi atau olowala sesuai kebiasaan masing – masing regu dan di berikan kepada dudelo hunggo setelah membunyikan sempritan tanda di mulai

- Ketika menendang bola, tangan memegang lutut kaki penedang dan tangan lainnya bertumpuh di tanah.

- Kaki bole berganti –ganti untuk menendang dendang tangan memegang lutut kaki yang di gunakan

- Berlari waktu mengejar bola, satu tangan harus bertumpu di tanah dan satunya memegang lutut, demikian pula dengan mendrible bola dan mengoperekan pada kawan.

- Kepala / heading dapat di gunakan untuk menahan dan mendirble bola / mempermainkan bola.

- Bola di gigit sementara di mainkan

- Bola dapat didrible dengan sisi tidak bole lebih dari tiga langka sudah harus dioeperkan atau di lepas kemudian di mainkan  atau langsung di tendang.

Sehingga pada zaman pemerintahan raja –raja di Gorontalo sebagian besar ditinjau dari aspek keberagaman potensi dan budayanya, mereka sangatlah mencintai olahraga tradisional tepa tonggo. Sebab tepa tonggo merupakan permainan yang digali dari permainan rakyat gorontalo di masa lalu sekitar abad IX pada pemerintahan kerajaan. Dan sampai sekarang  pemerintah provinsi gorontalo masih meminati dengan olahraga tradisional dan sering diperlombakan saat memperingati hari proklamasi kemerdekaan RI.

 


Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Hariadi Said

Kota Gorontalo

0

Hartono Hadjarati

Kota Gorontalo

0

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

Mohamad Ikhsan

Desa Kramat Kecamatan Tapa

085279719771

Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh WBTB Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047