Tutup Taun Ngemban Taun

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001099
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Jawa Barat
Responsive image

Upacara adat Tutup Taun Ngemban Taunmerupakan salah satu upacara terbesar yang diselenggarakan oleh masyarakat Adat di Kampung Cireundeu. Bagi masyarakat masyarakat Adat Kampung Cireundeu, perayaan upacara adat Tutup Taun Ngemban Taun layaknya lebaran bagi kaum muslim. Sebelum tahun 2000, saat perayaan mereka selalu menggunakan pakaian baru. Namun setelah adat mereka dilembagakan sehingga pada saat kaum laki-laki menggunakan pakaian pangsi warna hitam dan ikat kepala dari kain batik. Sedangkan untuk kaum perempuan menggunakan pakaian kebaya berwarna putih. Gunungan buah-buahan yang dibentuk menyerupai janur, nasi tumpeng rasi, hasil bumi seperti rempah-rempah dan ketela yang menjadi pelengkap wajib dalam ritual ini. Selain itu kesenian kecapi suling,ngamumule budaya sunda serta wuwuhan atau nasihat dari Sesepuh atau ketua Adat menjadi rukun dalam upacara Tutup Taun Ngemban Taun. Upacara Adat Tutup Taun Ngemban Taun dilaksanakan selama 30 hari berdsarkan penanggalan saka 1 Sura. Hari pertama pada tanggal 1 Sura masyarakat adat berkumpul di Bale lalu diadakan semacam ritual dan doa. Tradisi sungkeman yang berlangsung sejatinya untuk menjaga tali silaturahmi antar warga adat Kampung Adat Cireundeu. Namun, tradisi sungkeman juga melibatkan seluruh masyarakat tanpa kecuali sambil berucap syukur atas keberkahan yang diberikan Sang Pencipta. Prosesi terakhir adalah upacara sungkeman. Sungkeman adalah prosesi meminta maaf kepada orang lebih tua. Lalu pada tanggal 2 hingga 9 Sura, diadakan acara syukuran di rumah warga secara bergantian. Lalu pada tanggal 10 Sura acara diadakan lagi di Bale, yang di biayai oleh Paneten (sesepuh Kampung adat Cireundeu) dan dihadiri oleh sesepuh. Kemudian tanggal 11 hingga 19 kembali diadakan syukuran di rumah warga secara bergantian.

Rumah warga bisanya digunakan sehari setelah doa bersama, biasanya warga yang memiliki kambing menyembelih kambingnya dan memasaknya lalu berbagi dengan warga lainnya, kegiatan ini bisanya dilakukan secara bergantian dengan tujuan bersyukur atas rejeki yang didapat dan dapat berbagi dengan sesama. Sedangkan rumah sesepuh digunakan untuk sungkeman dari warga yang muda kepada warga yang lebih tua terutama kepada sesepuh, bertujuan untuk saling memaafkan atas segala kesalan yang telah dilakukan selama tahun sebelumnnya dan meminta doa restu untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih baik lagi di tahun berikutnya. Aspek selanjutnya yaitu seperti apa saja prosesi pelakasanaan upacara adat Tutup Taun Ngemba Taun, pada tanggal 1 Sura dilaksnakan Doa Sasarengan atau bersama yang dilaksanakan di Bale Saresehan dimana semua masyarakat Kampung Adat Cireundeu untuk melangsungkan doa bersama doa 10 bersama dilakukan pada sore hingga malam hari. Kemudian pada hari berikutnya diadakan kegiatan Ngajayak atau mengarak hasil bumi dengan membawa sebuah Gugunungan atau tumpukan hasil bumi yang terdiri dari sesajen, singkng, buah-buahan dan umbi-umbian lainnya dari pintu masuk Kampung Adat Cireundeu hingga Bale Saresehan yang bertujuan untuk menunjukan rasa terimakasih mereka kepada sang Pencipta atas rejeki berlimpah yang diterima. Setelah para peserta yang mengukuti upacara Ngajayak sampai di Bale Saresehan mereka dan para tamu disambut oleh tarian lengser tarian khas sunda yang dilakukan untuk menyambut tamu dan diikuti acara Angkung Buncis. Setelah prosesi tersebut selesai warga bersama tamu mendoakan bersama hasil bumi yang tadi dibawa, dengan maksud agar hasil bumi yang didapat memberikan berkah dan nikmat dalam kehidupan proses ini dilakukan pada tanggal 2 Sura hingga 4 Sura. Pada tanggal 5 hingga 19 Sura para warga biasanya memasaka hasil panen secara bergantian dan berbagi dengan warga lainnya. Pada tanggal 20 sura yaitu puncak Sura’an mereka mengisi acara dengan berbagai kesenian Sunda seperti pencak silat, Gamelan, Karinding, dan lainnya yang dilaksanakan di Bale Saresehan. Pada hari terkahir dilakasankan di Rumah Sesepuh untuk melakukan prosesi Sungkeman yang bertujuan untuk meminta maaf atas segala kesalah yang telah dilakukan. 

Fungsi dari diadakannya Upacara Adat Tutup Taun Ngemban Taun sebagai sarana suatu ucapan terimakasih masyarakat Kampung Adat Cireundeu kepada Sang Pencipta atas hasi panen yang diberikan selama satu tahun dan juga permohonan doa untuk diberikan hasil bumi yang cukup di tahun berikutnya agar bisa berbagi dengan sesama, doa yang disamapaikan harus dari hati dan tulus agar dapat dikabulkan. Upacara Adat Tutup Taun Ngemban Taun berlangsung di Kampung Adat Cireundeu sendiri. Orang-orang yang terliubat dalam Upacara Adat Tutup Taun Ngemban Taun adalah masyarakat keturunan aseli Kampung Adat Cireundeu dan beberapa tamu Undangan.


Disetujui Oleh Shakti Adhima Putra Pada Tanggal 05-11-2020

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Kampung Adat Cireundeu

Kampung Cireundeu, Ds Leuwi Gajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi

085221357509

Disetujui Oleh Shakti Adhima Putra Pada Tanggal 05-11-2020

Maestro Karya Budaya

Bapa Yana

Kampung Cireundeu, Ds Leuwi Gajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi

085221357509

Disetujui Oleh Shakti Adhima Putra Pada Tanggal 05-11-2020
   Disetujui Oleh Shakti Adhima Putra Pada Tanggal 05-11-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047