Coka Iba

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001228
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Maluku Utara
Responsive image

Coka Iba adalah ritual religi masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah (Weda) yang selalu diadakan pada setiap tahun dalam memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW (Maulud Nabi). Ritual Coka Iba telah berkembang sejak dahulu kala kononnya 3 orang bersaudara yaitu Kapita Mobon (Tetua Maba), Sangaji Patani (Tetua Patani) dan Kapita Lau Weda (Tetua Weda). Pada suatu hari ketiga penguasa ini menggelar rapat untuk membagi zona dalam rangka penyebaran Agama Islam yang bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu pada tanggal 12 rabiul awal. Sebagai bukti rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ketiga tetua tersebut mereka sepakat melakukan ritual keagamaan, namun memeliki nama ritual yang sedikit berbeda satu sama lain. Di daerah Weda Kapten Laut menamakannnya Cogo Ipa. Sangaji Patani dan Kapita Maba menamainya Ice. Dalam perkembanganya Sultan Tidore menyatukan ritual Ketiga Tetua Gamrange (Weda, Patani dan Maba) tersebut dengan menggunakan istilah Coka Iba (Pasukan bertopeng). Dalam pelaksanaanya ritual Coka Iba diawali dengan pembacaan sarafal`anam pada tanggal 10 rabiul awal dan diakhiri dengan pembacaan riwayat nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 rabiul awal. Ritual Coka Iba ini secara turun temurun sampai saat ini masi tetap digelorakan di seluruh wilayah tiga negeri atau Gamrange tersebut pada setiap peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.

Makna Filosofi Ritual Coka Iba

Upacara Coka Iba memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi yang harus dilestarikan. Nilai-nilai sosial yang terlihat adalah kesibukan masyarakat Gamrange (Weda, Patani dan Maba) yang sama-sama melakukan persiapan untuk pelaksanaan upacara Coka Iba dan ikut serta dalam proses upacara, hal ini secara tidak langsung sudah menciptakan dan meningkatkan keeratan kekeluargan diantara anggota masyarakat di Halmahera Tengah. Makna dari upacara Coka Iba ini adalah perayaan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatanllil`alamin atau rahmat bagi sekalian alam. Upacara Coka Iba juga mengajarkan kepada masyarakat Halmahera Tengah agar terus bersilaturahim untuk mempererat hubungan antara sesama manusia baik sesama masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah maupun masyarakat diluar masyarakat tersebut.

Jumlah peserta yang terlibat dalam ritual Coka Iba berjumlah 99 orang yang memeliki makna 99 asmaul husna (Nama-nama Allah SWT yang baik sesuai dengan sifat-sifatNya), yang terdiri dari empat jenis yaitu: Coka Iba Hate (yai) yang berarti Kayu melambangkan Api, bermakna bahwa Tuhan menciptakan makluk halus seperti jin dan iblis dari api. Coka Iba Hate berjumlah tujuh pasukan yang dimaknai sebagai tujuh kapita yang ada di Weda, Patani dan Maba, angka tujuh adalah pembawa kedamaian, tujuh surga, tujuh neraka, tujuh lapisan bumi dan lain-lain. Coka Iba Gof (loyeng) berarti Daun Pandan, yang melambangkan angin yang memiliki makna bahwa mahluk hidup khususnya manusia hidup karena karuniah dari Allah SWT berupa udara untuk bernapas. Coka Iba Gof (loyeng) daun pandan yang berjumlah empat pasukan dimaknai empat sahabat Nabi Muhammad. Coka Iba Iri Pala (gome) berarti Pelepah Pohon Sagu melambangan air yang memiliki makna bahwa air adalah komponen penting bagihewan, tumbu-tumbuhan dan yang paling khusus bagi manusia untuk kelangsungan hidup. Coka Iba Iri Pala (gome) terdiri dari 44 pasukan. Coka Iba Nok (pece) yang berarti becek. Coka Iba Nok dilambangkan sebagai tanah, yang bermakna bahwaTuhan menciptakan manusia dari tanah. Coka Iba Nok juga berjumlah 44 pasukan. Coka Iba Iri Pala (gome) dan Coka Iba Nok (pece) yang masing berjumlah 44 pasukan dimaknai sebagai surat pembuka dan induk dalam Alqur’an yaitu surat Al’fatihah yang terdiri atas 7 ayat dan 44 huruf. Selain itu angka 44 juga terdapat dalam surat ArRahman (urutan ke-44) dan dalam setiap ayat yang diulang sebanyak 44 kali. Sementara media (alat pukul) yang digunakan adalah tiga batang lidi yang telah diikat menjadi satu yang bemakna tiga negeri bersaudara (Gam Range) yaitu Weda, Patani dan Maba yang merupakan satu keturunan.

Nilai Ritual Coka Iba

 

Terdapat beberapa nilai yang terkandung ritual Coka Iba, yaitu (1) Ngaku rasai (persaudaraan), masyarakat dituntut untuk menjunjung tinggi persaudaraan antara sesama masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah maupun masyarakat diluar masyarakat tersebut. (2). Budi re bahasa (budi dan bahasa), masyarakat dituntut untuk menjaga perkataan, tutur dalam berkata antara sesama manusia. (3). Sopan re hormat (sopan dan hormat), masyarakat dituntut menjaga kesopanan dan saling menghormati antara sesame. (4). Memoi remafaat (malu dan takut), masyarakat tuntut selalu merasa malu kepada sesama manusia maupun Allah SWT atas perbuatan yang melanggar aturan adat maupun agama dan takut atas dosa kepa da Allah SWT. Jadi upacara Coka Iba ini selalu mengingatkan kepada masyarakat weda agar tetap menjaga persaudaraan, menjaga perkataan, sopan dan saling menghormati dan selalu bertakwa kepada Allah SWT.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Hamlan Kamaludin, SE

Desa Wedana

0813105857766

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Maestro Karya Budaya

Arman Alting S,Pdi

Desa Wedana

0813105857766

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047