Lampit Amuntai

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001205
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Kalimantan Selatan
Responsive image

Lampit Rotan adalah Kerajinan tangan khas masyarakat Kalimantan Selatan khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dibuat dengan cara mengolah jalinan batang-batang rotan menjadi sebuah tikar. Lampit rotan dibuat secara homemade di rumah-rumah penduduk di Kota Amuntai dan pengrajinnya adalah penduduk dari kota itu sendiri. Amuntai adalah kota di Kalimantan Selatan yang memang dikenal sebagai sentra industri kerajinan rotan seperti lampit. Dahulu, awal kata lampit berasal dari sebuah nama desa pelampitan yang dimana penduduk nya membuat tikar rotan, maka dari itu sekarang tikar rotan itu dinamakan lampit. Kerajinan lampit telah diwariskan turun-temurun  pada setiap generasinya, bahkan lampit sendiri sangat diminati di mancanegara. Pada jaman dahulu kala sebelum ada nya tempat tidur,sofa dan lain-lain, Lampit digunakan sebagai alas untuk tidur, namun seiring berkembang nya jaman, lampit digunakan sebagai alas untuk duduk, seperti istilah orang banjar “Tamu bedatang, tikar dihampar” yang artinya ketika ada tamu, lampit pun dihamparkan untuk alas duduk.

Tidak mudah menghasilkan lampit yang benar – benar berkualitas yang dikerjakan oleh tangan ahli dari para pengrajin. Banyak tahap yang harus dilalui dalam proses pembuatan karya seni ini, yang bermula dari batangan rotan penuh duri yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah lampit bernuansa etnik tradisional Borneo. Kadang untuk sebuah lampit bisa menghabiskan waktu 1 bulan dalam pengerjaan nya.

Bentuk lampit yang sangat sederhana dan warnanya yang natural, sangat mudah untuk dikreasikan diberbagai sudut ruangan sesuai selera, apabila ditempatkan diruang tamu akan menambah kesan keakraban antara pemilik rumah dan tamu yang berkunjung, meskipun ruang tamu dilengkapi dengan sofa, namun adanya tikar lampit seolah memberi syarat kepada lantai atau untuk diduduki, hal ini membuat ruangan terlihat menjadi lebih merakyat.

Pada awalnya lampit hanya memang difungsikan untuk alas penutup lantai pada sebuah ruangan. Hal ini karena lampit terbuat dari bahan rotan yang bisa menyerap dingin cocok digunakan oleh Negara Asia seperti Indonesia yang panas dengan suhunya bisa mencapai 35 derajat celcius. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya keragamannya kebutuhan manusia, maka munculah berbagai kreasi menarik yang merupakan inovasi dari tikar lampit. Lampit tersebut diolah dalam berbagai ukuran dan bentuk sesuai kebutuhan pembelinya. Seperti alas meja makan, alas meja tamu, alas di musholla rumah, dinner set (tatakan piring makan) dan kursi santai. 

Sementara, potensi non kayu yang ada di hutan Kalimantan Selatan adalah rotan. Potensi rotan cukup banyak ditemui di hutan tanah kering yang kondisi penutupan lahannya hutan primer dan hutan bekas tebangan , belakangan rotan juga ditanam dan dibudidayakan secara khusus untuk menjadi bahan pembuatan kerajinan Lampit. tidak mudah menghasilkan lampit yang benar-benar bagus dan berkualitas. banyak tahap yang harus dilalui dalam proses pembuatan karya seni ini.

ada beberapa tahapan dalam pembuatan tikar lampit. pertama bembelahan dalam pembuatan tikar lampit. pertama pembelahan rotan. rotan yang dipanen terlebih dahulu dibelah, sebelum dibelah rotan dibersihkan/dikikis kulit arinya dan cuci dengan air agar lebih bersih dan kemudian dibelah dengan menggunakan pisau. proses selanjutnya adalah menyortir rotan berdasarkan warnanya. kerapkali pengrajin membagi warna rotan untuk menyesuaikan kualitas rotan dan coraknya, dalam mengayam rotan, rotan mulai dilubangi dan dijahit dengan benang khusus. bilah rotan disusun sesuai motif yang diinginkan. proses akhir dari penganyaman ini adalah penjangatan, yaitu mengikat pinggiran lampit agar kuat dan tidak lepas, selanjutnya lampit yang telah selesai dikerjakan kemudian dijemur kembali untuk menghasilkan tikar lampit yang bersih dan mengilap.

untuk motif sendiri lampit mempunyai beragam jenis motif, namun secara umum banyak yang cenderung menyukai lampit dengan olahan tradisional yang tidak memiliki motif karna lebih menunjukkan karakteristik dari tikar lampit tersebut.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Sarif Hidayatullah

Desa Palampitan Hilir Kecamatan Amuntai Tengah

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Maestro Karya Budaya

H. Ian

Desa Palampitan Hulu Kecamatan Amuntai Tengah

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047