Tari Dampeng

Tahun
2015
Nomor Registrasi
201500175
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Aceh
Responsive image

Dikisahkan bahwa tarian ini diciptakan oleh seorang Teuku bernama Teuku Gemerinting yang berasal dari Singkil yang kemudian merantau ke Pagaruyung. Dalam perjalanannya menuju Pagaruyung, ia melewati hutan. Pada saat malam tiba ia memutuskan untuk beristirahat di atas pohon. Kemudian dari atas pohon itu, ia melihat seekor elang terbang berputar-putar di atas kepalanya. Dari gerakan elang tersebut, Teuku Gemerinting menciptakan sebuah gerak tari yang melambangkan kekuatan dan keperkasaan elang di angkasa.

 

Tarian ini merupakan salah satu tarian persembahan pada masyarakat Suku Singkil. Tari ini biasa dipertunjukkan pada acara pernikahan sebagai rangkaian prosesi dalam mengantar ( mengarak) mempelai pria. Dahulu tarian ini ditarikan oleh 2 orang saja. Namun pada perkembangannya tarian ini kemudian ditarikan hingga oleh 8 orang. Jumlah penari haruslah genap karena beberapa gerak tari dilakukan secara berpasangan. Tarian ini pun menjadi simbolisasi gerakan melindungi raja (dalam hal ini mempelai pria atau marapulai dalam acara pernikahan).

 

Dalam gerakan tarian ini, khususnya pada upacara pernikahan, kita dapat melihat 2 hingga 4 orang penari melingkari mempelai pria dan menari berputar-putar lingkaran dalam dengan menggunakan langkah yang serupa dengan langkah silat. Kemudian, 4 orang penari lain menari melingkar di lingkaran luar. Kemudian, dalam rentak tertentu, seluruh penari di lingkaran dalam melakukan gerakan tari berpasangan dengan penari di lingkaran luar.

 

 

Tarian ini selalu diiringi dengan alat musik tradisional diantaranya gendang dendang dan bangsi. Selama perjalanan marapulai menuju rumah pengantin wanita atau dara baro, rombongan diiringi oleh musik tradisional tersebut.   

Ketika rombongan sudah sampai di depan pintu pagar rumah dara baro, tarian ini pun dipersembahkan. Keluarga dara baro dan dara baro turut menyaksikan persembahan ini di depan pintu rumah mereka.

Namun belakangan, tarian ini semakin jarang ditarikan pada upacara pernikahan karena masyarakat lebih banyak menggunakan shalawat badar sebagai pengiring kedatangan marapulai. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap dengan membawakan shalawat badar, prosesi pernikahan menjadi lebih khusyuk. 

Untuk sejarahnya, dikisahkan bahwa tarian ini diciptakan oleh seorang Teungku bernama Teungku Gemerinting yang berasal dari Singkil yang kemudian merantau ke Pagaruyung. Dalam perjalanannya menuju Pagaruyung, ia melewati hutan. Pada saat malam tiba ia memutuskan untuk beristirahat di atas pohon. Kemudian dari atas pohon itu, ia meihat seekor elang terbang berputar-putar di atas kepalanya. Dari gerakan elang tersebut, Teungku Gemerinting menciptakan sebuah gerak tari yang melambangkan kekuatan dan keperkasaan elang di angkasa.

Tidak diketahui secara pasti  kapan tarian ini mulai muncul dan menjadi bagian dari pesta pernikahan. Namun, masyarakat meyakini bahwa tarian ini sudah lama ada di tengah-tengah masyarakat dan diperkirakan tumbuh sejak zaman kerajaan mulai ada si Singkil.

Penjelasan pada hal-hal yang berkaitan dengan kostum meliputi: model, nama pembagian dalam penggunaan bahasa lokal, sehingga tidak menjadi umum dalam bahasa Indonesia (ikat kepala, baju, celana luar, sarung pinggang), motif/gambar, dan 5 warna utama (merah, kuning, putih, hijau, dan hitam) yang sejatinya semua yang tersebut di atas memiliki makna filosofis ataupun simbolis atas nilai-nilai kehidupan masyarakatnya.

 

 

 


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Komunitas Karya Budaya

Jaya Wardhana

Jl. Rimo-Singkil, Kec. Singkil Utara

Komunitas Masyarakat Desa Sakup

Kec. Gunung Meriah, Kab. Aceh Singkil

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Maestro Karya Budaya

Baharuddin

Desa Sakup, Kec. Gunung Meriah

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047