Pustaha Lak-Lak

Tahun
2015
Nomor Registrasi
201500179
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Sumatra Utara
Responsive image

Sebenarnya arti laklak  adalah “kulit tumbuhan” tertentu seperti pisang, tebu, atau kacang, misalnya, kalau ada yang bilang ”laklak  ni tobu”, maka artinya kulit tebu. Tapi laklak  tidak berlaku untuk penyebutan kulit manusia atau hewan.

 

Kesenian laklak  kini menjadi barang kerajinan dan souvenir lokal di Samosir. Pustaha diartikan sebagai buku atau pustaka. Jadi pustaha laklak  dapat berarti buku/pustaka yang terbuat dari kulit kayu.

 

Dulu pustaha laklak  adalah mediun penyimpanan informasi tentang ilmu hitam, perdukunan, orakel, dan mitologi. Semua informasi itu di tulis dengan aksara Batakyang silabis, simbol-simbol hewan dan tumbuhan tertentu, sampai mata angin serta peta nujum seperti bindu motaga. Si pemiliknya, yang biasanya para dukun, menggunakan informasi itu dalam berbagai kepentingan yang melibatkan profesi mereka. Menyimpan pustaha laklak bagi suatu keluarga batak dapat memberikan kesan khusus yang mungkin terkait sebagai keturunan dukun, orang pintar, atau orang yang terhormat.

 

 

Dari sedikit banyaknya tulisan yang dituangkan, ukuran panjang pustaha laklak dapat mencapai 10-an meter dengan besaran yang disesuaikan. Di Belanda, Jerman, Inggrais, dan Perancis, model pustaha laklak terdahulu masih dapat dicari, selain tentunya di museum nasional Jakarta dan museum daerah Sumatera Utara.

 

Proses Pembuatan Pustaha Laklak

Kalau pustaha laklak dulunya hanya sebagai mediun perdukunan, kini fungsinya sudah berubah. Agar tidak mempersoalkan perubahan pustaha laklak ini, ada imformasi menarik tentang bahan dan pembuatannya. Bahan untuk sampul pustaha laklak terbuat dari berbagai jenis kaseperti nangka atau kayu lain. Sampulnya kemudian dihaluskan sebelum dibubuhi ornamen dan ukiran.

 

Biasanya sampul yang dibubuhi itu adalah sampul sisi atas. Sementara yang bagian bawah tekadang dibuat penopang atau kakinya. Ada juga sampul yang dibuat berupa kotak untuk menopang ketebalan dan ukuran laklak yang besar, seperti yang 10-an meter itu.

 

Setelah dibubuhi dengan ornamen dan ukiran, biasanya laklak dilengkapi dengan pewarna tertentu dan gelap untuk menampilkan kesan uniknya.Pengerjaan dapat berlansung setelah kulit isian selesai ditempelkan ke bagian dalam kedua sampul itu.

 

Jenis kulit isian uantuk pustaha laklak adalah hau alim (aquilaria malaccensis). Jenis kayu ini tidak ditemukan dipedalaman Tanah Batak. Dulu, katanya, hau alimhanya terdapat di daerah Barus dan Asahan. Kulit kayu itu diambil dari pokoknya, dan kulit baru akan tumbuh kembali.

 

Bahan kulit yang berserat itu ditipiskan sesuai atandar ketebalan dan panjangnya. Alat untuk menipiskan dan menghaluskan adalah pisau khusus yang tajam. Setelah itu ditentukan ukuran lipatannya dengan lipatannya dengan ukuran sisi kedua sampul. Jika kulit isian ditempelkan dengan kedua sampulnya, maka lipatan yang dibuka dapat terkesan seperti alat musik akiardon.

 

Nah, Anda mau pustaha laklak yang sudah diisi seperti model pustaha laklak terdahulu? Silakan memilih dan menanyakan apa gerangan maksud dan artinya. Namun kalu ingin mengisinya sendiri, boleh memesan yang masih kosong pada sejumlah pengrajin di Tomok. Mungkin Anda ingin menulisnya sendiri biografi keluarga dengan aksara dan jenis tinta pilihan tertentu. Itu tak terlalu sulit lagi sekarang, bukan ?


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Batak Toba

Sumatera Utara

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047