syarafal anam

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001153
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Bengkulu
Responsive image

Seni islam syarafal anam adalah seni islam yang berkembang di Provinsi Bengkulu secara umum tidak terkecuali di Kabupaten Kaur sebagai seni islam tentu saja tidak bisa di lepaskan dari kedatangan islam kedaerah ini. Masuknya dakwah islam di kerajaan selenar umunya termasuk ke Kaur. Menurut Rohimin dan kawan-kawan dalam bukunya yang berjudul ‘’Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Provinsi Bengkulu’’ terjadi saat pantai barat Sumatra dikuasai oleh Sultan Banten pada tahun 1620. Selain untuk kepentingan lada dan rempah lainnya para utusan raja Banten berperan dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi akibat pemilihan pemimpin ditingkat dusun.

Para utusan Sultan Banten juga berperan sebagai Dai yang menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat. Hubungan antara kerajaan selebar dan kerajaan Banten semakin dekat setelah Depati Bangsa Radin pada tahun 1668 menghadap Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Abdul patah ( 1651-1682). Depati Bangsa Radin mendapatkan pengakuan dari Sultan Banten sebagai raja kerajaan selebar dengan gelar pangeran Nata Diraja. Baiknya hubungan Kerajaan Banten dan Kerajaan Selebar semakin membuka peluang penyebaran islam di Daerah Bengkulu termasuk juga di Kaur.

Ada kemungkinan berkembangnya syarafal anam dikaur bersamaan dengan masuknya dakwah islam di kaur , mengingat salah satu media penyampaian nya dakwa yang cukup efektif yang mudah diterima melalui seni.

Penyebaran syarafal anam di Kabupaten Kaur menurut Suardi meliputi Daerah Kaur Selatan, Sekunyit sampai ke Nasal , kemudian dari Muara Tetap sampai ke Babat.

Syarafal Anam di laksanakan pada saat acara Pernikahan pada malam hari sedangkan acara Maulid Nabi di tampilkan pada siang hari.

Syarofal Anam merupakan selawatan atau puji pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW yang disertai dengan permainan alat musik Terbangan dan dalam penyajiannya ketiga elemen ini (vokal, alat musik Terbangan dan Rodat) saling berkaitan. Ketika selawat dilantunkan diiringi dengan alat musik terbangan dari setiap peralihan, satu bagian selawat ke selawat berikutnya ditandai dengan permainan terbangan. Pemain musik Syarafal Anam minimal 5 (lima) orang dan maksimal  tergantung kebutuhan penyajian.(Willy Lontoh dkk, 2016: 87).

Mengenai jumlah penampil Syarafal Anam juga dijelaskan oleh Haryani dkk bahwa kesenian Syarofal Anam dimainkan di shaf majelis oleh para pemain, pemain sendiri terdiri dari 19 (sembilanbelas) orang atau lebih dalam shaf.

terdapat ketua adat dan pemain. Ketua adat berperan sebagai pembuka atau yang memulai acara dengan memimpin melantunkan syair dan selanjutnya diikuti oleh para pemain yang lain. Para tokoh masyarakat yang berada di shaf tidak memainkan Rebana hanya saja melantunkan syair kesenian Syarofal Anam saja (Haryani, 2014:49). Seni Islam Syarofal Anam telah menjadi bagian dari tradisi keislaman di Kabupaten Kaur. Secara naluriah tiap komunitas pemilik sebuah kesenian berkeinginan untuk mengembangkan dan mewariskan keseniannya kepada generasi penerus. Generasi tua menurunkan dan membagi pengalaman mereka kepada generasi yang lebih muda.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Hariadi, Hasanadi, Silvia Devi

BPNB Sumatera Barat

0

0

Sri Haryani

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Kaur

081279531298

kebudayaan.kaur@gmail.com

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Maestro Karya Budaya

Suardi

Gedung Sako Kec. Kaur Selatan Kab. Kaur

0

0

M. Jafar Salam

Kasuk Baru Kec Tetap Kab Kaur

0

0

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047