Bagandut

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001204
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Kalimantan Selatan
Responsive image
BAGANDUT I. SEJARAH TARI BAGANDUT Propinsi Kalimantan Selatan memiliki aneka ragam kesenian yang sejak lama hidup dan berkembang dalam masyarakat yang tersebar di daerah daerah dengan ciri dan ke khasan masing–masing. Di Kabupaten Tapin khususnya di kecamatan Tapin Tengah memiliki keistimewaan dalam bidang Kesenian , karena terdapat jenis tari rakyat yang tumbuh dan berkembang sejak lama dan masih hidup sampai sekarang serta menjadi sumber penggarapan tari daerah lainnya, yaitu tari Gandut. Tari Gandut lahir tepatnya di Desa Pandahan sejak masa kerajaan Banjar yaitu sekitar tahun 1850-1860 an. Desa Pandahan terdapat di Kecamatan Tapin Tengah , 11 km dari ibukota Kabupaten Tapin. Asal nama pandahan itu sendiri adalah asal kata “paandahan” tempat singgah sementara, karena jaman dahulu banyak orang dari daerah lain yang ikut singgah untuk bertani di daerah ini. Masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah masyarakat petani yang kuat melaksanakan tradisi turun temurun. Masa sesudah panen dikenal sebagai masa pelaksanaan perjodohan dan perkawinan, dan biasanya dalam upacara perkawinan dimeriahkan oleh berbagai hiburan kesenian , diantaranya adalah tari Bagandut. Dan tarian ini awalnya dipertunjukan unuk kalangan bangsawan karena tarian ini dianggap indah. Tari Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarang wanita dapat menjadi Gandut. Secara umum bakat yang dimiliki oleh calon penari merupakan keturunan dari penari yng didapat dari orang tuanya, selain cantik, juga wajib menguasai seni bela diri dengan merapal mantera-mantera tertentu. Penari gandut ini disebut penari tumbuh bamban karena diumpamakan seperti tanaman bamban yang tumbuh sendiri tanpa ada yang sengaja menanamnya. Terdapat kisah yang menyatakan bahwa tari ini juga berasal dari kerajaan Muning yaitu ketika Aling melakukan pertapaan, ia mendapat bisikan yang menyuruh agar anaknya “digandutakan”. Gandut itu sendiri adalah penyebutan penari wanita dalam tari tradisional. Sehingga tarian ini disebut Bagandut. Tahapan yang harus dipenuhi calon penari untuk menjadi penari bagandut antara lain dengan melakukan ritual antara lain : a. Mandi Mayang : yaitu mandi dengan air yang telah dicampur dengan bunga pinang yang disebut mayang dan juga ditambah dengan tujuh macam bunga sebagai lambang dari keharuman budi dan kesucian hati b. Badudus : tidak berbeda dengan mandi mayang, yang membedakan adalah yang menyiramkan Bungan kepada calon penari adalah penari Bandut dan tokoh kesenian secara bergantian. Dalam badudus disiapkan sesaji atau pinduduk berupa 41 macam bubur merah, bubur putih, kopi dan lainnya. c. Batimung : adalah cara mengeluarkan keringat atau sauna yang merupakan tradisi turun temurun. Batimung dilakukan dengan cara menyelimuti orang didalam tikar atau kain tebal. Orang tersebut duduk di sebuah kursi rendah dan dimasukkan juga rebusan rempah rempah berbau harum d. Bausung : Berasal dari kata usung yang artinya digendong di bahu, dan diiringi dengan iringan musik tradisional , calon penari gandut di usung oleh orang yang berpengalaman sambil menari. e. Basanding diganggulung : Ganggulung merupakan sebuah bangunan tinggi yang terbuat dari pohon pinang. Di gangggulung ini calon penari didudukakan sehingga dapat dilihat dan dikenal oleh orang banyak. seiring dengan redupnya kekuasaan Banjar, kesenian gandut di kalangan bangsawan juga ikut tenggelam akan tetapi pada perkembangannya tari ini menjadi hiburan rakyat sampai saat ini dan dapat dimainkan oleh masyarakat umum tanpa ritual tertentu. Bagandut, adalah sebutan untuk jenis tarian tradisi khas Kab.Tapin. Tari Gandut pada masanya berkembang didaerah Margasari, Pabaungan, Pandahan, Parigi, Tatakan, Margasari hingga ke kota Rantau. Bagandut sendiri terbagi menjadi empat jenis tarian yaitu gandut Mangandangan, Mandung-mandung, Gandut Manunggul, Gandut Karuncungan. Tarian gandut ditarikan oleh perempuan, dengan lenggang lenggok ragam khas tari gandut, penari berusaha menarik perhatian penonton untuk ikut menari. Penonton yang ikut menari biasa meletakkan uang dalam sasanggan sebagai wujud berbagi dalam hiburan tari-tarian. Pelaksanaan tarian gandut ini sangat sederhana dan mudah. Tari ini adalah jenis tari tarian pergaulan yang didalamnya terdapat unsur lagu-lagu untuk mengiringi tarian, yang dibawakan oleh seorang atau lebih penari wanita (gandut) dan ditemani oleh penari –penari pria yang merupakan pengunjung yang wajahnya ditutup oleh selembar kain atau sarung. untuk dapat ikut menari pengunjung harus menyerahkan sejumlah uang di tempat yang telah disediakan. Pada awalnya cara yang digunakan dengan memberi uang logam di dalam mangkuk yang terbuat dari besi yang disebut “sasangaan” sehingga menimbulkan bunyi gemerincing. Saat ini sasanggan dapat terbuat dari bahan apa saja. II. STRUKTUR TARIAN DAN POLA LANTAI Bagandut diambil dari kata Gandut yang berarti Penari. Bangandut menjadi daya tarik tersendiri baga masyarakat pada masa dulu, hal tersebut dikarenakan ada beberapa pakem khusus dalam bagandut. Lagu yang dipakai dalam bagandut hanya 4 macam lagu. Diluar dari empat macam lagu tersebut maka hanya disebut Bajapinan. Adapun lagu-lagu dalam bagandut adalah sebagai berikut; - Lagu Mandung untuk tari Gandut Mandung Mandung Dalam gerakan tarinya banyak menggunakan gerak silat Banjar. Penari pria yang menjadi pasangan gandut menari tidak berusaha mengurung seperti halnya tari manggandangan, namun berusaha menyentuk bagian tertentu dari seorang gandut. Gerakan penari pria yang seakan siap menyentuh itu diantisipasi dengan gerakan menangkis oleh gandut, sehingga nampak terlihat seperti gerakan pencak silat. Tari Gandut Mandung mandung di tarikan oleh sepasang laki-laki (biasanya dari kalangan penonton) dan perempuan, dimana pada setian hentakan lagu sang penari laki-laki menyerang si penari perempuan dengan maksud berusaha menyentuh pipi (pukul atas), dada (pukul tengah), dan pantat (pukul bawah). Adapun ragam dasar pada tari mandung-mandung adalah sebagai berikut; Ragam Gerak Laki-laki · Step 4 (langkah 4) · Kijik · Gerak Hambat · Gerak Pukul Ragam Gerak Perempuan · Step 4 (langkah 4) · Step 2 (langkah 2) · Kijik · Kambang · Limbai langkah 4 · Tangkis · Kibas - Lagu mangandangan untuk tari Gandut Mangandangan Gandut Mangandangan Istilah manggandangan berasal dari kata kandangan yang berarti pagar atau kurung. Jadi manggandangan dapat diartikan mengurung atau memagar. Dalam tarian ini terlihat gerakan mengurung gandut yang dilakukan oleh penari pria. Penari pria selalu berusaha untuk menyudutkan gandut, sehingga gandut harusberupaya mengelakkan diri agar bisa keluar dari kurungan yang dilakukan tersebut. Namun pengertian keluar disini bukan berarti lari, tetapi selalu memancing penari pria dengan gaya yang memikat hati. Pada tari Gandut Mangandangan, terdapat pola lantai bebas tidak beraturan, yang berarti penari laki-laki dan penari perempuan bisa bergerak kemana saja. Hal tersebut dikarenakan jenis tarian Mangandangan ini mirip dengan semacam permainan kejar-kejaran. Penari perempuan selalu bergerak mencari celah kosong menghindari kejaran penari laki-laki, sedangkan penari laki-laki berusaha terus mengejar penari perempuan dengan gerakan sepertimembentuk Kandang (Mangandangan). Jika disederhakan pola lantai dalam tari Gandut Mangandangan akan terlihat seperti berikut; Sama halnya dengan tari mandung-mandung, tari mangandangan juga ditarikan oleh sepasang laki-laki (dari kalangan Penonton) dan perempuan. Perbedaan dengan tari mandung-mandung terdapat pada Lagu dan gerak yang dibawaan pada saat tarian. Tari Mangandangan lebih banyak bergerak menghalau (mangandang) gerak tari perempuan. Biasanya penari laki-laki pada tari gandut Mangandangan ini adalah laki-laki yang mahir menari dan silat, begitu juga denan penari perempuannya. Adapun ragam gerak dalam tari Gandut Mangandangan diantaranya adalah sebagai berikut; Ragam Gerak laki-laki · Step 2 ( Langkah 2) · Hayam Ma’alas (Seperti Ayam Mengincar) · Garah · Pukul Ragam Gerak Perempuan · Kijik · Step 2 (Langkah 2) · Kambang · Limbai Langkah · Limbai · Tangkis · Kibas - Lagu Stambulan/Karuncungan untuk tari Gandut Karuncungan Pada tari Gandut Karuncungan Penari Laki-laki dan penari perempuan bergerak menari dengan bergandengan tangan ke kiri, kanan, depan dan belakang, seperti halnya tari salsa. Ragam gerak yang dipakai hanya step 4 (langkah 4) saja. Pada pertunjukan tari gandut jenis karuncungan ini peranan gandut sangat menentukan kegairahan penari pria untuk melakukan gerakannya. Dengan cara menggandeng seorang pria teman menari, gandut melangkah mengayunkan gerakannya maju mundur mengikuti irama lagu yang ia nyayikan sendiri. Perbedaan pokok dari tari gandut tersebut terdapat pada gerak tarian serta latar belakang tarian tersebut dan masing-masing ditarikan dengan lagu yang langsung dinyanyikan oleh Gandut atau penari waita dengan iring iringan musik dan tabuhan. Gerakan yang dilakukan oleh gandut hanya maju mundur mengikuti irama musik, kemudian gerakannya divariasi dengan gerakan lain agar memperindah gerakan penari. Tarian ini ini memiliki gerak tari imitatif atau meniru gerakan alam sesuai dengan ekspresi jiwa, iringan tariannya monoton, penghayatan tari sebatas lingkungan setempat dengan komposisi pola lantai yang sederhana dan dilakukan secara kelompok atau kolektif. - Lagu Dua Putri untuk tari Gandut Manunggu Pada tari ini, si Laki-laki hanya duduk bersebunyi dalam sarung di arena gelanggang tari. Sedangkan penari perempuan bergerak menggoda si laki-laki agar membuka sarungnya. Pada Tari Manunggul, tidak terdapat banyak perpindahan (move) pergerakan penari. Hal tersebut dikarenakan penari laki-laki pada tari Manunggul hanya diam duduk bersembunyi dalam kain sarung, dan penari peremuan bergerak mengelilingi penari laki-laki dengan gerakan menggoda, agar sarung yang menutupi penari laki-laki tersebut dapat dibuka. III. MUSIK PENGIRING - Tarian bagandut diiringi musik dari perpaduan Babun (sejenis Gendang), Biola (dulunya Rebab), Panting (Alat Musik Petik) dan Gong · Babun pada dahulunya memakai dua jenis, yaitu Babun dan Talinting dan dimainkan satu orang satu alat. Sekarang fungsi Talinting diganti dengan ring head dan snare berbagai ukuran sesuai keperluan Pambabunan (Pambabunan menyebutnya dengan Remo). Selain Remo pambabunan bisa juga memakai gendang kecil yang biasa mereka sebut dengan Tak Tung. Penambahan alat modern tersebut memudahakan dan mengefisiensikan pemani yang mulanya dua pemain sekarang bisa dimainkan oleh satu pemain saja. Mengenai perubahan pada alat musik babun hanya cara membuatnya saja, yang dahulunya diolah secara manual sekarang bisa diolah dengan tenaga mesin. · Biola/Rebab Alat musik gesek yang berfungsi sebagai melodi dalam musik, sekarang berubah menjadi biola. Hal itu dikerenakan kepraktisan dan jangkauan nada pada biola lebih mudah disesuaikan daripada rebab. · Panting Perubahan pada panting sangat signifikan. Dimulai dari senar yang dulunya hanya memakai tiga tali yaitu Pangilik, Pangguda, dan Agur, sekarang Panting kebanyakan memakai empat sampai 5 tali. Bahan Parut Panting yang dulunya memakai kulit hewan berganti dengan tripleks dan di dalamnya menggunakan preamp (sejenis Pengeras suara untuk gitar). Pewarnaan yang dulu hanya menggunakan pewarna dari tumbuh-tumbuhan berganti dengan bahan cat semprot. Senar yang dulunya terbuat dari serat Nanas berganti dengan senar Nylon. · Gong Alat Musik pukul yang berfungsi sebagai Bass. IV. RIAS dan BUSANA Pada riasan, penari Gandut biasanya hanya memakai polesan make up sederhana, cukup dengan memakai bedak, lipstik, dan calak mata (Sejenis Mascara). Namun sebelum mereka terjun untuk menari, biasanya ada ritual-ritual khusus pada setiap penari yang mereka percayai bisa membuat daya tarik tersendiri. Ritual-ritual tersebutlah yang konon membuat para penari terlihat sangat cantik meskipun hanya memakai make up sederhana, Pakaian penari tidak memerlukan pakaian khusus, hanya pakaian bebas biasa seperti pakaian pada umumnya untuk melakukan “karasmin” atau pesta. Dan untuk Gandutnya cukup berpakaian kebaya pendek (Kebaya Kutabaru) dengan warna mencolok, riasan cukup dengan bersanggul dan memegang sapu tangan di tangan sebelah kanan. Kebaya Kutabaru adalah kebaya seperti biasanya, tetapi ciri khas dari kebaya ini adalah adanya kain berbentuk persegi panjang selebar lebih kurang 10-20 cm yang menghubungkan sisi kiri degan sisi kanan pada saat kebaya tersebut dipakai. Posisi kain tersebut ketika dipakai berada sedkit dibawah bagian dada. Pada dahulunya pakaian kebaya pada Panggandutan (sebutan untuk Penari Gandut) mempunyai ciri yang signifikan. Kebaya biasa tanpa kotabaru, dipakai oleh penari yang masih perawan, sedangkan kebaya berjenis Kutabaru dipakai oleh penari yang sudah pernah bersuami. Berikut adalah gambar pakaian Kebaya Biasa yang di pakai penari yang masih perawan. V. TEMPAT PERTUNJUKAN Tempat penari cukup di alam terbuka tanpa memerlukan tempat pentas atau dekorasi layar. Arena pertunjukan kesenian gandut ini sangat sederhana dan mudah seperti halnya pertunjukan pada masa lalu. Mereka tidak mengenal panggung. Jika ada lapangan atau tanah yang kosong dan agak luas maka disitulah dibuat arena. Tempat penari cukup dialam terbuka tanpa memerlukan pentas atau dekorasi layar, pembatasnya cukup dikelilingi oleh tiang dan dibatasi tali atau bangku-bangku penonton. VI. NILAI MAKNA DAN FUNGSI Secara umum fungsi pertunjukan tarian bagandut adalah : 1. Fungsi religious Agama disebarkan melalui kesenian yang dapat dinikmati seluruh masyarakat sehingga mudah diterima. 2. Peneguhan integritas sosial Contoh dari peneguhan integritas sosial dalam kesenian adalah adanya beberapa jenis seni pertunjukan yang diperuntukkan hanya untuk kalangan tertentu, seperti pertunjukan untuk raja dan kalangan istana, pertunjukan untuk masyarakat umum, dan pertunjukan untuk komunitas tertentu. 3. Fungsi edukatif Pertunjukan yang membawa nilai pendidikan dapat ditunjukan untuk mengenalkan pengetahuan baru kepada penontonnya. 4. Sarana Hiburan Masyarakat petani menggelar tarian bagandut sebagai sarana hiburan untuk menyambut datanggnya masa panen, dan selain itu pada masa panen inilah mereka mempunyai biaya dan waktu untuk menghibur diri. 5. Sarana pendidikan Fungsi lainnya adalah untuk sarana pendidikan untuk memperkuat atau memperlengkap kekuatan kepribadian.

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Perpekindo Banjarmasin

Jl. Hasan Basri, Kayutangi, Banjarmasin

08135161395

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Maestro Karya Budaya

Titin Yana Mandung

?

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047