Nolam

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001114
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Riau
Responsive image

Dalam kehidupan masyarakat kecamatan Kampar sudah menjadi tradisi bahwa dalam setiap kegiatan sosial selalu dihadapkan dengan seni dan Agama. Manolam merupakan tradisi lisan yang mengandung unsur seni dan Agama. Banyak tradisi yang menggabungkan seni dan agama yang berkembang pada masyarakat Kampar. Manolam sangat jelas mengandung unsur seni karna dalam tradisi ini sang penutur akan membacakan teksnya dengan cara dinyanyikan. Sedangkan unsur Agama yang terkandung dalam Tradisi manolam, bisa dilihat dari teks yang dibacakan yang kesemua teksnya menceritakan tentang kehidupan Nabi Muhammad, S.A.W.

Manolam merupakan sebuah karya sastra lisan yang berkembang di kelurahan Airtiris, Desa Rumbio, Ranah dan desa lainnya sejak awal abad 19. Rata-rata penutur Manolam yang terdapat di kecamatan Kampar mendapatkan naskah Manolamnya dari gurunya, dengan media mencatatkan kembali ke buku atau mengafalnya penutur Manolam menyimpan syair-syair Manolam itu. Manolam berlansung pada acara-acara hajatan masyarakat, mulai dari Aqiqah, Nikah Kawin, Panen dan sebagainya. Seorang penutur Manolam akan diundang oleh orang lain untuk datang ke rumahnya dalam rangka memeriahkan acara-acara yang diadakan oleh sang tuan rumah dengan tujuan, orang yang ada disekitar rumahnya akan berbondong-bondong datang ke rumahnya untuk mendapatkan hiburan. Artinya Manolam ini dijadikan media pemberitahuan dan undangan kepada masyarakat lainnya. Sedangkan bagi masyarakat, Manolam adalah sebagai media hiburan dan mendapatkan ilmu pengetahuan sejarah dan atau hikayat Islam.

Lazimnya masyarakat yang mengundang penutur Manolam dalam rangka acara-acara keluarga, misalnya memberi nama anaknya, akan naik Haji, Syukuran panen, pernikahan dan sebagainya. Dalam rangka akan naik haji misalnya, tuan rumah akan menyediakan makanan dan minuman alakadarnya untuk sang penutur Manolam dan orang yang hadir, lalu setelah sholat Isya dan doa dilakukan, sang penutur Manolam mulai membacakan teks Manolamnya hingga pukul 03.00 WIB. Isi teks Manolam akan disesuaikan dengan acara sang pengundang, jika hajatan akan naik haji, maka teksnya akan bercerita tentang haji, jika acara Aqikah maka sang penutur Manolam akan menyanyikan teks Manolamnya yang berkaitan anak, bisa jadi cerita tentang anak-anak Rosululloh SAW, atau masa kecil Nabi.

Pada masyarakat kecamatan Kampar Manolam merupakan sebuah hiburan yang tidak mahal untuk diadakan. Orang-orang yang diundang akan disuguhkan makanan dan minuman oleh tuan rumah. Lagu dan kisah yang diceritakan dalam Manolam menjadi daya tarik orang-orang yang datang, seperti halnya pembacaan syair, namun yang membedakan nya ialah lagu dan jenis teks atau kisah yang dibacakan.

Lahirnya tradisi lisan Manolam ini merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat kecamatan kampar. Dimana dengan adanya tradisi ini orang-orang atau masyarakat yang berada di sekitar rumah yang sedang berlangsungnya Manolam ini akan berkumpul. Degan demikian terjadilah pembauran masyarakat. Pada saat masyarakat ini berkumpul tentulah hubungan silaturrahim akan terjalin dengan baik. Seseorang yang belum kenal dengan seseorang lainnya akan menjadi kenal, dan yang sudah kenal akan semakin akrab. Tidak dipungkiri Manolam menjadi kebutuhan masyarakat kecamatan Kampar. Jika seseorang yang mengadakan hajatan di rumahnya tidak mengadakan Manolam, maka tidak lengkaplah acaranya itu, baik acara pernikahan, aqikah, naik haji, syukuran panen dan lain-lain. Adanya keterkaitan ini, maka masyarakat kecamatan Kampar menjadikan tradisi Manolam menjadi penting untuk diadakan.

Menurut bapak Nazarudin yang menjadi salah satu penutur Manolam, seorang penutur tidak lepas dari pentingnya Manolam, karna tidak banyak yang menguasai teknik pembacaan teks Manolam. Dengan lagu irama khas Kampar ini seakan-akan mengihpnotis masyarakat untuk tidak beranjak dari tempat acara berlangsung.  Teks yang dibaca sang penutur merupakan salinan dari gurunya terdahulu. Dengan tulisan tangan, penutur menulis kata demi kata untuk merangkai bagian-bagian bait syair. Lalu teks itu menjadi rangkaian cerita yang disebut Manolam yang beraksara arab Melayu.

Manolam biasanya dituturkan oleh laki-laki, namun perempuan juga ada yang menjadi penutur Manolam ini. Tidak ada larangan atau ketentuan yang mengatur tentang gender bagi penutur Manolam. Selain itu juga tidak ada aturan busana atau atribut khusus untuk menjadi penutur Manolam. Tradisi Manolam ini biasanya dilakukan pada saat bulan yang empat Hijriah yaitu Rabbiul Awal, Rabbiul Akhir, Jumadin Awal dan Jumadin Akhir. Pada bulan yang empat ini biasanya Manolam akan bercerita tentang peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Asryanika (2016, dikutip dari Syamsidar, 2014) memberikan keterangan masyarakat Kecamatan Kampar menganggap ke-empat bulan ini merupakan Bulan yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain ke-empat bulan ini bersaudara dan tidak bisa dipisahkan. Dalam ungkapan masyarakat kecamatan Kampar bulan Rabbiul Awal adalah bulan yang bungsu, Rabbiul Akhir bulan yang muda, Jumadin Awal bulan yang tengah, dan Jumadin Akhir bulan yang tua. Selain itu pada bulan Rajab Manolam akan berhubungan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Pada bulan yang empat ini dan Rajab jika ada hajatan Aqikah, sunatan, Nikah Kawin, Mendoa Akan Naik Haji, Syukuran Panen, dan lain-lain maka Manolam biasanya diminta oleh tuan rumah yang sedang berhajatan.

Kelengkapan peralatan Manolam

Bagi penutur Manolam peralatan yang diperlukan hanya pengeras suara (jika ada). Naskah atau teks Manolam dibawa sendiri oleh penutur.

Manolam Pada Hajatan Aqiqah Pada saat kelahiran seseorang

Keluarganya yang berkemampuan akan mengaqiqahkan anaknya tersebut. Prosesi Aqiqah ini biasanya dimulai setelah sholat mahgrib yang di tandai dengan pemotongan rambut yang diiringi oleh Barzanji atau Rebana, lalu barulah diadakan doa bersama sekaligus mengikat nama bayi tersebut. Tuan rumah akan mempersiapkan jamuan makanan dan minuman untuk penutur Manolam dan pendengar Manolam. Sedangkan pendengar akan duduk bersila mengelilingi penutur. Lalu penutur akan duduk bersila pula di hadapan para undangan. Setelah sholat Isya’ barulah Manolam ini dimulai. Penutur mulai dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim, kemudian dilanjutkan dengan puji-pujian kepada Allah SWT dan Rosul. Setelah itu, barulah Manolam dibacakan. Pada saat penutur Manolam membacakan Manolam dengan nyanyian tersebut, pendengar secara seksama mendengarkan isi cerita Manolam. Sesekali penutur Manolam menjelaskan secara detil apa yang disampaikannya itu.

Manolam pada Hajatan Sunatan

Manolam pada Hajatan Sunatan ini bertujuan menghibur para penunggu anak-anak yang sudah di khitan. Karena biasanya anak-anak yang sudah dikhitan akan dijaga oleh orangtuanya masing-masing serta pemuda atau tetangganya. Penjagaan ini adalah untuk mengantisipasi posisi salah dalam tidurnya anak yang baru saja dikhitan oleh dukun. Jika anak yang dikhitan tidur telungkup, maka orang yang menjaganya akan membetulkannya kembali. Selain itu Manolam pada Hajatan Khitanan ini juga berfungsi sebagai pencegah orang yang menjaga untuk tidur.

Peranan Manolam pada Hajatan Nikah Kawin

Bila hajatan Nikah Kawin terjadi pada bulan yang 5 yaitu Rabbiul Awal, Rabbiul Akhir, Jumadin Awal, Jumadin Akhir dan Rajab, Manolam pada nikah kawin ini berfungsi untuk menemani orang-orang yang sudah lelah dalam bekerja pada siang harinya. Selain itu manolam juga sebagai penghibur. Bahkan lebih dari pada itu, manolam pada acara nikah kawin juga bertujuan sebagai perekat tali silaturrahim antar warga dan menambah wawasan baru tentang sejarah keislaman baginya.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Desa Tambang

Desa Tambang Kabupaten Kampar

0

-

Masyarakat Rumbio Jaya

Desa Rumbio Jaya Kabupaten Kampar

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020

Maestro Karya Budaya

Hj. Azmiyarti

Desa Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047