Tari Balanse Madam

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001096
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Sumatra Barat
Responsive image

Tari Balanse Madam merupakan sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang Palinggam.

Sejarah keberadaan Tari Balanse Madam tidak terlepas dari kehadiran bangsa Portugis di pantai barat pulau Sumatera pada abad ke enam belas. Generasi sebagai penerus dari kesenian ini sudah lebih dari 2 (dua) generasi penerusnya berdasarkan data kesejarahan tersebut. Kedatangan bangsa Portugis ke Kota Padang telah membawa dampak terhadap tumbuhnya kesenian di Padang waktu itu. Seabad sebelum tanggal 7 Agustus tahun 1669, Padang hanya berupa perkampungan tradisional yang terletak di pinggiran pantai Sumatera bagian barat, yang kalah ramai dibanding Tiku dan Pariaman. Namun kampung ini mulai ramai sejak orang-orang Portugis dan Aceh berdatangan untuk berdagang ke Kota Padang pada masa itu. Menilik kehadiran bangsa Portugis ke Padang sebagai pedagang, maka bersamaan itu pula berdatangan penduduk imigran dari pulau Nias untuk bekerja sebagai buruh atau pembantu di pelabuhan bagi bangsa Portugis. Kedatangan orang Nias dibawa oleh para pedagang China yang datang ke Sumatera Barat dari pulau Nias pada awal abad ke-16. Mereka ditempatkan di berbagai daerah antara lain di Padang (terutama di daerah Muara), di daerah Pariaman dan Pasar Usang dan sebagian lain di daerah Muara Sakai Pesisir Selatan. Akan tetapi dari jumlah keseluruhan orang Nias tersebut lebih banyak ditempatkan di Padang.

Dengan dipekerjakannya orang-orang Nias yang berada di Padang oleh Portugis, maka terjadilah relasi sosial budaya antara kedua suku bangsa tersebut, sehingga menularkan suatu bentuk kesenian yakni tari Balanse Madam. Awal lahirnya Tari Balanse Madam adalah akibat seringnya terjadi kontak (hubungan) sosial antara bangsa Portugis sebagai majikan dengan orang Nias sebagai bawahan atau pekerja.Setiap pesta yang dilakukan oleh bangsa Portugis baik di kapal ataupun di daratan selalu diperkenalkan tarian yang berbentuk tari pergaulan seperti dansa kepada orang-orang Nias. Bangsa Portugis bukan saja menyebarkan pengaruhnya sebagai pedagang tetapi juga dalam hal kesenian. Baik tari ataupun musik selalu mereka sebarkan atau tularkan pengaruhnya di Kota Padang. Yang terdekat pada waktu itu dengan komunitas Portugis adalah orang-orang Nias yang bekerja sebagai pembantu, baik pada keluarga Portugis maupun dalam kelancaran usaha perdagangannya dan sebagai buruh.

Melalui transformasi imajiner, para seniman atau masyarakat Nias yang memiliki kemampuan rasa estetis dan jiwa seni, mulai mengembangkan pola-pola gerak tari pergaulan yang dilakukan oleh bangsa Portugis tersebut. Pola-pola gerak tersebut, seperti pola gerak tari Dansa. Proses adaptasi dan transformasi imajiner ini disebabkan adanya rangsangan kinetetis, yang dirasakan oleh masyarakat Nias. Secara realitas bangsa Portugis tidak mengajarkan tarian dansa kepada masyarakat Nias, atau orang Nias secara individu, akan tetapi mereka hanya memberikan suatu pembelajaran dengan jalan memberikan suatu kesempatan kepada masyarakat Nias untuk dapat menyaksikan peristiwa pesta Dansa dalam ruang lingkup komunitas bangsa Portugis tersebut. 

Kebiasaan-kebiasan bangsa Portugis tersebut menjadi obsesi pula bagi masyarakat Nias yang bermimigrasi ke Kota Padang. Bagaimanapun mereka perlu suatu ajang untuk menjalin relasi antar mereka agar silaturahmi diantara mereka sebagai pendatang (perantau) di Kota Padang, dapat terjalin dalam ikatan yang kuat, agar rasa senasib sepenanggungan sebagai orang perantauan dapat dirasakan secara bersama-sama. Atas dasar kreativitas, lahirlah tari Balanse Madam yang merupakan adaptasi dari tarian Dansa bangsa Portugis. Pola-pola gerak yang dikreasikan tidak sama sekali berakar pada gerak Dansa, akan tetapi yang disadur adalah pola-pola gerak tari dan disain lantai serta suasana dan fungsi dari tarian dansa tersebut. Konsep gerak berakar sepenuhnya pada dasar gerak tari tradisi yang dibawa dari kampung halaman orang Nias, seperti Maena dan Hiwõ. Kemudian dikombinasikan dengan gerakan tarian Melayu. Karena pada masa itu tarian Melayu juga sedang berkembang di tengah bangsawan perkotaan atau Bandar di pulau Sumatera.

Berdasarkan namanya yaitu Balanse Madam, maka anggota yang melaksanakan tari merupakan pria dan wanita yang telah menikah. Meski demikian, anggota penari tidak boleh memiliki hubungan kekerabatan antara anggota yang satu dengan yang lain, dan para penari juga harus mendapat izin dari suami dan istri mereka masing-masing. Tari Balanse Madam ini adalah tarian berpasang-pasangan dengan anggota paling sedikit 8 (selapan) orang (empat pasang), atau 16 (enam belas) orang, dan paling banyak 32 (tiga puluh dua) orang. Tari ini juga sudah dipengaruhi oleh agama Islam sehingga antara penari laki-laki dan perempuan tidak boleh bersentuhan langsung telapak tangan dengan telapak tangan, sehingga tangan harus dilampisi oleh ijuk, dan karena zaman sudah berkembang para penari menggunakan sarung tangan untuk melapisi tangan mereka.

Tari Balanse Madam memiliki komando yang memimpin gerakan, komando tersebut disebut dengan “comando” (bahasa Portugis). Pola tari Balanse Madam yang dikenal dengan pola lantai yang berbentuk lingkaran memiliki nama posisi, posisi bagian Utara dan Selatan disebut “Penara Kepala”, posisi Timur dan Barat disebut “Penari Rusuk”. Gerakan tari Balanse Madam secara keseluruhan merupakan gerakan kegembiraan, dimana filosofinya adalah agar terwujudnya persatuan dan kesatuaan yang menciptakan rasa bahagia bagi masyarakat yang menyaksikan tari tersebut. 

Tari Balanse Madam ditampilkan dalam pertunjukan pesta perkawinan, pengangkatan penghulu atau tetua adat dan juga acara adat lainya. Sedangkan musik tari Balanse madam secara keseluruhan diiringi dengan orkes musik Gamad seperti; set drum dan simbal, sedangkan musik pengiringnya adalah akordion, biola dan alat tiup. 

Dalam rangka menjaga pewarisan tari Balanse Madam, maka saat ini penari tidak diharuskan dari orang yang telah berkeluarga namun diperbolehkan dilakoni oleh para muda mudi. Tari ini juga telah dilestarikan oleh ISI Padang Panjang dan juga telah didukung pelestariannya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020

Komunitas Karya Budaya

Tawanto Lawolo

Seberang Palinggam Kota Padang

08126782545

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020

Maestro Karya Budaya

Tawanto Lawolo

Seberang Palinggam Kota Padang

08126782545

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 05-11-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047