Upacara Adat Dandangan Kudus

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101459
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

TRADISI DANDANGAN

Dandangan merupakan tradisi peninggalan dari Sunan Kudus yang bernama Syech Jafar Shodiq, beliau merupakan pemimpin tertinggi soal agama di wilayah Kudus pada abad 16. Beliau sangat disegani dan diakui dalam hal penguasaan ilmu agama khususnya Fikih dan Falaq. Oleh sebab itu tentu beliau sangat mengerti dan sangat ahli mengenai penetapan tanggal.

Pada waktu itu setiap menjelang bulan Ramadan maka banyak orang yang berkumpul di sekitaran Masjid Menara yaitu Masjid Al Aqsa untuk menanti pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan tanggal 1 Ramadan, orang yang ingin mendengar pengumuman itu sangat banyak dan datang dari segala penjuru, maka orang disekitar Masjid kemudian banyak yang berjualan makanan dengan istilah mremo atau aji mumpung yaitu banyak orang berjualan karena ada kesempatan dan banyak orang yang membutuhkan pada saat itu.

Penentuan Tanggal 1 Ramadan di tandai dengan penambuhan bedug di Menara Masjid, karena bunyi bedug itu dang...dang...dang... maka tradisi pengumuman penentuan Tanggal 1 Ramadan itu dinamakan Tradisi Dandangan. Gelaran tradisi Dandangan merupakan festival yang diadakan untuk menandai dimulainya ibadah puasa pada bulan Ramadan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Seperti halnya Dugderan, puncak seremoni Dandangan dilakukan dengan memukul bedug Masjid Menara Kudus untuk menandai awal bulan puasa. Kata Dandangan merupakan onomatope dari suara bedug khas Masjid Menara Kudus. Resonansi bedug menimbulkan bunyi yang nyaring (Dang!), sehingga bunyi bedug sebagai awal penanda datangnya bulan puasa disebut Dandangan.

Pada mulanya, Dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa. Seiring dengan berkembangnya waktu, momentum ini juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di sekitar masjid. Saat ini tradisi Dandangan juga dikenal masyarakat sebagai pasar malam yang ada setiap menjelang Ramadan. Pada abad 16, pertanda awal dimulainya 1 Ramadan diumumkan langsung oleh Sunan Kudus. Sunan Kudus merupakan ahli ilmu falak yang bisa mengetahui hitungan hari dan bulan dalam kalender hijriah. Pengumuman awal datangnya bulan ramadan dilakukan di pelataran Masjid Menara Kudus dengan memukul bedug di dua waktu. Pemukulan bedug waktu pertama ditujukan untuk mengumpulkan masyarakat. Pemukulan bedug di waktu kedua ditujukan untuk memutuskan sekaligus membuka awal Ramadhan setelah Shalat Isya.

Pengumuman dimulainya bulan puasa dihadiri oleh murid-murid Sunan Kudus, seperti Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak, Sultan Hadirin dari Jepara, hingga Aryo Penangsang dari Blora. Masyarakat dari luar Kudus, juga antusias menunggu pengumuman di depan Masjid Menara Kudus. Lamanya waktu menunggu bagi masyarakat yang telah datang ke masjid menara Kudus pada setiap tradisi Dandangan kemudian dimanfaatkan warga dengan berjualan makanan tradisional siap saji. Hal tersebut yang menyebabkan banyak pedagang di sekitar masjid. Pasar kaget tersebut kemudian menjadi bagian dari tradisi Dandangan masyarakat Kudus dan telah ada selama ratusan tahun. Kegiatan ini digelar sepuluh hari menjelang bulan Ramadan. Pedagang yang memeriahkan tradisi Dandangan di depan masjid pada awalnya hanya menjual aneka makanan tradisional. Jumlah pedagang kemudian meningkat memasuki tahun 1980-an. Mereka tidak hanya menjual makanan tetapi juga menjajakan pakaian. Saat ini tradisi Dandangan juga menampilkan Kirab Dandangan yang merupakan representasi budaya yang ada di Kudus, seperti visualisasi Kiai Telingsing, Sunan Kudus, rumah adat Kudus, batil (merapikan rokok), dan lain-lain. Prosesi Kirab dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju kompleks Menara Kudus sejauh 3 kilometer. 

       Sampai saat Tradisi Dandangan masih tetap dilaksanakan. Pelaksanaan Dandangan pada saat ini juga masih tetap ramai, biasanya 10 hari sebelum Tanggal 1 Ramadan banyak orang yang datang untuk berjualan dan yang berjualan tidak hanya warga Kudus tetapi banyak juga dari luar kota dan masyarakat kudus bahkan orang diluar kudus juga banyak yang datang untuk berbelanja.

Makna dan Nilai yang terkandung dalam tradisi dandangan adalah :

1. Momentum pengumuman awal bulan suci Ramadan

2. Semangat dan suka cita

3. Pola yang teratur dan berkesinambungan

4. Kerukunan, saling menghormati dan semangat kebersamaan

5. Momentum bangkitnya perekonomian kelas menengah bawah

6. Keterkaitan antara kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat

7. Suasana batin masyarakat Kudus yang penuh suka cita dan bersemangat menyambut datangnya bulan Ramadan

 


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 30-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Deny Nur Hakim

Sekretariat Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Jl. Sunan Kudus 194 Kudus

085713501908

denny_nurhakim@yahoo.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 30-01-2022

Maestro Karya Budaya

Deny Nur Hakim

Sekretariat Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Jl. Sunan Kudus 194 Kudus

085713501908

denny_nurhakim@yahoo.com

Mahesa Agni

Kel. Purwosari, Kec. Kota, Kab Kudus

bidkebudkudus@gmail.com

Rofiqul Hidayat

Ds. Kauman, Kec. Kota, Kab. Kudus

bidkebudkudus@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 30-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 30-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047