Tari Soreng

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101468
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

Tari Soreng adalah nama kesenian rakyat yang bercerita tentang prajurit yang sedang melakukan gladen/latihan perang, prajurit dari Adipati yang bernama Aryo Penangsang. Soreng berasal dari daerah Jawa Tengah, tepatnya berada di lereng gunung Merbabu dan gunung Andong. Nama Soreng sendiri berasal dari peleburan kata sura yang berarti berani dan ing yang memberi pengertian menunjuk pada sesuatu. Kata Suro di tambah ing menjadi suro ing yang kemudian luiluh menjadi Soreng. 

 Sejarah asal mula berdirinya Tari Soreng di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, awal mula kesenian Soreng merupakan kesenian kaprajuritan yang berdiri sejak tahun 1945, namun sempat terhenti karena situasi perpolitikan negara yang kurang mendukung, kemudin mulai  dari sekitar Tahun 1960 an masyarakat mendirikan kesenian rakyat yang bersifat keprajuritan yang disebut “Tari Soreng“.Tari Soreng idealnya minimal dimainkan oleh 10 sampai 12 orang penari laki-laki. Kesenian Soreng menggambarkan tari prajuritan yang menceritakan Kadipaten Jipang Panolan yang dipimpin oleh Seorang Adipati yang bernama Aryo Penangsang dan Patih Ronggo Metahun beserta prajurit diantaranya Soreng Rono, Soreng Rungkut, dan Soreng Pati.

 

Semangat laskar  prajurit Soreng yg tegas, gagah, dan penuh energi, terpatri menjadi jiwa msyarakat Lereng Merapi, Merbabu di Kabupaten Magelang. Soreng merupakan kristalisasi dan personifikasi  budaya agararis yg muncul dlm nama gerakaan seperti; Rebut karyo, jangkahan, gedrug, ngilem, tanam,  panen, ngejeng, dsb. Sampai sekarang Soreng terus menggelora memberi spirit petani dalam merawat  kesuburan tanah leluhur, dalam menapakkan sejarah kesuksesan magelang menuju  generasi mendatang.

 Tari Soreng Bandungrejo didirikan Bapak Taryono, sampai saat ini perkembangan  Soreng Bandungrejo sudah mencapai empat generasi. Semula tari Soreng hanya dilakukan oleh masayakat di Lereng gunung Merbabu, Gunung Merapi dan Gunung Andhong, namun perkembangan saat ini tari Soreng sudah merata di seluruh Kabupaten Magelang dan daerah sekitarnya.

Bentuk penyajian Tari Soreng Badungrejo merupakan kesenian rakyat yang yang berujud tari untuk mengungkapkan rasa kegembiraan, kebersamaan, kegotongroyongan, kesederhanaan kerukunanan dan solidaritas waraga yang diwujudkan dengan gerakan yang sederhana dan tidak rumit bentuk lahirnya. Bentuk penyajian Tari Soreng mempunyai unsur pokok dan unsur pendukung yang lain adalah  iringan, tata rias, tata busana,  tata pentas, dan tata suara.

1. Gerak Tari pada tari Soreng  pada dasarnya diberdakan menjadi dua yaitu gerakan murni dan gerakan maknawi, gerakan murni adalah gerakan yang menggambarkan prajurit gladhen/berlatih perang dan grakan maknawi adalah gerakan yang mengadung makna. Gerakan maknawi : jangkahan, sembahan jengkeng, pacek ranggem, mars sendi, jangkahan ngracik, passal, tanem, lenggang dan gladcen. Gerakan maknawi adala sebagai berikut: garudha nglayang, nyawang muka, ngejeng, satriya tangguh dan sesonderan.. Gerakan  Tari Soreng  dibedakan menjadi :

.a. Gerakan Tari Tokoh Aryo Penangsang yang digambarkan sebagi tokoh yang gagah namun  emosional  Gerakan Tokoh Aryo Penagsang adalah gerak tari gagahan dengan gerakan yang spontan namun tersrutktur sepeerti gerakan berjalan dengan gerakan kaki dihentak-hentakan diikuti dengan gerakan tangan yang penuh semangat sambil memeriksa pra prajurit yang sedang berlatih perang

b. Gerakan Patih Aryo Mentaun dengan karakter orang tua yang penuh pelupa kadang menjadi bahan tertawaan bagi Pakathik namun setia kepada Aryo Penangsang, Gerakan Tari Patih Aryo Mentaun adalah spontanitas mengikuti arah formasi  Gerakan Aryo Penagsang

c. Gerakan tokoh Soreng Pati (Suro Pati), Soreng Rana, (Sura Rana) dan Soreng Rangkut ( Sura Rangkut). Sureng Pati adalah Prrjurit yang sangat setia dan mempunyai keunggalan dala olah kaprajutin sehingga dipercaya menjadi Kepala Prajutrit Soreng oleh Adipati Aryo Penangsang. Soreng Rana dan Soreng Rangkut adalah prajurit yang dipercaya oleh Soreng Pati untuk menjadi kepala kelompok prajurit. Gerakan Soreng Pati, Soreng Rana dan Soreng Rangkut merupakan gerakan prajurit dengan posisi di barisan Paling depan, yang diikuti oleh gerak prajurit yang lainya

d. Gerakan Prajurit, biasanya prajurit yang ditampilkan adalah 10 orang dengan berpasang-pasangan. Gerakan  penuh semangat energik: yang dimulai dengan perang yang diwakan oleh ketua prajurit dengan menggunakan kuda kepang, kemudian diikuti oelh prajuriit yang lainya

e. Gerakan Kuda Gagak Rimang, property menggunkan Kuda yang terbuat dari rangkaian kerangka yang ditutup dengan kain sehingga menyerupai kuda sesunggunya yang dimainkan oleh dua orang pada akhir pentas Adipati Aryo penangsan naik di punggung kuda tersebut.

f. Gerakan Pekathik, pekathik adalah tokoh gecul/lucu yang berfungsi sebagai perawat kuda. Pekathik terdiri dari 3 orang yaitu; Pekathik Kuda Gagak rimag sebagai tunggangan Adipati Aryo Pengsang, dan 2 oprang sebagai perawat kuda prajurit yang diganbarkan dengan2 buah kuda lumping. Gerakan pekhitik adalah geculan/lucu berfungsi juga sebagai penghibbur para prajurit.

2. Tata Rias  dan Busana

a. Tata Rias Aryo Penagsang : dengan tata rias gagah (telengan) dengan kumis tebal. Busana yang digunakan : Celana panjen warna merah, kain barong, sabuk cinde, boro samir, teni warna merah, keris, kepala menggunakan blangkon yang dihiasi bulu di bagian depan.

b. Tata Rias Patih  Mentaun, tata rias orang tua dengan kerutan wajah di dahi, alis dan kumis putih.   Busana yang digunakan :Celana panjen, kain latar coklat, sabuk cinde, boro samir, teni warna merah, keris, kepala blangkon  dan tropong.

c. Tata Rias dan Busana Soreng Pati, Soreng rana dan Soreng Rangkut. Tata Rias sama dengan Aryo Penangsan  yaitu; gagahan telengan. Tata Busana;    Celana panjen, kain barong, sabuk cinde, boro samir, sorjan motif bunga, rompi teni, keris, ikat kepala (iket irasan).

d. Tata Rias dan Busana Pekathik adalah; tata rias geculan dengan dasar bedak putih tebag,  alis, mata dan mulut dibuat geculan dengan kumis bulat di bawah hidung. Busana yang digunakan celana tanggung, kain, sabuk cinde, epek timang, iket irasan dan baju sorjan lurik.

3. Iringan Tari Soreng

Iringan tari Soreng sangat sederhana dengan menggunakan instrumen: trunthung, bendhe 4 buah, simbal dan drum.  Sebagai pemangku irama adalah bendhe ynag digunakan sebagai acuan dalam perpindahan irama.

4. Tata Pentas yang digunakan pada dasarnya adalah arena terbuka, namun dalam perkembangan Soreng dapat dipentaskan diatas panggung dan di gedung tertutup sesuai dengan permintaan penaggap.

5. Tata Suara yang digunakan adalah pengeras suara untuk memberikan suara yang keras pada instrumen agar penari dapat dengan jelas mendengar instrumen agar sesuai dengan gerakan yang ditampilkan dan juga dapat mengundang penonton.

Makna, nilai dan fungsi Soreng bagi masyarakat pendukungnya. Makna tari soreng bagi masyarakat lereng gunung merbabu dan merapi  adalah semangat laskar  prajurit Soreng yg tegas, gagah, dan penuh energi, terpatri menjadi jiwa msyarakat lereng Merapi, Merbabu di kabupaten Magelang. Soreng merupakan kristalisasi dan personifikasi  budaya agararis yg muncul dlm nama gerakaan seperti; jangkahan, ngejeng, Pacak tanggem/tanem, dsb. Sampai sekarang Soreng terus menggelora memberi spirit petani dalam merawat  kesuburan tanah leluhur, dalam menapakkan sejarah kesuksesan masyarakat pendukungnya.

 

            Nilai yang terkandung dalam tari soreng adalah nilai kerja keras, gotong royong, kebersamaan, semangat, pantang menyerah, tangguh, tanggon, teguh, kukuh dalam menghadapi kehidupan sebagai petani. Fungsi tari Soreng bagi pendukungnya merupakan sarana silaturahmi, sarana hiburan dari mereka oleh mereka dan untuk mereka,  media  pembinaan warga khususnya generasi  muda yang efektif, dan juga sebagai ajang kreativitas warga dalam berolah seni. Seni Tari Soreng bagi warga masyarakat pendukungnya merupakan sarana hiburan sebagai pelepas lelah setelah beraktifitas dalam mengerjakan kewajibanya sebagai petani.

 


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

Komunitas Karya Budaya

SORENG WARGA SETUJU

Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

082328576096

josslamet59@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

Maestro Karya Budaya

Taryono

Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

082328576096

josslamet59@gmail.com

Slamet Santoso

Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

082328576096

josslamet59@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047