- Nomor Registrasi
- 201500223
- Domain
- Tradisi dan Ekspresi Lisan
Sebagai sebentuk sastra lisan, sudah barang tentu, sohibul hikayat adalah perpanjangan dari kebudayaan lisan. Dalam konteks kesusastraan jenis ini, pelisanan sebuah karya sastra jauh tampak lebih penting ketimbang penulisannya. Sang juru cerita lebih menonjol ketimbang penulisnya. Sumber cerita cukuplah disebut “pemilik cerita”, dan karena itulah kesusastraan jenis ini disebut “sohibul hikayat” yang artinya adalah “pemilik cerita” atau “yang empunya cerita”. Sementara khalayak pendengar atau penonton adalah mereka yang setara dengan pembaca dalam kebudayaan tulisan atau sastra modern. Mereka yang mencoba mendapatkan cerita/kisah bukan dengan cara membacanya, tetapi mendengarkannya atau menontonnya. Sohibul hikayat memang sangat mengandalkan seorang tukang cerita. Sebab si tukang cerita itulah yang membuat karya itu bisa sampai kepada khalayak yang lebih luas, di samping bisa menjadi sebuah seni pertunjukan yang menarik perhatian karena kepiawaian si tukang hikayat dalam membawakan kisah-kisahnya. Kepiawaian ini bisa menenggelamkan otoritas penulis atau pengarang aslinya. Karyanya dianggap sudah menjadi milik bersama. Siapa pun penutur setelah pengarang pertama, jika ia ada, cukuplah disebut “menurut sohibul hikayat” atau “menurut yang empunya cerita”, yang entah siapa dia, kapan dan di mana ia menuliskan karyanya. Penghargaan seperti ini sudah dianggap cukup untuk karya sastra yang dipandang telah menjadi milik bersama.
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Gallery Photo
Galeri Video
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015