SEDEKAH GUNUNG PELANGAS

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101370
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Responsive image

Prosesi adat taber gunung merupakan prosesi adat yang memiliki peranan penting bagi masyarakat Jerieng, terutama dalam keseharian mereka lebih khususnya terhadap pengarapan akan kesuburan ladang, hasil madu, serta terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan (bala). Jika dilihat dari pengertian berdasarkan penggunaan katanya, taber gunung terdiri dari dua kata penyusun, yaitu taber yang diartikan sebagai aktivitas untuk menolak bala dengan menggunakan air beras, kunyit, dan tumbuhan taber. Sedangkan gunung adalah mengacu kepada tempat yang akan disucikan (taber), dalam hal ini penggunaan istilah taber gunung adalah prosesi adat untuk menolak bala dan mengharapkan berkah yang di laksanakan di atas gunung. Di pulau Bangka pada dasarnya tidak memiliki gunung secara tampak mata terlihat seperti perbukitan, hanya saja dikarenakan gunung Pelangas merupakan puncak tertinggi di wilayah Desa Pelangas, sehingga masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah gunung.

     Terdapat beberapa prosesi yang dilakukan dalam pelaksanaan taber gunung, yang terbagi kedalam 3 bagian, yaitu: Pra-acara (persiapan), acara inti (Pemandian Gong dan taber gunung), dan pra acara (hiburan).

     Prosesi adat ini dilaksanakan disetiap tahunnya, biasanya dilaksanakan pada saat 14 hari bulan purnama atau lebih tepatnya mengikuti perhitungan penanggalan Hijriah yaitu pada hari ke – 14 di bulan Muharam. Dalam prosesi adat taber gunung dipimpin oleh seorang keturunan batin gunung, yang bernama Tok Janum pada saat ini merupakan generasi ke delapan yang diturunkan oleh ayahnya yang bernama Kek Gebel yang telah meninggal.

Berdasarkan keterangan Tok Djanum pelaksanan taber gunung ini, telah dilaksanakan oleh keturunan batin gunung yang pertama yaitu Kek Adung setelah beliau wafat dilanjutkan  oleh Kek Weng sampai tahun 1900-an. Kemudian dilanjutkan oleh kek Fit sampai tahun 1920-an, dilanjutkan kembali oleh kek Imam hingga tahun 1945. Dilanjutkan oleh Kek Pot hingga tahun 1950, dilanjutkan oleh kek Dramen hingga tahun 1966-an, dan dilanjutkan oleh kek Gebel hingga tahun 1998. Sebelum pelaksanaan taber gunung dilanjutkan oleh Tok Djanum, prosesi adat ini sempat dihentikan dikarenakan dianggap syirik dalam ajaran Agama Islam, tetapi setelah salah satu keluarga Tok Djanum yang mengalami gangguan gaib barulah pelaksanaan taber gunung ini dilanjutkan kembali, agar masyarakat juga dapat terhindar dari gangguan tersebut.

Pelaksanaan taber gunung di tahun 2019 kemarin jatuh pada tanggal 14 September 2020 yang merupakan pelaksanaan tabur gunung yang ke-14 selama Tok Djanum bertindak sebagai batin gunung sekaligus memimpin prosesi taber gunung dari awal hingga akhir pelaksanaannya. 

 

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Djanum

Jl. Pangkal Pinang Desa Pelangas Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat

085266237834

@

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

Maestro Karya Budaya

Senai

Dusun Perceh Desa Kundi Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat

085273963067

@

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047