Tari Gambyong Retnokusumo

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101486
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

      Tari Gambyong Retnokusumo Mangkunegaran

 

 Beksan/Tari Gambyong Retnokusumo Mangkunegaran ini  adalah tari yang berasal dari Pura Mangkunegaran yang diciptakan oleh Nyi bei Mintolaras pada pemerintahan / jaman KGPAA Mangkunagoro VIII (7 April 1925 - 2 Agustus 1995 ).  Tari Gambyong Retnokusumo ini mempunyai ciri khas yang unik yaitu gerak ndut-ndut yang tidak dapat ditemukan pada Tari Gambyong yang lain, serta busana yang dipakai pada Tari Gambyong Retnokusumo berbeda dengan Tari Gambyong pada umumnya yaitu memakai jamang jadi penari tidak disangul rambutnya,  jamang ini bertujuan untuk membedakan Tari Gambyong dengan tledek/tayub, Tarian ini menggambarkan sekelompok gadis remaja yang sedang menunjukkan kebolehannya menari dengan lemah gemulai. Kata "Retno" berarti emas, sedangkan kata "kusumo" berarti mengandung arti bunga. Dapat pula diartikan sebagai gadis yang beranjak dewasa dan bersinar bagaikan emas. Tarian ini bisa digunakan sebagai penyambutan tamu yang hadir pada suatu perhelatan di Pura Mangkunegaran.

 

Karakteristik gerak tari Gambyong Retnokusumo pada ragam gerak lembehan megos dengan gerak badan (ndut-ndut) dan gerakan kepala (coklekan), pada ragam gerak kembaran, serta pada ragam gerak yang menjadi ciri khas tari Gambyong Retnokusumo meliputi :

1. Ragam gerak kebyak-kebyok sampur,

2. Dolanan asta,

3. Lembehan asta,

4. Lembehan kebyak-kebyok sampur merupakan ragam gerak yang tidak dimiliki oleh tari Gambyong yang lain.  

Tari Gambyong Retno Kusumo memiliki estetika pada gerak yang terletak pada ragam gerak lembehan megos yang dilakukan secara kenes, ruang sempit yang bertujuan menutupi bagian dari tubuh seorang wanita dan waktu yang digunakan pada penari disetiap gerak yaitu terbatas

tetapi tetap memperhitungkan keindahan pada Tari Gambyong Retno Kusumo.

Bentuk pertunjukkan Tari Gambyong Retno Kusumo terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Maju beksan,

2. Beksan, dan

3. Mundur beksan.

 

Tari Gambyong merupakan perkembangan dari tari Tledek yang hidup berkembang di lingkungan rakyat, dan kemudian berkembang menjadi tarian istana/pura atau keraton. Istilah “Gambyong” atau Tari Gambyong mulai digunakan dalam Serat Centhini yang ditulis pada abad XVIII. Tari Gambyong merupakan perkembangan dari tari tledek atau tayub. Tari Gambyong berawal dari nama seorang penari taledhek. Penari yang bernama Mas Ajeng Gambyong ini hidup pada zaman Susuhunan Paku Buwono IV di Surakarta (1788-1820). Penari taledhek yang bernama Mas Ajeng Gambyong ini juga disebutkan dalam buku Cariyos Lelampahipun Suwargi R.Ng.Ronggowarsito (tahun 1803-1873), yang mengungkapkan adanya penari taledhek bernama Mas Ajeng Gambyong yang memiliki kemahiran dalam menari dan kemerduan dalam suara, sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman itu. Tari Gambyong sering ditampilkan di Pura Mangkunegaran pada zaman

penjajahan Jepang, untuk menjamu para tentara Jepang yang datang di Pura Mangkunegaran (Widyastutieningrum, 2011:3).

 

Tari Gambyong Retnokusumo atau sering disebut Tari Gambyong ndut-ndut adalah salah satu Tari Gambyong yang berkembang di Pura Mangkunegaran. Tari Gambyong Retnokusumo ini berbeda dengan Tari Gambyong yang lain seperti Tari Gambyong Gambirsawit, Tari Gambyong

Pareanom, Tari Gambyong Pangkur. Gerak Tari Gambyong Retnokusumo merupakan perpaduan antara gaya Surakarta yaitu mbanyu mili terletak pada ragam gerak kebarandan pada gaya Yogyakarta diberikan tekanan-tekanan pada ragam gerak tertentu misalnya lembehan megos . Tari Gambyong ini tidak memakai sanggul melainkan jamang dan bulu sebelah kanan.

 

Tari Gambyong, secara umum terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir dalam istilah Jawa Gaya Surakarta disebut maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Bagian awal gerak tari ini berupa maju kapang-kapang pacak. Karakter gerak penari kelompok ini bergas, wibawa, dan terselip keanggunan sehingga rasa geraknya menep dan sareh selaras dengan iringan yang anggun dengan komposisi sejajar yaitu memberikan suasana karawitan yang sama atau sejajar dengan suasana ungkap atau kualitas gerak yang dicapai. Polatan tegas tetapi tidak antep natural wibawa, raut muka anggun dan wibawa dengan rias cantik.

 

Di dalam tari Gambyong Retnokusuno, gerak tari dapat dibedakan menjadi :

1. Rangkaian gerak pokok (sekaran) adalah suatu satuan gerak yang mencakup panjang dan seringkali kompleks, mengandung suatu representasi makna tertentu. Misalnya: batangan, pilesan laku telu, engkyek, engkrang, mangling.

 

2. Bentuk – bentuk gerak pembuka adalah suatu satuan gerak yang dipergunakan untuk mengawali rangkaian gerak pokok. Misalnya: sembahan, sabetan, hoyog.

3. Bentuk- bentuk gerak penghubung adalah suatu satuan kecil gerak  yang fungsinya untuk berpindah tempat atau untuk menyambung rangkaian gerak pokok yang satu dengan rangkaian gerak pokok lainnya. Misalnya: srisig, besut, singget, ngigel.

4. Bentuk- bentuk gerak penutup adalah suatu satuan gerak yang digunakan untuk mengakhiri rangkaian gerak pokok. Bentuk gerak ini juga berfungsi memperjelas berakhirnya sajian tari. Misalnya sabetan, panggel, sindhet, sembahan.

Tari Gambyong Retnokusumo atau Gambyong ndut-ndut merupakan tari Gambyong putri tunggal yang digunakan sebagai tari hiburan. Tari Gambyong di garap menjadi tari Gambyong yang berbeda dengan tari Gambyong lain. Tari Gambyong mengangkat dari wireng atau biasa disebut dengan prajurit, karena tari ini menggunakan jamang yang tidak dikenakan oleh tari Gambyong yang lain. Tidak ada makna tertentu dengan jamang yang dipakai tetapi hanya sebuah pengaggeman saja.  Tari Gambyong Retno Kusumo adalah tari persembahan. Tari Gambyong Retnokusumo ditarikan oleh kelompok putri yang jumlah penarinya bebas.

Tari Jawa mempunyai kekhususan dalam iringan tarinya, yaitu pada hubungan gerak dengan ritme yang sangat erat, sehingga menghasilkan tari yang sangat indah. Hal ini disebabkan orang Jawa memiliki bakat musik atau kepekaan terhadap irama, sehingga ia mampu menguasai pikiran, perasaan, dan nafsunafsunya. Penguasaan tersebut menciptakan hubungan langsung antara keadaan batiniah dan lahiriah menjadi seimbang, sehingga terjadilah ketenangan, keagungan, keindahan dalam gerak maknawi yang sedikit tetapi member tekanan, yang diiringi vocal atau musik. Gending yang digunakan tari Gambyong Retno Kusumo adalah gending sumyar dan tembangan yang mengambil dari tari golek Lambangsari. Pada iringan tari Gambyong biasanya menggunakan teknik pemukulan gamelan yang disebut tabuhan nibani, hal ini mendukung suasana sigrak (tangkas, gembira).

Rias dan Busana  : Tata rias yaitu cara menggunakan bahan rias dan peralatan rias untuk menunjukan peran yang sudah ditetapkan dalam pementasan, yang  pelaksanaannya dengan cara menambah bentuk alisnya menjadi bentuk yang dikehendaki atau diperlukan dalam penyajian tari yaitu membantu memberikan ungkapan ekspresi visual. Tata busana dan rias tari klasik gaya Surakarta banyak

menggunakan warna beraneka ragam dan cenderung mencolok, banyak menggunakan warna keemasan dan diperindah dengan manik-manik, contohnya adalah busana untuk penutup kepala yang disebut irah-irahan, umumnya menggunakan warna dasar keemasan yang dihiasi manik-manik.

Busana tari Gambyong Retno Kusumo menggunakan busana tari yang biasa digunakan untuk tari wireng yaitu mekakan dengan jamangan.  Untuk warna bebas.  Rias dipakai tari Gambyong Retnokusumo adalah rias korektif yang menghasilkan wajah cantik dan tampak alami, menarik untuk dilihat.

Properti yang digunakan oleh tari Gambyong retno kusumo adalah sampur.Sampur adalah kain panjang yang diikatkan di perut sebagai properti yang digunakan ketika srisig, enjer.

Tari Gambyong Retnokusumo dalam kehidupan masyarakat, menyebabkan tetap hidup dan berkembang sesuai dengan zamannya. Fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan manusia dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu :

1) sebagai sarana upacara

2) sebagai hiburan pribadi ; dan

3) sebagai tontonan.

 

Berpijak pada fungsi seni pertunjukkan itu, Tari Gambyong mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sarana upacara, yaitu Tari Gambyong disajikan sebagai bagian tari tayub yang disajikan untuk tujuan upacara tertentu, misalnya: upacara panen padi, bersih desa, dan perkawinan. Perkembangan Tari Gambyong sering dipertunjukan untuk penyambutan atau pembukaan dalam berbagai acara, misalnya: acara peresmian gedung, pembukaan acara kegiatan seperti penataran, kongres, dan festival.

2. Hiburan (pribadi), yaitu Tari Gambyong disajikan dalam acara perayaan, misalnya: hari ulang tahun kenegaraan, pesta-pesta perkawinan, khitanan.

3. Tontonan, yaitu Tari Gambyong disajikan dalam acara pementasan wayang orang,kethoprak, acara lomba, dan acara khusus menyajikan Tari Gambyong.

Tari Gambyong Retno Retnokusumo keindahan koreografi yang terletak pada ruang, gerak dan waktu. Pada bagian gerak yakni gerakan ndut-ndut atau lembehan megos, gerak ini memperlihatkan gerakan yang unik yaitu ndut-ndut atau njumbul yang diikuti dengan ceklekan kepala, yang hanya dapat ditemukan pada Tari Gambyong Retnokusumo, selain itu budalan Tari Gambyong Retnokusumo diawali dengan kapang-kapang kemudian nyembah dalem yang berarti memberi penghormatan, menunjukkan sikap sopan santun, selain itu ruang gerak pada Tari Gambyong Retnokusumo yaitu sempit menunjukkan kodrat seorang wanita, dan waktu pertunjukkan Tari Gambyong Retnokusumo yang tidak terlalu lama membuat tarian ini menarik dengan gerak yang tidak monoton, menyesuaikan dengan Tari Gambyong Retnokusumo sebagai hiburan.

Keindahan busana pada Tari Gambyong Retno Kusumo adalah ingin mengangkat derajat Tari Gambyong yang sebelumnya memakai sanggul dan diwujudkan dengan pemakaian jamang, grodo, dan klat bahu. Pemakaianjamang pada Tari Gambyong Retno Kusumo agar tidak seperti ledek, kemudian grodo dan klat bahu menunjukkan kewibaan pada Tari Gambyong Retno Kusumo.

 

 

 


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Novita Sofia Iskandar

Ngenden banaran

081329428636

Sofiaiskandar5@gmail.com

Citra Wahyu Arsiani

Sangkrah Rt. 001 Rw.001Sangkrah Pasar Kliwon

085647162673

citrawahyu84@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

Maestro Karya Budaya

Suyati Tarwo Sumosutargio 88 tahun

Jl. S. Indragiri No. 75 Rt.001 Rw.001 Sangkrah, Pasar Kliwon Surakarta.

085647162673

Citrawahyu84@gmail.com

Rusini, S.Kar, M.Hum (72 tahun)

Keprabon Tengah, RT 001 RW 001 Keprabon, Banjarsari Surakarta

089652009243

-

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047