AIR LAKSEMANE MENGAMUK LINGGA

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101475
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Kepulauan Riau
Responsive image

Dalam Kerajaan Melayu terutama Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga, hingga zaman Lingga-Riau yang pusat kerajaanya di Lingga, Sultan merupakan jabatan tertinggi sekaligus kepala negara dan sekaligus bergelar sebagai Yang Dipertuan Besar. Urusan pelaksanaan pemerintahan dijalankan oleh Raja Muda sekaligus bergelar Yang Dipertuan Muda. Kemudian di bawah sultan terdapat jabatan Bendahara dan Temenggung yang merupakan para raja juga dan diberikan wilayah kekuasaan sendiri oleh sultan. Dalam sejarah Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga yang pusat kerajaan di Lingga, Sultan menetap di Daik pulau Lingga, Yang Dipertuan Muda berkedudukan di Riau, Bendahara berkedudukan di Pahang dan Temenggung menetap di Riau atau di Bulang menguasai wilayah kepulauan Batam, Singapura dan Johor.

            Pejabat tinggi di bawah sultan yang berperan penting dalam dunia militer terutama angkatan laut yakni Laksamana. Gelar Laksamana diwariskan sejak dari zaman Kerajaan Melaka, karena Kerajaan Johor, Pahang, Riau, dan Lingga hingga ke Lingga-Riau merupakan bagian dari penerus Kerajaan Melaka. Jabatan Laksamana masih terus ada zaman Kerajaan Lingga-Riau yang merupakan pecahan dari Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga. Laksamana paling terkenal di alam Melayu adalah Hang Tuah dari Melaka. Kisah Hang Tuah terkenal lewat karya sastra sejarah Hikayat Hang Tuah dan Sulalatus Salatin. Di zaman modern, kisah Hang Tuah semakin mendunia setelah kisahnya diangkat dalam film, dan berbagai buku cerita, juga kajian akademik. Dalam Kerajaan Melayu Melaka hingga ke Lingga-Riau jabatan Laksamana diberikan kepada hulubalang yang faham dunia militer, yang berilmu pengetahuan, setia, jujur, tangguh, berani, cerdik, sopan dan banyak berjasa.

Sebagai pusat Kesultanan Riau-Lingga yang berada di Daik Tamadun Melayu  sangat berkembang pesat dan banyak ditanam tanaman langka seperti pohon lekop, lengong, lanjut, kemang, binjai, embacang, kuini, dan sebagainya. Dengan beranekaragamnya tanaman buah-buahan ini maka dimanfaatkan sebagai bahan minuman yaitu minuman laksemana mengamuk. Dikatakan laksemane mengamuk karena pada proses pembutan salah satunya mencencang buah tersebut seolah-olah seperti seorang Laksemana yang sedang mengamuk maka dinamakanlah minuman laksemane mengamuk. Tidak hanya dari proses pembuatnnya saja tetapi dari rasa pedas, lemak, manis dan beraroma khas.

           

Dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau gelar Laksamana adalah raja di laut yang memimpin angkatan laut kerajaan. Jika raja mengadakan pelayaran, perahu Laksamana berada di hadapan perahu raja. Selama Kerajaan Lingga-Riau berdiri, terdapat dua orang Laksamana keturunan Bugis. Laksamana yang pertama yakni Encik Ismail anak Suliwatang Encik Ibrahim. Kemudian setelah Encik Ismail mangkat, anaknya Encik Muhammad Yusuf dilantik sultan menjadi laksamana.

Di Lingga, laksamana bukan saja diberikan kepada pejabat kerajaan yang menjadi raja di laut, tetapi juga diberikan kepada minuman tradisional khas Melayu. Terdapat minuman khas Melayu Lingga yang disebut dengan laksamana mengamuk. Minuman laksamana mengamuk termasuk minuman tradisional khas Melayu Lingga terutama di daerah Daik. Minuman ini telah dikenal sejak lama, dan pada masa kini sering menjadi minuman para orang-orang tua. Minuman laksamana mengamuk berbahan dari buah kuini, santan, gula, garam juga bumbu cabe merah dan cabe rawit. Minuman laksamana mengamuk sering dibuat pada masa musim buah kuini tiba. Minuman dari buah segar buah kuini sangat enak dinikmati.

Dalam bahasa Melayu arti amuk adalah bertempur habis-habisan melawan musuh dengan berani tanpa mengenal takut atau menyerang musuh atau orang lain secara membabi buta karena terlalu marah. Rasa minuman yang saling berlawanan antara lemak manis dan pedas saling berlawanan seumpama saling beramuk sehingga diberi julukan dengan laksamana mengamuk. Pemberikan gelar laksamana mengamuk bukan saja menggambarkan cita rasa minuman tetapi juga menggambarkan seorang laksamana yang gagah berani dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga marwah, keamanan, pertahanan dan sekaligus sangat semangat membangun negeri. Semangat dari laksamana perlu dijadikan suatu pendorong masyarakat Melayu untuk membangun daerahnya yang maju, makmur, aman dan tenteram.

 

Resep membuat laksamana mengamuk

Bahan-bahan:

  • Buah kuini
  • Santan
  • Cabe merah dan cabe rawit
  • Gula pasir
  • Garam

 

Cara membuat:

Kupas buah kuini dan cincang halus. Panaskan santan lalu masukkan cabe, gula dan aduk hingga merata, lalu tambahkan sedikit garam. Jika santan telah mendidik masukkan kuini dan aduk sebentar, kemudian siap untuk dihidangkan.

Makna :

Air Laksemana Mengamuk mempunyai makna dalam berkehidupan mempunyai banyak yang dirasakan ada suka, duka, susah dan senang silih berganti. Yang mengajarkan kepada kita pada kesabaran dalam menjalani kehidupan.


Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 31-01-2022

Komunitas Karya Budaya

SYAMSUL ASRAR, S.ST, MM

Jl. Istana Robat Daik Lingga

081277799773

syamsul.asrar@gmail.com

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 31-01-2022

Maestro Karya Budaya

Darwani

Kp. Seranggung, Kel. Daik, Kec. Lingga

081223817722

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 31-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 31-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047