TARI TIGEL

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101374
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Responsive image
Sebagaimana kita ketahui, pulau Bangka merupakan pulau yang tidak berpenghuni dan belum memiliki nama sehingga menjadi pulau misteri. Bangka menurut penuturan mulut kemulut dari orang tua dahulu disebut sebagai Pulau bangkai. Karena pada saat itu pulau Bangka adalah tempat pembuangan para penjahat atau pemberontak terhadap penguasa dan diyakini bahwa kalau dibuang ke pulau ini yakni tidak akan bisa bertahan hidup dan pasti akan mati menjadi bangkai. Sehingga orang lambat laun menyebut pulau tersebut dengan sebutan pulau Bangka. Dipesisir paling ujung bagian selatan pulau Bangka yang memiliki jarak terdekat dengan pulau sumatera yang diantara keduanya adalah tempat lalu lalang para perampok bajak laut (pada saat itu disebut dengan jaman Lanon) yang sekarang disebut daerah sebagin. Daerah ini pada awalnya merupakan tempat singgahnya para pendatang yang datang dari pulau seberang (sumatera dan sekitarnya) dan berbaur dengan masyarakat (yang merupakan orang-orang buangan) yang sebagian dari wilayah pesisir tersebut dijadikan perkampungan (sekarang disebut dengan desa Sebagin) oleh para bajak laut. Kemudian masyarakat mulai menyebar dan membentuk perkampungan lain disekitarnya yang dinamakan desa Rajik (sebelum dipecah menjadi dua desa Rajik dan Permis). (Sumardoni, 2017). Dalam proses perkembangan dan kemajuan daerah yang didiami oleh sekelompok masyarakat tersebut sehingga membentuk sebuah aktivitas kebudayaan dan kesenian yang dibuat dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah karya sebagai sebuah identitas diri. Seni sebagai salah satu bagian dari budaya merupakan sarana yang digunakan manusia untuk mengekspresikan gejolak yang ada dalam dirinya. Selain mengekspresikan perasaan, kolaborasi antara seni dan bahasa dapat menjadi salah satu sarana komunikasi yang efektif dalam kehidupan bermasyarakat (Oktarina, 2017). Salah satu karya seninya adalah Tari Tigel. Tari Tigel Merupakan sebuah tarian lama yang nama tarian itu sendiri diambil dari bahasa seberang/sekak (sebuah pulau diluar pulau Bangka) yang artinya penipu,pemabuk dan segala hal yang bersifat negatif. Keyakinan orang-orang terdahulu bahwa orang yang pernah singgah atau belajar dari sekak pasti memiliki sihir dan kekuatan gaib. Oleh sebab itu tari ini mengandung unsur mistik dalam prosesnya. Dalam perjalanan sebuah kelompok masyarakat secara sendirinya akan membentuk sebuah aktivitas kesenian dan kebudayaannya sendiri yang mereka anggap sebagai bentuk jati diri. begitu juga dengan tarian tigel yang terbentuk dari kebiasaaan kelompok sehingga tertuang juga dalam aktivitas berkesenian mereka. Asal dari Tari Tigel konon, cerita dari Atok Liing (Sainan) maestro yang wafat pada tahun 2017, adalah peninggalan dari suku sekak (seberang) yang disebut lanun, bajak laut, yang dahulu kala bermula di Desa Sebagin. Lama kelamaan tari ini menyebar ke desa-desa sekitar termasuk di desa Rajik. Desa di mana Atok Liing dan Nek Romlah terus menarikan Tigel hingga kini. Tari Tigel merupakan acara tarian mistis yang ditarikan oleh para perempuan yang sudah tidak gadis untuk acara bersyukur atas keberhasilan melanun. Tari tigel ini masuk dari wilayah pesisir desa Sebagin kemudian menyebar ke wilayah desa Rajik/Permis dibawa oleh kelompok Lanon (orang-orang dari seberang). Mereka biasanya berhenti dan menetap sementara diwilayah tersebut. Ketika menepi dan menetap sementara biasanya mereka membawa barang atau harta rampasan dari kapal-kapal asing yang meraka jarah. Untuk merayakannya mereka mengadakan pesta dan hiburan semalam suntuk. Terbentuknya tari tigel ini memang didasari atas kebiasaan para lanon/perompak dulu yang selalu melakukan pesta dan hiburan pada saat-saat tertentu. Untuk prosesnya mereka membuat perkumpulan yang memang khusus untuk pemain dan penari tigel. Dalam tari tigel itu sendiri memang memiliki kekuatan mistis baik bagi penari maupun pemusiknya karena beberapa saat sebelum dimulai ada proses ritual yang harus dijalani agar tari tigel ini bisa dilakukan dengan penuh semangat dan lama. Gerakan tari ini hanyalah gerakan melangkah kecil-kecil hati-hati dan tangan yang membentang berayun-ayun mirip orang yang menjaga keseimbangan di dak kapal, tak ada gerakan erotis sama sekali. Dialunan iringan nada monoton gendang dan gong dengan ritme nada yang menghinoptis menuju kesadaran trance. Konon tigel artinya adalah menipu karena penari tidak dapat terlihat oleh penonton ataupun sang penumbuk. Alat music gong pun akan dimanterai dan diberi sajen berupa bunga cempaka dan mayang pinang. Arena ini biasanya ada di halaman depan rumah. Diceritakan oleh Atok Liing dahulu kala bila sang penumbuk dan penigel terjadi tautan ketertarikan karena pengaruh mistis maka tak jarang akan berlanjut pada cinta satu malam. - Pakaian Dalam tari tigel versi nek Romlah, selain menggunakan jampi penari juga diharuskan berias dan menggunakan pakaian yang menarik. Pada zaman dulu pakaian yang biasa digunakan adalah kebaya dan kain panjang sedangkan untuk selendang penutup kepala menggunakan selendang panjang/kain panjang yang digunakan untuk menutup wajah atau biasa disebut dengan telekung. Telekung ini menutup sebagian besar wajah dan hanya terlihat sedikit pada bagian mata. Untuk kebaya penari harus menggunakan peniti emas (berwarna emas) yang memiliki makna tertentu setiap jumlah penitinya. Untuk perkembangan tari tigel saat itu kostum yang digunakan lebih berwarna dan ada keseragaman dari penarinya. Untuk selendang tidak ada motif khusus yang digunakan, karena fungsi utama dari selendang itu untuk menutup wajah penari. ? Pelaku/Penari Tari Tigel Pelaku/Penari/Pemain dalam Tari Tigel ini terdiri dari penari perempuan yang tingginya rata/sama dan hanya berjumlah 4 orang saja dengan menggunakan telekung (penutup kepala) dan kain panjang yang diselempangkan pada leher dan ujung kiri dan kanan dipegang pada ujung jari, sedang kan penari laki-laki bebas siapa saja dan tidak ada batasan-batasan tertentu mereka disebut sebagai Penumbuk. Untuk penari tigel memang tidak sembarang orang, mereka harus siap melakukan ritual dan mengamalkan mantera/jampi supaya dalam tubuh mereka memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menarikan tari tigel dan membuka aura kecantikan sehingga para penumbuk (penari laki-laki) dan penonton menjadi antusias. Pelaku/Penari/Pemain dalam Tari Tigel ini terdiri dari penari perempuan yang tingginya rata/sama dan hanya berjumlah 4 orang saja dengan menggunakan telekung (penutup kepala) dan kain panjang yang diselempangkan pada leher dan ujung kiri dan kanan dipegang pada ujung jari, sedang kan penari laki-laki bebas siapa saja dan tidak ada batasan-batasan tertentu mereka disebut sebagai Penumbuk ? Prosesi Tari Tigel Proses ritual dilakukan ketika memasuki waktu malam hari, dan tidak pernah dilakukan pada siang hari, maka setiap penari yang sudah dipilih melakukan ritual didalam kamar pribadi dengan membaca mantera dan memakan sekapur sirih, agar nanti aura kecantikan dan kemolekan akan terpancar dan menjadi pemikat bagi yang melihatnya. Penari tigel perempuan bebas, maksudnya adalah penari adalah wanita yang sudah menikah atau belum, namun kalau untuk wanita yang masih gadis tidak begitu disarankan mengingat takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkanDulu, tari tigel dilakukan dihalaman depan rumah dengan dibatasai pagar tali, penari perempuan berjumlah 4 orang masuk kedalam dan kemudian penari laki-laki atau penumbuk masuk dengan membaca mantera. Ketika semua sudah masuk maka saat itu gerakan tari pun mulai dilakukan dengan iringan musik, kegiatan ini dilakukan dibawah alam sadar, sehingga para penari merasa sangat antusias dan semangat tanpa menghiraukan apa-apa, mereka menari secara berpasang-pasangan. Ketika acara atau pesta kampong akan diadakan maka sekelompok penari tigel akan mengadakan ritual terlebih dahulu sebelum menari, begitu juga dengan pengiring music tari tigelnya. Kegiatan ini hanya boleh dilakukan pada saat malam hari, karena malam hari adalah waktu yang tepat untuk melakukan ritual sehingga para penari tidak akan merasa sungkan atau terganggu pada saat tampilnya nanti. ? Nilai, Makna dan Fungsi Tari Tigel Secara fungsi tari tidak hanya sebagai media hiburan semata melainkan sebagai sarana komunikasi, ritual, penobatan dan acara yang dianggap penting lainya. Untuk tari tigel sendiri fungsi utama memang sebagai sarana hiburan pada jaman dahulu, namun didalamnya tersirat pesan akan kekuatan sebuah mantra/jampi sebagai tanda eksistensi seorang penari dalam sebuah pertunjukkan. Untuk tari tigel makna gerak yang ada merupakan gabungan dari gerak maknawi dan gerak murni. Maksudnya dalam beberapa gerak ada yang memiliki makna yang harus ditunjukkan kepada penonton maupun kepada penari lainnya. Sedangkan makna gerak murni dalam tari tigel merupakan gerak yang dibuat seindah mungkin sebagai bagian dari keindahan gerak tari dengan tujuan agar menarik perhatian lawan mainnya. Makna tari tigel : - Kain selendang ( telekung) sebagai pelindung/penutup diri, maknanya kain ini adalah symbol untuk pelindung penari dari hujatan dan fitnah. - Kain selendang panjang (telekung) yang digunakan sebagai penutup kepala memiliki makna untuk menutupi wajah penari agar tidak terlihat oleh penumbuk (penari Lakilaki) dan penonton sehingga membuat penasaran, dan juga menghindari dari ejekan orang-orang sekitar. - Kain selendang disilang dileher dan di apit di bagian ujung jari memiliki makna bahwa kewibawaan, kecantikan dan harga diri penari tergantung pada penari itu sendiri. Sehingga ia memegang kendali atas itu semua (kain diapit jari). - Pakaian kebaya tradisional, pada waktu itu pakaian yang menjadi pakaian pada saat acara-acara tertentu, sehingga saat menari tigel pun menggunakan pakaian kebaya. - Peniti emas, peniti emas yang digunakan merupakan symbol status dari penari tigel itu sendiri. Jika Peniti digunakan sebanyak tiga belas artinya penari itu sudah memiliki 3 orang anak, begitu seterusnya. Jika hanya sepuluh artinya penari itu masih gadis, akan tetapi ini sangat jarang, karena untuk penari yang masih gadis tidak begitu disarankan menjadi penari tigel. - Makan sekapur sirih merupakan ritual yang dilakukan oleh penari sebelum memulai tarian, kegiatan ini dilakukan didahului dengan membaca jampi dan mantra agar penari memiliki kekuatan dan aura sehingga terlihat cantik dan anggun saat menari. - Gerakan tari mendak keatas kebawah sebagai bentuk gerak murni dari seorang penari sembari mengikuti iringan musik. Musik Tari Tigel : Musik iringan pada tari tigel menggunakan dua jenis alat musik yaitu gendang kulit dan gong dengan pola irama yang telah diatur oleh pemainnya dan diiirngi dengan syair pantun. Syair Pantun Tari Tigel : La payo, la payo Buah kedundong buah kuini Buah dimakan dipagi ari Kami bedendang kami betari Ayo tuan ikutlah kami La payo la payo Kalu ari lah mulai pagi Jangan lupak lah mato ari Kami betari memang betari Supayo tuan senang lah hati La payo la payo Buah cempedak buah kuini Buah diambik dibatang tinggi Jangan bukak telekung kami Kelak tuan dak sadar diri La payo la payo Mimang pagi lah mato ari Mato ari lah mulai tinggi Kalau kito lah sudo betari Pulang kerumah jangan kembali Saat ini untuk penari tigel sendiri hanya ada satu generasi penerus, yaitu cucu dari nek Romlah, Neti. Sedangkan pewaris selanjutnya belum ada. Begitu juga dengan pemain musik dan penumpuknya pun tidak ada regenerasi.

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Sumardoni

Desa Rajik Kec. Simpang Rimba

082269360424

sumardonirisyad@gmail.com

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

Maestro Karya Budaya

Bik Meni, 60 th, Bidang : Pemain musik tigel

Desa Rajik

000

www

SAINAN (Tok Liing) 95 th Bidang : Pemusik/Penumbuk Tigel

Desa Rajik ket : Beliau wafat pada Tahun 2017

000

www

SITI ROMLAH ( Nek Mela), 90 th, Bidang : Penari Tigel

Desa Rajik

000

www

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047