KUE BOLU KUCI

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101375
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Responsive image

 Indonesia  yang  terdiri  dari  beragam  budaya dan  adat  istiadat,  juga  mempunyai  makanan  tradisional  yang  berkembang  sesuai  dengan budaya  yang  ada  pada  masyarakat tersebut.  Makanan tradisional   merupakan   makanan   yang   telah   lama berkembang   secara   spesifik   di   suatu   daerah   atau masyarakat   Indonesia.   Makanan   tradisional   dapat dijadikan sebagai suatu wisata yang dapat mengangkat  citra  dari  suatu  daerah. (Milka, 2013).

 

Salah satunya seperti Bolu kuci merupakan kuliner khas daerah Bangka Selatan, kue ini berasal dari Desa Nangka Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan. Sejarah Bolu Kuci diambil dari Dukun Kampung yang dulunya dijadikan sebagai simbol keberkahan untuk keluarga yang baru menikah. Kue ini di yakini memiliki makna dan nilai yang menggambarkan kelembutan dan keharmonisan, dengan tekstur yang lembut dan manis yang menyatu dengan perpaduan rasa yang harmonis. Kue ini dibuat oleh Bujang dan Dayang yang ada di Desa Nangka. Kue yang sudah ada sejak turun temurun ini, masih ada dan dipertahankan. Kue ini tidak dapat ditemukan di desa maupun daerah lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan mengenai rasa, struktur dan bentuk kue yang sangat berbeda dengan kue bolu kuci di tempat lain. Proses pembuatannya juga masih menggunakan cara tradisional yang erat dengan kearifan budaya lokal.

 

Bolu Kuci merupakan warisan dari hasil praktek, perwujudan, ekspresi pengetahuan dan keterampilan, yang terkait dengan lingkup budaya, yang harus tetap diwariskan dari generasi ke generasi secara terus menerus melalui pelestarian dan/atau penciptaan kembali. Bolu Kuci yang biasanya disajikan pada saat acara pernikahan ini termasuk kategori kue yang mahal dan langka karna dinilai dari proses pengerjaannya yang sulit masih menggunakan cara tradisional serta pembuat kuenya yang sudah tidak banyak lagi. Bolu Kuci memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dari kue bolu lainnya. Rasa manis yang khas dimiliki kue ini dan terasa gurih dibagian pinggir serta lembut pada bagian tengah (Dwikki, 2020).

 

Kue bolu menggunakan bahan baku terigu yang disubstitusi dengan mocaf dan tepung pisang. Cara pembuatan kue bolu yang mengacu pada Napitupulu dan Aryati(2007) adalah sebagai berikut: 1) telur, gula, vanili dan baking powder dicampur menggunakan mixer hingga mengembang; 2) mentega (secara terpisah) dipanaskan hingga mencair, kemudian dimasukkan ke dalam adonan telur; 3) setelah adonan telur mengembang, masukkan mocaf, tepung pisang dan tepung terigu, aduk hingga adonan menyatu; 4) kemudian masukkan adonan ke dalam loyang yang sebelumnya telah diolesi margarine dan ditaburi tepung terigu; 5) adonan dibakar dalam oven-gas dengan suhu 180-200 °C selama 45 menit; dan 6) bolu siap dihidangkan (Napitupulu, 2013). Namun dalam hal ini, pembuatan kue bolu kuci menggunakan bahan yang diperlukan antara lain adalah kelapa parut atau santan cair, gula merah yang sudah di haluskan, kuning telur, garam, vanili, minyak kelapa dan tepung terigu.

Adapun peroses pembuatannya :

·         Pertama tuangkan air kedalam kelapa parut untuk mendapatkan santan kental yang bagus, proses penyaringan pemisahan antara ampas kelapa dengan santan harus dilakukan dengan perlahan agar tidak ada ampas kelapa yang masuk.

·         Setelah santan menjadi kental, masukkan tepung terigu ke dalam wadah yang lain, campurkan garam dan vanili secukupnya kemudian aduk hingga merata.

·         Setelah itu, tuangkan santan kental secara perlahan kedalam wadah tepung yang telah disediakan, aduk secara merata hingga adonan tidak menggumpal, kemudian secara perlahan masukan gula aren yang sudah dihaluskan terus aduk kembali hingga merata.

·         Langkah selanjutnya yaitu lakukan penyaringan dari adonan yang sudah diaduk secara merata untuk mendapatkan adonan yang cair sehingga gumpalan dari adonan tertinggal pada saat melakukan penyaringan.

·         Langkah terakhir yaitu pisahkan antara putih telur dan kuning telur kemudian masukan kuning telur kedalam adonan dengan saringan agar kuning telur tidak menggumpal saat dimasukkan kedalam adonan kue kemudian aduk hingga merata.

·         Setelah proses membuat adonan selesai, siapkan cetakan kue yang di butuhkan. Perlahan masukan adonan ke dalam cetakan, jangan lupa sebelumnya cetakan diolesi dengan minyak kelapa agar proses pemisahan antara kue dengan cetakan tidak lengket pada saat kue matang.

·         Langkah selanjutnya, siapkan gendok yang telah diisi pasir sebagai sarana untuk lapisan cetakan saat dipanggang. Panaskan gendok selama 20 menit dengan kayu bakar kemudian masukkan cetakan yang berisi adonan kedalam gendok terus tutup bagian atas gendok dengan kayu yang sudah dibakar. Tunggu hingga 15-20 menit sebelum matang.

·         Gendok merupakan wadah yang digunakan saat kue bolu kuci dipanggang.

Selain menjadi kue yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, kue kuci memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dari kue bolu lainnya. Rasa manis yang khas di miliki kue ini dan terasa gurih dibagian pinggir serta lembut pada bagian tengah menjadi kue legendaris yang mampu bertahan di era milenial.

Proses pembuatan bolu kuci terlihat sangat kental nilai kearifan lokal, dimulai dengan pemarutan kelapa yang masih menggunakan alat tradisional yang di sebut kukur, cetakan kuenya yang masih menggunakan potongan kaleng susu bekas, serta proses peng-ovenan bolu kuci yang masih menggunakan gendok dengan tungku api. Uniknya lagi prosesnya mengunakan api atas dan bawah yang membuat kue semakin terasa gurih dan matang merata.

Domain : Makanan Tradisional

Lokasi Persebaran : Bangka ( Kabupaten Bangka Selatan)

Maestro : Hj Tarmizi (Desa Nangka Kecamatan Airgegas)

Secara filosofis Bolu Kuci memiliki Makna yang mendalam pada pengetahuan tradisional berupa makanan tradisional masyarakat desa diantara lain:

· Menggambarkan keberkahan keluarga dan kelanggengan keluarga yang sedang menikah. · Menggambarkan kelembutan dan keharmonisan dalam rumah tangga dalam berkehidupan di masyarakat.

Bolu kuci merupakan makanan tradisional yang masih bertahan saat ini, namun hampir langka dan hampir jarang dapat ditemui karna hanya ada di acara pernikahan saja. Dalam hal ini, penting untuk melakukan pewarisan ke generasi selanjutnya agar bolu kuci tetap terjaga dan mudah ditemui.

Proses pewarisan ini dapat dilakukan dengan sosialisasi tradisi, penanaman nilai dan adat istiadat suatu masyarakat. Pewarisan tradisi ini juga dapat melalui keluarga, lembaga pemerintahan, serta perkumpulan atau komunitas pencinta bolu kuci mengenai tata cara pembuatan dan pengolahan yang dikenal sangat kental akan nilai kearifan lokal dengan menggunakan alat tradisional.

Hal ini sangat bertujuan untuk memberikan pengetahuan agar generasi selanjutnya memahami tradisi yang berlaku dalam proses pembuatan dan pengolahan kue bolu kuci dilingkungan masyarakat tersebut. Serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap keanekaragaman yang ada didaerahnya. Tentu saja harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan demi memelihara dan mengembangkan nilai-nilai tradisinya agar tetap menjadi makanan khas khususnya Desa Nangka.

 

 

 


Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Komunitas pencinta bolu kuci Desa Nangka.

Desa Nangka, Kec. Air Gegas Kab. Bangka Selatan

00000000000000

belum ada

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

Maestro Karya Budaya

Watta

Toboali

0000000000

belum ada

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 26-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047