Tari Srimpi Mondrorini Mangkunegaran

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101478
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

    Tari Srimpi di Pura Mangkunegaran biasanya diawali dengan kata “mandra” seperti Mandrarini, Mandrakusuma, dan Mandraretno. Beksan/Tari Srimpi Mandrarini sendiri adalah ciptaan atau Yasan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Mangkunagoro VII (Tahun 1885 - 1944),  dalam menggambarkan ratu (raja putri) yang berperang dengan ratu raja putri yang lain, para patih yang turut serta dalam peperangan tersebut juga para perempuan.   Tari Srimpi Mondrorini ditarikan oleh 4 (empat) orang penari putri. Bilangan 4 (empat) sendiri dalam falsafah Jawa merujuk pada keempat arah mata angin(Timur, Selatan, Barat dan Utara), atau bias juga diartikan menggambarkan 4 watak manusia yaitu Mutmainah (yang berhubungan dengan Tuhan) , aluamah ( gulu), amarah (dada), Supiah (organ reproduksi).    

Selain jumlah penari yang berjumlah 4 (empat) orang, ciri khas lain dari tari serimpi adalah gerakan dan kostum yang sama dengan karakter wajah tenang. Dalam tarian ini juga terdapat adegan perang yang menggambarkan keprajuritan dengan unsur kegagahan meskipun diperankan oleh perempuan. Kostum yang digunakan berwarna hijau kuning yang mengacu pada bendera atau panji Pura Mangkunegaran. Warna hijau kuning ini selain digunakan penari Srimpi Mandrarini juga dikenakan penari Gambyong Pareanom. Tari srimpi merupakan jenis seni pertunjukan tari klasik yang cenderung berkonotasi rumit, memiliki standar dan acuan tinggi, dengan tingkat keindahan tersendiri sehingga secara filosofis mampu mendefiniskan tingkat kecanggihannya. Tari serimpi yang tumbuh dan berkembang di Pura Mangkunegaran memiliki perbedaan gaya dengan serimpi yang berkembang di Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Srimpi Mangkunegaran memang memiliki perberbedaan dengan srimpi-srimpi yang lain karena di situ terdapat gerak tari maju beksan, ada gerak tari serimpi, tapi juga ada gerak tari perang yang memakai keris atau cunduk dan panah. Hal memberikan gambaran bahwa di Mangkunegaran banyak diilhami dengan gerak-gerak tari prajurit (prajuritan). Pada dasarnya bentuk gerakan pada tari srimpi memiliki kesamaan satu dengan yang lainnya, tetapi dalam tari Srimpi Mandrarini gerakan perangnya memakai properti nyata seperti memakai keris dan panah.

 

  Iringan gending terutama untuk Serimpi Mandrarini dan sejenisnya yang pertama adalah padesan. Setelah itu lalu odo-odo, dengan menggunakan geprak cek-cek dan diteruskan dengan gending mulai dari sampak atau slepekan. Selanjutnya masuk bukosuoro yang biasanya bentuk ladangan dan yang terakhir terakhir ayak-ayakan. Terdapat perbedaan kesimpulan dalam hal awalan gending pada tari serimpi. Ada yang berpendapat bahwa gending dulu baru kemudia tariannya diciptakan namun ada juga yang berpendapat sebaliknya. Durasi tampil Serimpi Mandrarini berkisar 15-20 menit sedangkan serimpi-serimpi yang lain bisa mencapai 40 menit. Pada jaman dahulu tari serimpi instana disajikan dengan durasi sekitar satu jam dengan tujuan dan fungsi yang khusus seperti penyambutan tamu istana, peringatan acara-acara khusus. Namun demikian tari Serimpi Mandrarini bukan tergolong tari sakral seperti tari Jawa klasik yang lain sehingga siapapun yang berminat dapat belajar tari serimpi.

Penyajian Tari Srimpi dicirikan dengan gerakan gemulai empat penari yang menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, dan kelemahlembutan. Nilai-nilai tersebut ditunjukkan dalam gerakan tari yang pelan dan anggun serta diiringi dengan alunan musik gamelan.

Pada dasarnya, ada tiga jenis gerakan inti yang disajikan dalam tarian ini, yaitu  :

1. Gerak Maju Gawang

Gerak maju gawang adalah gerak jalan menuju tempat pentas dengan sikap jalan tertentu, lalu diakhiri dengan sikap duduk. Gerakan ini bisa dibilang adalah gerakan pembuka pada tarian.

2. Gerak Pokok

Gerak pokok merupakan gerakan inti yang disajikan dalam tarian yang menyesuaikan dengan tema tarian. Apabila tariannya berupa tarian perang, maka gerak pokok yang disajikan menyimbolkan peristiwa peperangan antara dua kubu

3. Gerak Mundur Gawang

Berkebalikan dengan gerak maju gawang, gerak mundur gawang adalah gerakan berjalan meninggalkan tempat pentas. Gerakan ini menandakan akhir dari pementasan Tari Serimpi.

 

Pola Lantai Tari Srimpi Mondrorini Mangkunegaran

Maju beksan

Gawang Beksan

Gawang Pajupat Sehadap

Gawang Pajupat Berhadapan

Gawang Pajupat Adu kanan dan

Gawang Pajupat Adu Kiri

Gawang Jejer Wayang

Mundur Beksan

 

Tari Srimpi Mandrarini terdapat beberapa nama gerak tari dalam yaitu;

Ngalam sari,

Ukel angkrik,

Ngempyek,

Gajah-gajahan,

Terus enjer,

enjer gedong campur, dan

pleyotan tawis.   

 

Adapun mengenai musik pengiring tarian, pementasan Tari Serimpi biasa diiringi dengan alunan musik gamelan Jawa. Ketika para penari mulai memasuki tempat pentas, biasanya akan diiringi dengan jenis Gendhing Sabrangan, lalu dilanjutkan dengan Gendhing Ageng atau Tengahan, kemudian Gendhing Ladrang. Sedangkan ketika adegan peperangan, maka akan diiringi ayak-ayakan dan srebengan.

 

Kostum Tari Srimpi Mondrorini :

Kepala : memakai irah-irahan putri lanyap dengan ricikan sumping, klat bahu

Perhiasan : Suweng/giwang, kalung, gelang, bros

Mekak warna hijau, Sampur gendala giri warna kuning, slepe, kain motif lereng, endong panah

Perlengkapan/ Properti : gendewa, cundrik, bunga kolong cundrik

Kostum Warna Kuning Hijau (Pareanom) melambangkan bendera atau Panji Pura Magkunegaran.

Kain yang digunakan untuk menari ialah motif parang di mana kain ini juga dikenakan oleh raja atau sentono dalem dan putra dalem.

 

Tari srimpi yang ada di Mangkunegaran adalah seni budaya yang hidup dan tumbuh di tengah kalangan raja-raja dan bangsawan. Pada perkembangannya tari serimpi juga dipertontonkan bagi masyarakat luas. Mangkunegaran sebagai salah satu sentra perkembangan budaya Jawa memiliki peran dan sumbangan dalam pembangunan budaya Bangsa Indonesia secara nyata.


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Pertiwi

Jl. Latar Putih No.9 RT 01 RW X Mutihan, Sondakan Surakarta

0818250538

tiwitiwi_pertiwi@yahoo.com

Citra Wahyu Arsiani

Sangkrah Rt. 001 Rw. 001 Kel. Sangkrah, Pasar Kliwon Surakarta

085647162673

Citrawahyu84@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

Maestro Karya Budaya

Suyati Tarwo Sumosutargio (88 tahun)

Jl. S. Indragiri No.75 RT. 001 RW. 001 Sangkrah, Pasar Kliwon Surakarta.

085647162673

Citrawahyu84@gmail.com

Dra. R.Ay. Irawati Kusumorasri, M.Sn (58 th)

Jl. Kedasih No. 22 Kerten , Laweyan Surakarta

08122605317

irawatisipa@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 31-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047