Dalam berbagai acara adat istiadat maupun kegiatan keagamaan berzanggi sering dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Lingga. Berzanggi berasal dari kata barzanji, karena pada masa lalu orang Melayu salah mengucapkan kata barzanji sehingga menjadi berzanggi. Penyebutan barzanji menjadi berzanggi seterusnya menjadi kebiasaan orang Melayu Lingga. Berzanggi atau Barzanji dilaksanakan pada acara perkawinan, khataman Al-Quran, bercukur rambut, dan Maulud Nabi. Barzanji berisikan kisah perjalanan Rasulullah, puji-pujian kepadanya dan doa-doa. Dinamakan berzanji karena dinisbahkan kepada kepada nama tempat tinggal pengarang yang terletak di Barzanjiyah. Kitab berzanji yang dibacakan judul aslinya ‘Iqd al-Jawahir karangan ulama besar Madinah yakni Syaikh Ja’far al-Barzanji (1690-1766). Berzanji dilaksanakan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, mempererat silaturahmi sesama kaum muslim, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pembacaan kitab barzanji dilantunkan dengan irama tertentu tanpa diiringi musik. Dalam barzanji terdapat seorang pemimpin yang disebut dengan khalifah. Tradisi barzanji di bawa oleh ulama Melayu di Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga kemungkina pada zaman Sultan Sulaiman Badrul Alam (1722-1760) atau zaman Sultan Mahmud Riayat Syah (1761-1812). Tradisi barzanji telah menjadi bagian dari kebudayaan Melayu di zaman Lingga-Riau dan masih terus dipertahankan sampai pada masa sekarang ini. Di Lingga, sebagian besar hanya kaum laki-laki dewasa yang melaksanakan barzanji. Orang yang barzanji memakai pakaian baju kurung lengkap. Alat-alat yang digunakan yaitu: · Kitab berzanji · Rehal/bantal yang dilapisi kain (penghalas kitab) · Embat-embat untuk mengisi wangi-wangian · Berekat ( Telor merah, wajik sejenisnya, bunga rampai yang telah diisi didalam kembal, yang bertusukkan secelis bamboo yang diraut dan dihiasi sekuntum bunga, serta sbuah gelas/sejenisnya) · Hidangan kue mueh, seperti : dodol megan, dodol kentang, halwa telur, penganan bakar, penganan kentang · Hidangan nasi, lauk pauk dan air · Air panjang di dalam botol labu
|
Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 03-02-2022
© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya