MENYALO SAGU

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101522
Domain
Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta
Provinsi
Kepulauan Riau
Responsive image
Wilayah Lingga sejak lama merupakan daerah penghasil sagu. Sejak zaman Kerajaa Lingga-Riau bahkan jauh sebelumnya sagu telah menjadi bagian dari hasil bumi Lingga yang menjadi bagian dari makanan pokok kedua setelah beras dan sumber mata pencaharian masyarakat. Sultan Lingga-Riau yang ke-IV yakni Sulaiman Badrul Alam Syah (1857-1883) pernah melibatkan diri dalam usaha sagu dengan mendirikan pabrik sagu yang tidak seberapa jauh dari istananya di wilayah Robat. Sampai pada masa kini masih terdapat pabrik sagu di Lingga yang menggunakan tekhnologi tradisional. Tekhnologi yang digunakan adalah salur sagu yakni proses akhir dari pembersihan sagu. Sagu kotor yang dibeli dari masyarakat, kembali di oleh di pabrik dengan cara disalur. Sagu kotor dimasukkan ke dalam tong dan dicampur air. Selanjutnya sagu di aduk merata, kemudian diciduk dan dialirkan kedalam saluran papan. Sagu bersih akan mengendap di dasar salur dan air yang mengalir jatuh di ujung saluran menjadi limbah yang disebut dengan bidat. Setelah menyalur, sagu yang mengendap di dasar salur menjadi sagu bersih siap pakai. Selanjutnya sagu bersih diambil untuk dimasukkan ke guni untuk dijual atau pun dioleh menjadi sagu kering. Sebagai peralatan tradisional, salur sagu juga mempunyai makna penting bagi kehidupan masyarakat Melayu yakni pentingnya kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Salur sagu mempunyai nilai ekonomi sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Disamping itu juga mempunyai nilai sejarah dan ilmu pengetahuan. Nilai sejarah berhubungan dengan sejarah sagu yang sejak dahulu sangat penting sebagai sumber ekonomi masyarakat. Nilai pengetahuan yang terdapat dari salur sagu adalah tentang proses dan cara mengolah sagu kotor menjadi sagu bersih. Alat-alat yang digunakan: · salur · Kain penapis · Kiu/papan pengatur jalannya air · Cebok/gayung · Pengayuh · Tong PROSES PENGOLAH SAGU Kategori batang sagu/rumbia yang boleh ditebang batang sagu yang akan ditebang kira-kira sudah berumur 11 tahun, dengan ciri-ciri sebagai berikut : - Batang sagu tersebut durinya sudah hilang - Pohon Sagu tersebut sudah mengeluarjan bunga sagu Tahap Penebangan Pada tahap ini batang sagu ditebang dan kemudian dipotong-potong beberapa bagian kira-kira 1,20 meter. Setelah itu batang sagu yang sudah dipotong lalu dikumpulkan. Dengan cara tradisional pengumpulan batang sagu tersebut dilakukan dengan mengunakan aliran sungai dan dibuat rakit, atau dengan cara digolek menggunakan Rel kayu dan diantar ketempat pengolahan. Proses Pengolahan Sagu Bersih Nomor dua Sampai ditempat pengolahan Batang sagu dikupas dibuang kulitnya ( Guyung ), setelah itu kemudian dibersihkan lapisan kedua ( Uras ). Kemudian batang tersebut dibelah menjadi 8 bagian atau disebut Joreng, Siap untuk diolah menggunakan mesin parut untuk menjadikan serampin sagu. Stetlah diparut menjadi Serampin kemudian dilakukan pengolahan yaitu : - Serampin tersebut dimasukan kedalam tong kayu beserta air bersih secukupnya siap untuk diolah menggunakan mesin. - Didalam tong tersebut dipasang kipas untuk memutar Serampin tersebut - Dan Serampin siap diolah selama 1 sampai 2 Jm sehingga air tersebut menjadi jernih, sehingga sagu berpisah dengan Serampin. - Sagu kemudian dialirkan kedalam salur ( Tong Kayu Panjang untuk proses pengendapan. - Serampin yang sudah diolah dikeluarkan - Sagu tersebut diendapkan kurang lebih 3 hari untuk mendapatkan kasil sagu yang baik - Sampai pada proses ini jadilah sagu bersiah nmor dua ( Sagu tersebut msih tercampur dengan kotoran sagu/bidat sagu ) Proses Pengolahan Sagu menjadi Sagu Bersih Nomor satu - Sagu bersih nomor dua diisi kedalam karung minimal 1 s.d 2 ton untuk diolah menjadi sagu bersih nomor satu - Sagu dimasukan kedalam tong pengolahan secukupnya, kemudian dimasukan air bersih secukupnya. - Sagu dan air tersebut diaduk mengunakan pengayug yang terbuat dari kayu, biasanya dikayuh oleh dua orang tergantung pada berapa banyak sagu yang diolah. - Setelah sagu tersebut diaduk sampai rata, adukan tidak boleh terlalu kental dan tidak terlalu cair. - Air olah sagu tersebut di salurkan oleh satu orang yang ahli dalam pembersihan sagu tersebut menggunakan gayung/timbe untuk menyurah ke salur/tong sagu yang dibuat khusus, salur/tong sagu tersebut dibuat dua gandengan supaya ada jedah untuk pemindahan air sagu tersebut. - Panjang salur pembersihan 4 s.d 5 Meter dan tinggi 1,5 meter - Pada belakang salur Tersebut pada kisi belakang dipasang jaring pembersih untuk menyaring kotoran yang bersamaan dengan cairan sagu tersebut. - Dalam pelaksanaan proses pemindahan sagu dari tong pengadukan kedalam tempat penyaluran memakan waktu 2 s.d 3 jam. - Setelah 30 cidukan kedalam salur pembersihan dijedakan sekitar 5 menit untyuk proses pengendapan - Setelah berhenti aliran air sagu tersebut, tukang ciduk sagu memasang satu alat didepan salur tersebut ( Kiu kayu ), dengan tebal 2 mm. - Jumlah Kiu tersebut satu Saluran kisaran 30 s.d 35 buah Kiu. - Selesai 30 kiu kedua pasang salur tersebut dibiarkan jeda selama 1 jam untuk proses pengendapan. Sagu siap untuk untuk dipakai menjadi sagu nomor satu.

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 03-02-2022

Komunitas Karya Budaya

AMRAN, A.Md

Jl. Istana Robat Daik Lingga

081371197962

SYAMSUL ASRAR, S.ST, MM

Jl. Istana Robat Daik Lingga

081277799773

syamsul.asrar@gmail.com

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 03-02-2022

Maestro Karya Budaya

Awi

Daik Lingga

0

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 03-02-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 03-02-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047