Ngayun Luci

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101392
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Jambi
Responsive image

Ngayun artinya mengayun, sedangkan luci adalah suatu wadah atau tempat yang dibuat menyerupai kerucut terbalik, di atasnya ditaruh burung-burungan yang terbuat dari kayu dan isinya adalah buah-buahan hutan/buah-buahan rimba. Upacara Ngayun Luci disebut juga Aseak Ngayun Luci karena ketika upacara berlangsung luci di ayun-ayun oleh pawang atau bulian sale sedangkan peserta lainnya menari-nari menarikan tari aseak. Pelaksanaan upacara ngayun luci dipimpin oleh pawang atau bulian sale dengan tujuan agar padi bernas, padi tidak dimakan burung dan memohon keselamtan, keberkatan khususnya ditujukan kepada nenek moyang penunggu sawahnya, sehinga yang punya sawah diberkati keselamtan baik sewaktu berada di sawah maupun setelah pulang dari sawah. Penentuan waktu pelaksanaan upacara, berdasarkan kesepakatan antara penduduk dengan ninik mamak, bulian sale dan pemangku adat. Upacara biasanya berlangsung pada malam Jumat sesudah sholat Isya selama kira-kira 3 jam. Penggunaan waktu tersebut bukanlah merupakan suatu keharusan tetapi tergantung juga kepada situasi dan kondidi. Begitu juga tempat pelaksanaan, boleh dimana saja asal mempunyai ruang yang luas dan disepakati oleh seluruh penduduk. Tempat upacara sering dilakukan di rumah belian sale, tetapi kadang-kadang di rumah yang lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam upacara adalah pemimpin formal desa (kepala desa dan jajarannya), pemangku adat dan bulian sale desa lain yang sengaja diundang, dan masyarakat desa tetangga yang hadir secara spontan. Kehadiran mereka sebagai wujud solidaritas sesama yang terbentuk oleh sistem keyakinan masyarakat tersebut. Adapun perlengkapan yang diperlukan ( yang disiapkan oleh bulian sale) adalah seikat laho ( satu ikat daun-daunan dan rumput-rumput tertentu), bunga-bungaan yang harum, bakul sebanyak dua buah, tali atau tambang untuk menggantung luci dan kain panjang sebagai penutup gantungan luci. Sedangkan perlengkapan yang disiapkan oleh masing-masing penduduk adalah buah-buahn rimba yang diambil dari hutan, tiang luci dari buluh kuning, burung-burungan yang terbuat dari kayu dan makanan yang terdiri dari lemang, juadah/dodol, pisang dan air teh atau kopi. Setelah semua persiapan selesai, menjelang Maghrib perlengkapan upacara yang disiapkan bulian sale dijemput oleh beberapa orang dan ditata sesuai dengan petunjuk bulian sale di rumah tempat pelaksanaan upacara. Penduduk mulai berdatangan terutama kaum ibu, mereka membawa luci dan makanan. Makanan diberikan kepada orang yang telah ditunjuk untyuk menatanya dan begitu juga dengan luci. Sesudah sholat Isya, penduduk sudah mulai berdatangan. Yang paling belakangan datang adalah bulian sale, pemangku adat dan pemimpin formal desa. Mereka langsung menuju tempat duduk yang telah ditentukan. Pelaksanaan upacara dimulai dengan ucapan selamat datang oleh pemangku adat kepada para tamu, kemudian kepada pimpinan formal desa, bulian sale, tua tengganai/ pemuka masyarakat serta ucapan terimakasih atas kehadiran mereka. Ketika pemangku adat berpidato suasana hening sekali semua seriuas mendengarkan setiap kata yang diucapkan pemangku adat. Dan begitu juga yang berada di luar rumah, mereka mengikuti setiap acara dengan serius.adilanjutkanmembakar kemenyan putih di atas dupa yang berisi bara api dengan khusuk. Selanjutnya, acara dipimpin oleh bulian sale. Bulian sale membaca mantra dan menarik-melepas tali luci yang digantung dihadapan tempat duduknya, sehingga luci yang berjejer tergantung dalam satu tali dan ditutup dengan kain itu bergoyang, berayun-ayun sesuai dengan irama mantra yang diucapkan. Semua peserta upacara dengan wajah menunduk, bersuara memuji luci mengikuti mantra yang diucapkan bulia sale secara serentak. Selanjutnya, setelah acara mengayun luci dinyatakan selesai oleh bulian sale, acara dilanjutkan dengan aseak ngayun luci yang merupakan upacara puncak yang harus dilaksanakan. Bulian sale memberi isyarat kepada peserta upacara untuk segera melaksanakan tari aseak, dan peserta pun secara reflek segera bangkit dari tempat duduknya dan mulai menari. Tari aseak ini hanya dilakukan di dalam rumah atau didekat sajian dan luci saja. Sedangkan peserta upacara yang berada di bawah rumah panggung hanya mengikuti dalam hati saja tanpa diiringi tari dan gerak. Setelah lagu selesai disenandungkan, balian sale menepuk tangannya tiga kali menandakan tari aseak sudah cukup atau selesai. Balian sale melanjutkan kegiatan upacara dengan membuka kain yang menutup gantungan luci. Setelah semua penari duduk kembali, balian sale mengucapkan mantra sambil berjalan membuka kain penutup luci satu persatu. Selesai membaca mantra, acara diserahkan kepada pemangku adat karena puncak upacara pada tahap ini sudah selesai dan kegiatan selanjutnya kenduri dan selamatan. Doa selamat dipimpin oleh pemangku adat. Tahap terakhir adalah menengah luci yaitu membawa luci ke sawah dan menanamnya di tengah sawah. Pagi-pagi luci dengan tiang pancang di bawa ke tengah sawah dan ditancapkan. Luci ditancapkan lebih tinggi dari batang padi, sehingga setelah upacara aseak ngayun luci ini bila kita melihat ke sawah, tampak jelas gantungan luci seakan-akan bergerak diterpa angin. Pada saat menengah luci tidak ada mantra yang diucapkan, yang ada hanyalah satu keyakinan pada diri sendiri bahwa burung-burungan yang berada pada paling atas luci ditambah buah-buahan rimba yang digantung akan mampu menghalau segala kemungkinan yang akan mengganggu padi. Dengan demiian selesailah upacara ngayun luci. Pada masa sekarang, upacara ini sudah carang dilaksanakan lagi. Seiring perubahan waktu, perubahan sistem bercocok tanam, cara berfikir masyarakat dan paham keagamaan.


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Shanti (kabid kebudayaan )

kab kerinci (Disbudpar Kab Kerinci)

082176482372

sripurnamaema@yahoo.co.id

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

Maestro Karya Budaya

Yulidar (63 tahun)

Siulak Mukai Kerinci

082176482372

sripurnamaema@yahoo.co.id

Alminuddin (62 tahun)

Desa Koto Lua Siulak Mukai Kerinci

085384045161

sripurnamaema@yahoo.co.id

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047