movunja

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101390
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Sulawesi Tengah
Responsive image

VUNJA suatu kegiatan yang dilakukan dalam upacara tradisional, yaitu sebuah tiang yang diberi cabang-cabang dalam berbagai bentuk, sebagai tempat menggantungkan berbagai jenis makanan dan berbagai hasil bumi seperti ketupat, padi,jagung, dan sebagainya.pada umumnya vunja dibagi dalam empat macam ditanah kaili:

Vunja tomanuru dilakukan dengan tujuan untuk pengobatan/penyembuhan penyakit dari berbagai macam penyakit. Vunja tarade dilakukan pada saat gembira ria karena adanya pesta yang diselenggarakan oelh raja. Vunja poraa binangga dilakukan pada saat musim kemarau yang berkepanjangan dengan tujuan memimnta pada penguasa dilangit agar menurunkan ujan.Vunja mpae dilakukan pada saat gembira ria karena berhasil panen.

 Makna dalam pelaksanaan upacara vunja yaitu mensyukuri hasil panen yang melimpah sehingga diyakini mampu menjaga harmoni social  dalam masyarakat juga keluarga sebagai suatu system social. Apabila tumbangnya sebuah pohon di areal persawahan, kemudian menimpa padi dan pematang, bermakna ada ntana adat tanah atau biasa mereka sebut adat vunja, tidak dilaksanakan sehingga marahnya penghuni alam juga bermakna keyakinan akan adanya pengetahuan simbolik yang diyakini generasi tua, akan istiadat orang tua dulu, yang dilaukan secara lisan. Pengetahuan simbolik dimaksud adalah pengetahuan akan ritual berdasar pada sebuah pemahaman implicit akan alat yang berguna dan bermakna dalam bentuk benda-benda seperti makanan untuk penghuni alam gaib, juga sesajian lain. Pemahaman mereka dari beberapa individu yang telah lewat, kemudian diyakini oleh generasi selanjutnya yang dibatasi secara ruang gerak, tetapi sudah mendara daging bagi generasi tua sehingga dilakukan berulang-ulang dan cenderung bertahan lama. Dalam upacara ini mempunyai nilai agar dalam pelaksanaan vunja  mereka mengucapkan mantra kepada para dewa yang menguasai alam agar permohonan mereka untuk para dewa melindungi dari bahaya mengancam pertanian, jangan ada roh yang menjelma menjadi tikus , babi yang merusak tanaman mereka, agar terhindar dari bencana longsor, kemarau panjang yang berakibat kekeringan dan juga menghindari banjir makan upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat. Vunja juga berfungsi secara ekonomi, sosial dan budaya untuk mengembangkan diri dimasyarakat terutama dalam hal bidang sosial akan terjalin interaksi diantara komponen masyarakat desa yang hadir menyaksikan atau sebagai pelaksana teknis vunja. Jalianan sosial ini terlihat antara bayasa atau dukun dengan lembaga adat atau lembaga adat dengan penyelenggara acara vunja, serta interaksi antara bayasa atau dukun denga puentana atau penghuni tanah. Dalam bidang budaya melestarikan khasanah budaya sehingga menjadi lestari sebagai obyek wisata juga meningkatkan semangat budaya diantara para generasi yang semakin hari semkin terbius dengan realitas semu yang berdampak berdampak negatif terhadap alam.

 

Vunja dibuat untuk dijadikan komitmen yang dicapai terhadap nilai-nilai dalam pelaksanaan upacara vunja ini antara lain: kerajinan, orang akan rajin dan ulet juga gigih berjuang untuk kesempurnaan upacara ini sehingga pergeseran dalam masyarakat bisa berkurang, tolong menolong dalam pencapaian kerja berkelompok bahu membahu untuk penghematan biaya dalam upacara sekaligus efisiensi kerja maka vunja dapat diperoleh dengan bekerja sama secara tolong menolong, sintuvu atau gotong royong bernilai membangunkekuatan secara bersama-sama, uapacara syukuran keberhasilan pertanian sebagai orang yang percaya kehadiran tuhan bersamannya maka dibuatlah vunja sebagi pertanda sukur dan dasar rasionalitas yang berorientasi nilai penghambaan. Terkandung nilai kekeluargaan yang bulat dan utuh karena ikatan keluarga setiap warga menempatkan dirinya dalam satu ikatan bila terjadi sesuatu diselesaikan bersama-sama membantu menyelsesaikan masalah yang dihadapi anggota masyarakat yang bersangkutan. Nilai dari kearifan lokal dalam vunja menjadi dasar menyatukan semua nilai-nilai tersebut dalam menjaga keharmonisan sosial budaya didaerah tersebut semua dalam bentuk pengetahuan, keakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat istiadat kebiasaan etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan komunitas ekologis. Sehingga semua kearifan lokal dihayati, dipraktekan dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola prilaku manusia tehadap sesama, alam dan alam gaib.

Adapun prosesi pelaksanaan upacara vunja di awali dengan:

·         No-libu(musyawarah terlebih dahulu untuk menetapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggarakan upacara. Dalam nolibu yang terlibat antara lain : Magau atau raja yang bertindak sebagai pemimpin masyarakat penyelenggara adat dan simbolisasi keharmonisan, kesejatreaan, dan kestabilan kerajaan juga mengingatkan dan menerima hasil musyawarah. Jagugu  penyampai pesan dari raja kepada masyarakat serta mengundang yang hadir dalam upacara vunja. Kapita sebagai pengganti magau atau raja dalam acara vunja. Galara sebagai pemimpinrapat. Pabicara atau yang mengumumkan kepada masyarakat segala sesuatu yang disepakati dalam libu atau musyawara kepada masyarakat. Ponggawa yang bertugas menginstruksikan bagi mereka yang diundang agar hadir dalam libu. Kakula ialah wakil-wakil dari masyarakat umum yang tergabung dalam upacara vunja yang akan menarikan rego untuk menyemarakan suasana. Puempanga pemilik tanah yang padinya mendapat hama dan bala. Orang tua adat yang menentukan pelaksanaan upacara apakah dibaut besar atau biasa saja.

·         Mompakopu membahas dari pelaksanaan inti kegiatan vunja, yang meliputi tiga kegiatan uatama antara lain popelo bayasa, endaloe dan rego.

Adapun teknis pelaksanaan vunja ada beberapa tokoh yang terlibat antara lain bule yang memiliki kesaktian melakukan upacara vunja, bayasa  yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan alam gaib, puempanga orang yang telah dan akan diupacarai yang memiliki tanah yang terkena hama atau bala dan yang menghasilkan panen yang melimpah untuk disyukuri.-


Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 28-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Ngata Toro atau Desa Toro

kab Sigi

095254117271

Masyarakat adat Kaili Binangga

Kab Sigi

085292982022

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 28-01-2022

Maestro Karya Budaya

Masyarakat adat Kaili Binangga

Kab Sigi

085292982022

Ngata Toro atau Desa Toro

kab Sigi

095254117271

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 28-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 28-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047