Anjala Ombong

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101444
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Sulawesi Selatan
Responsive image
Anjala Ombong adalah salah satu upacara tradisional yang telah dilakukan sejak lama khususnya di kecamatan Bontosikuyu, Anjala Ombong dilakukan sekali dalam setahun sekitar bulan Agustus.Dihadiri oleh berbagai masyarakat dari desa dan perkampungan/perkebunan termasuk pemerintah dan pegawainya. Pelaksanaan ritual Anjala ombong memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Selayar, terutama bagi masyarakat yang berada di Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu. Pelaksanaan kegiatan ritual yang satu ini menjadi semacam proses penguatan kembali rasa solidaritas sesama anggota masyarakat. Rasa solidaritas tersebut tentunya dapat dibangun lewat cara saling tolong-menolong, kerja sama dan saling pemahaman antara anggota masyarakat selama mengikuti ritual Anjala ombong. Anjala ombong sendiri menjadi semacam perekat atau penguat hubungan komunal dalam hidup bermasyarakat, yang sebelumnya mengalami keretakan akibat pengaruh Modernitas dan Industrialisasi yang ditandai dengan meningkatnya sikap hidup individualisme dan acuh tak acuh diantara sesama anggota masyarakat. Dengan hadirnya ritual semacam ini (Anjala ombong), memungkinkan sekat-sekat yang selama ini membelenggu masyarakat seperti misalnya sekat individualisme, sekat egoisme dan sekat statisisme dapat secara perlahan dikikis melalui perasaan komunalistik yang hadir selama proses ritual ini berlangsung. Oleh sebab itu, setiap kali ritual ini dilaksanakan, warga masyarakat akan sangat antusias dan berbondong-bondong untuk mengikutinya. Semua berdatangan untuk menikmati hasil laut dan beberapa dari mereka datang untuk tujuan hiburan saja. Mengenai awal mula lahirnya ritual Anjala ombong belum diketahui secara pasti mengenai kapan tahun tepatnya ritual ini dilakukan. Namun setiap ritual yang dilakukan secara turun temurun, dari satu generasi kegenasi berikutnya tentu memiliki akar yang telah menancap secara kuat di dalam hidup masyarakatnya. Demikian juga halnya dengan ritual Anjala ombong yang dilaksanakan tiap tahunnya oleh masyarakat di Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu yang sudah tentu memiliki akar yang cukup kuat dalam kehidupan masyarakatnya. Secara formal dapat diperkirakan ritual Anjala ombong telah dilaksanakan semenjak abad kedua puluh, yang ditandai dengan status pawang Buaya yang ada sekarang (Sakti) merupakan generasi ketiga. Perlu untuk diketahui bahwa pawang Buaya yang biasa dijuluki sebagai Sakti memiliki peranan penting dalam proses ritual Anjala ombong. Sehingga untuk mengukur atau memprediksi awal mula ritual yang satu ini terformalisasi dalam suatu bentuk kegiatan yang terorganisir yaitu dapat dilihat dari berapa lapis generasi dari keluarga si pawang buaya. Namun kemungkinan pola aktifitas penangkapan ikan secara massal di muara sungai Sangkulu-kulu telah berlangsung jauh sebelumnya. Sebab tidak mungkin ritual Anjala ombong bisa hadir sebagai suatu ritual yang relatif lebih terorganisir jika tidak didahului oleh suatu kebiasaan (Pola hidup) yang telah berlangsung jauh hari sebelumnya. Yang kemudian kebiasaan-kebiasaan tersebut terkristalisasi / terobjektifikasi menjadi seperangkat ritual yang lebih kompleks. Anjala Ombong biasanya bertepatan dengan masa panen jagung yang kedua oleh petani. Anjala Ombong bertempat di muara sungai yang disebut dengan Binanga Sangkulu- kulu.merupakan bagian antara 2( Dua ) wilayah yang bernama Pariangan dan Tile – tile.Lebar muara sungai tersebut sekitar 20 meter dan kedalaman 4 meter. Tapi Anjala Ombong dilaksanakan pada saat aliran air muara deras.Mungkin Sangkulu- kulu terkenal dengan kemistikannya.Penduduk lokal mempercayai bahwa di dasar muara terdapat Buaya yang lahir dari manusia dan akan dijaga di Sungai “ Balang Angkajeng “ oleh pawang yang disebut dengan sakti. Tapi tidak lama setelah itu terjadi banjir dan buaya hanyut ke muara. Maka dari itu buaya menetap di muara Sangkulu – kulu sebagai penghuni muara sampai sekarang. Pada Upacara tradisional , ada seorang pawang yang disebut sakti . Sakti adalah orang yang memiliki ilmu ( sihir ) untuk mengundurkan beberapa bencana ( Tolak Bala )yang terjadi pada hari Anjala Ombong.Sebagai seorang pria yang memiliki ilmu mistik, dia juga mampu menundukkan buaya. Ilmu yang dimiliki akan memberkati keluarganya dari generasi ke generasi . Sekarang sudah merupakan generasi sakti ketiga. Sakti memiliki peran kekuatan karena tanpa petunjuknya, tak ada seorang pun mandi di muara dan juga hanya beliau yang bisa berkomunikasi dengan buaya. Maka dari itu ikan akan masuk ke muara mengikuti buaya.Jenis ikan pada upacara tradisional ini disebut ikan Lompa, Sebenarnya sulit menemukan ikan ini kecuali di muara sungai.dan hanya akan ditemukan pada waktu yang pasti. .Uniknya pada hari Anjala Ombong disepanjang sisi muara penuh dengan ikan Lompa. Kemudian air sungai berubah menjadi gelap karena ikan. Sampai saat ini tak ada seorang pun yang tahu mengenai asal kedatangan ikan. Beberapa orang berkata bahwa ikan Lompa berasal dari muntahan buaya. Oleh sebab itu pada hari Anjala Ombong , hal utama yang dilakukan oleh Sakti adalah membaca mantra dan memberi beberapa jenis makanan yang disebut dengan “ Sesajian “ kepada buaya , Sebagai berikut : 1. 7 Kue Cucur 2. 7 lembar Daun Sirih 3. 7 Ketupat Dupa 4. 7 Batang Rokok 5. 4 butir Telur 6. Nasi Kuning. 7. 7 Buah Pisang 8. Songkolo Hitam dan Putih Kesemua Sesajian ( Pengorbanan ) dipersiapkan untuk menundukkan buaya , maka dari itu orang akan memancing ikan dengan aman. Selama seharian , Sakti memiliki peranan penting yang akan mengontrol upacara tradisional sejak dimulai sampai berakhir. Proses Anjala Ombong, 3 ( tiga ) bulan sebelum panen petani, juli sampai agustus setiap tahunnya. Ikan Lompa akan datang ke muara sungai. Adapun tahapan/ fase Prosesi Anjala Ombong sebagai berikut : 1. Taha’ Pa’laporan mange ri Opu A’Gau ri Balla Bulo Na Parentana Opu A’ Gau ( Tahap Pelaporan Kepada Pemerintah setempat ) Tiga bulan sebelum Pesta Panen jagung di bulan agustus). ketika masyarakat di sekitar muara telah melihat ikan Lompa Datang ke muara Sangkulu-kulu, mereka melaporkan ke pemerintah, pemangku adat dan opu. Kemudian Pemangku adat akan meminta Opu untuk memberikan instruksi kepada kalangan berwenang agar mengsterilkan muara Sangkulu-kulu dari segala macam masalah.dan meminta Sakti/ Pawang memberikan Kanre Didi (nasi kuning) sebagai Sesajian (persembahan) kepada buaya setiap saat. Terdapat Nilai Kerjasama dalam tahapan ini dimana antara masyarakat dan pemerintah terjalin kerjasama , melaksanakan hak dan kewajiban masing – masing unsur. 2. Taha’ Appasadia Anjala Ombong ( Tahap Persiapan Anjala Ombong ) Pada bulan agustus, setelah ikan Lompa tumbuh dewasa, Opu mengumumkan kepada seluruh masyarakat Selayar untuk memancing di muara Sangkulu-kulu. Ini berarti bahwa hari Anjala Ombong akan dirayakan. Biasanya dirayakan pada sabtu atau minggu saat waktu luang masyarakat. Masyarakat mulai membuat jaring di mulut muara dengan menggunakan daun kelapa muda"Uhara". yang di sebut Ombong. Pengombongan dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari Anjala Ombong. Areal muara sangkulu-kulu disterilkan dari aktivitas memancing. Jika ada orang yang mengambil ikan tanpa izin dari Sakti, pemerintah akan memberikan hukuman/sanksi. Terkandung Nilai Hukum : masyrakat sadar hukum, Tunduk dan Patuh terhadap hukum yang berlaku, dimana masyarakat akan diberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan. 3. Taha ’ Ammasa ( Tahap Pelaksanaan Ritual Anjala Ombong ) ) Prosesi Ritual dilakukan beberapa saat sebelum penangkapan ikan ( Anjala Ombong ) dengan prosesi sebagai berikut : Sebelum mulai, Sakti dan pemangku adat membaca mantra dan Salawat, Sedangkan Opu dan masyarakat mempersiapkan Sesajian (pengorbanan). Yang terdiri dari : (1). 7 kue Cucuru, (2). 7 potong sirih pinat, (3). 7 ketupat dupa, (4). 7 batang rokok, (5). 2 butir telur. (6). Nasi Kuning Setelah membaca mantra dan Salawat, Sakti memberikan Sesajian (persembahan) kepada buaya dan berkomunikasi dengan buaya(meminta buaya meninggalkan muara karena akan ada banyak orang yang menangkap dan memancing ikan. Sakti berjalan di sekitar muara sambil menunggu waktu yang lebih baik/ tepat untuk menangkap ikandan menyimpulkan bahwa muara dinyatakan aman. Terkandung Nilai Agama dalam fase ritual bahwa di kecamatan Bontosikuyu telah terdaftar sebagai muslim, tetapi dalam kehidupan sosial mereka masih percaya pada hal mistik, seperti penggunaan Sesajian (pengorbanan). 4. Taha’ Anjala Ombong. ( Tahap pelaksanaan Pesta Rakyat Anjala Ombong ) Tahapan anjala juku / menangkap ikan dilakukan setelah prosesi ritual digelar. Opu memberikan pidato pembuka dan kegiatan menangkap ikan dimulai dengan ditandai ledakan pistol oleh petugas keamanan sebagai aba-aba/ komando. Kemudian masyarakat melemparkan jaring dan melompat ke muara untuk mengambil jaring mereka yang sudah penuh Terkandung Nilai Ekonomis pada fase ini : Penangkapan ikan sebagai sumber hasil laut. 5.Taha’ Pangnganre -nganreang ( Tahap Makan Bersama Hasil Tangkapan Anjala Ombong ) ) Sakti akan memberikan instruksi terakhir menghentikan ikan. danaktivitas memancing pun dihentikan. Masyarakat meninggalkan muara Sangkulu-kulu dengan membawa ikan Lompa kembali untuk berkumpul dan menikmati ikan lompa bersama dengan orang -orang yang tidak mengikuti upacaratradisional anjala ombong, hal ini juga merupakan hiburan dan rekreasi. Terkandung Nilai sosial budaya adalah, Salah satu nilai budaya yang ditunjukkan dalam ritual tradisional adalah bersikap dan bertingkah laku terangkum dalam jala Ombong , berusaha bagaimana berkomunikasi yang baik dengan sesama peserta, mereka akan bertemu satu sama lain dan membangun hubungan bermasyarakat dalam aktivitas sehari – hari. Selain masyarakat selayar percaya bahwa "Lompa" yang kecil adalah lambang persaudaraan untuk menjadi persatuan, hubungan yang erat, dan jalinan sillaturahmi di antara setiap masyarakat Selayar.Mereka berkumpul dalam satu situasi sebagai masyarakat lengkap, yang memiliki jenis budaya, tapi masih dalam keteraturan dan perlindungan, menyukai prinsip masyarakat Selayar yang mengatakan "Mateki, surangki mate; sollengki, surangki solleng; Manna rianja anda tongki sisalai". Yang artinya bahwa "jika kau mati, kami akan mati bersama-sama; Jika anda rusak, kita akan rusak bersama-sama; Meskipun di akhirat, jangan terpisah".Hal ini mengandung kesetiaan, kepedulian terhadap lingkungan, kejujuran, kebersamaan dan nilai-nilai kerja sama. seperti peribahasa "Maeki A 'munte sibatu, A 'bulo Sipappak "itu berarti bahwa "Senasib sepenanggungan". Ritual Anjala ombong memiliki beberapa fungsi yang sifatnya mendasar (Fundamental) bagi masyarakat Selayar. Diantara fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Fungsi penguat ikatan komunal Ritual Anjala ombong berfungsi sebagai penguat ikatan komunal pada masyarakat Selayar. Setiap masyarakat tentunya dibangun dari suatu ikatan yang bersifat koperatif atau gotong royong sesama anggota masyarakatnya, demikian juga dengan masyarakat Selayar. Melalui pelaksanaan ritual Anjala ombong, masyarakat Selayar dapat mengembangkan pola hubungan sosial yang jauh lebih bersifat kooperatif. Aktifitas menangkap ikan tentunya tidak mudah, tentunya diperlukan kerja sama diantara anggota masyarakat. Melalui kerja sama segala bentuk pekerjaan dapat diselesaikan secara mudah. Termasuk dalam hal ini dalam aktifitas penangkapan ikan, akan terasa lebih mudah untuk dikerjakan melalui kerja sama. Proses kerja sama yang dilakukan oleh warga masyarakat selama ritual Anjala ombong berlangsung turut mendorong bagi lahirnya rasa solidaritas sesama anggota masyarakat. Solidaritas adalah cikal bakal bagi lahirnya pola hidup bermasyarakat yang komunalistik. 2) Fungsi pemenuhan Ekonomi Rumah Tangga Ritual Anjala ombong selain memiliki fungsi sosial untuk memperkuat ikatan komunal dalam masyarakat, juga dapat berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan Ekonomi Rumah Tangga selama 2 atau 3 hari. Hasil tangkapan yang diperoleh oleh anggota masyarakat yang mengikuti kegiatan ritual ini, memiliki “Nilai Guna’’ untuk dikonsumsi oleh anngota keluarganya. Dapat dipahami bahwa pelaksanaan ritual Anjala ombong memungkinkan terjaminnya kebutuhan rumah tangga dalam beberapa hari. Sehingga setiap angota keluarga yang terlibat dalam kegiatan ini, tidak perlu lagi khawatir terhadap urusan konsumsi rumah tangganya dalam beberapa hari, karena aktifitas yang dilakukan selama ritual ini berlangsung tak lain dan tak bukan adalah proses pemenuhan kebutuhan hidup itu sendiri yang dalam hal ini aktifitas penangkapan ikan. 3) Fungsi Ekspresi dan Identitas Budaya Ritual Anjala ombong berfungsi sebagai salah satu bentuk pengekspresian budaya bagi masyarakat Selayar. Kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa (Ijtihad) manusia / masyarakat merupakan bentuk ekspresi yang dihasilkan oleh masyarakat guna mangatasi sekaligus memaknai lingkungan dimana mereka tinggal. Ritual Anjala ombong dalam hal ini menjadi bentuk pengekspresian jiwa masyarakat Selayar dalam menjawab tantangan alam (Challenge and Response). Hasil tangkapan yang berupa ikan menjadi simbol atau penanda bagi identitas budaya Maritim masyarakat Selayar. Wilayah Selayar yang didominasi lautan, mendorong masyarakatnya untuk mengembangkan kebudayaan Maritim sebagai bentuk adaptasi mereka terhadap lingkungan dimana mereka tinggal. Dengan demikian, ritual Anjala ombong selain sebagai bentuk ekspresi budaya juga sekaligus menjadi simbol / identitas budaya bagi masyarakat Selayar yang membedakannya dengan masyarakat lainnya.

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 29-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Korona Siholung

BallaBulo, Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu Kab. Kep. Selayar

0

-

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 29-01-2022

Maestro Karya Budaya

Rosita (nama panggilan Acce bunga)

Desa Appatana , Kec. Bontosikuyu, Kab. Kepulauan

0

-

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 29-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 29-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047