Lempar bakar PENGKANG adalah olahan makanan yang berbahan baku pulut/ketan bersantan dengan isi utama udang ebi disertai berbagai rempah yang dikemas menggunakan daun pisang berbentuk segitiga dan dimasak dengan cara di panggang atau dibakar dengan sistem jepitan dan ikatan tali.

 
Usaha pengkang dimulai pada tahun 1934 oleh Datuk Ismail dan Toa Ramis yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Datuk Abdurrahman bin Ismail dan istrinya yaitu Zainab binti Camu. Kemudian usaha pengkang ini dilanjutkan lagi oleh anaknya yang bernama Halimah binti Abdurrahman serta dikembangkan lagi oleh Dra. Hairani binti Abdurrahman beserta anak-anaknya hingga sekarang.

Secara singkat proses pembuatan lempar bakar pengkang ini adalah yang pertama pulut/ketan di kukus, setelah itu pulut/ketan dicampur dengan santan secara merata. Kemudian pulut/ketan yang sudah bersantan di kukus kembali hingga masak. Setelah itu baru dibungkus dengan daun pisang berbentuk segitiga dan di isi dengan udang hebi yang sudah diberi rempah-rempah. Setelah di bungkus, kemudian pengkang di jepit dengan bambu yang berukuran kecil (untuk 2 buah pengkang) dan diikat dengan tali bundong. Selanjutnya pengkang sudah siap untuk di bakar menggunakan tempurung kelapa sehingga memberi aroma yang sangat khas. Untuk menambah kenikmatan pada saat penyajian, pengkang yang sudah dibakar biasanya di hidangkan bersama dengan sambal bajak atau pun sambal kepah.

Kekuatan cita rasa pengkang ini telah dibuktikan dengan keberlangsungan usaha makanan pengkang ini yang mampu bertahan selama empat generasi hingga sekarang. Ditangan ibu Dra. Hairani inilah makanan pengkang semakin dikenal dan semakin berkembang dengan berdirinya Pondok Pengkang yang berlokasi di Jalan Raya Peniti Kecamatan Jongkat Kabupaten Mempawah.