Coto Makassar

Tahun
2015
Nomor Registrasi
201500277
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sulawesi Selatan
Responsive image

Dalam masyarakat Makassar kemudian dikenal berbagai jenis masakan tradisional dengan bahan dasar daging dan tulang kerbau. Bahkan isi dalam kerbau seperti usus, hati, jeroan, limpa, dan jantung, dibuat makanan yang khas disebut coto, sementara tulang-belulangnya sampai ke tulang kaki dibuat pula makanan yang disebut konro dan sup kikil.

Tidak diketahui dengan pasti sejarah awal mula terciptanya resep kuliner ini. Orang Makassar memiliki sejumlah upacara tradisi yang mereka warisi dari leluhur mereka. Upacaratradisi tersebut terkait dengan sistem kepercayaan lama mereka yang bersifat animisme dan dinamisme. Berlandas pada sistem kepercayaan tersebut maka orang Makassar senantiasa melakukan berbagai upacara ritual untuk memberikan penghormatan kepada para dewa dan arwah leluhur mereka. Dalam upacara gaukang dilakukan upacara pemberian sesajian kepada para dewa dan arwah para leluhur. Sesajian tersebut diataranya adalah pemberian hewan kurban baik berupa ayam, kambing, ataupun kerbau. Pemberian hewan kurban kerbau adalah merupakan pemberian persembahan yang tertinggi.

Tidak banyak masyarakat di muka bumi ini yang memiliki kemahiran mengolah bahan jeroan dari kerbau untuk dijadikan makanan yang lezat. Dalam pesta adat masyarakat Makassar seperti agjaga/sunatan, pernikahan, atau memasuki rumah baru, hidangan coto selalu ditemukan diantara makanan lainnya. Coto Makassar yang berbahan baku jeroan seperti usus, babat, jantung, hati, limpa, otak, dan daging khas kerbau, sapi, atau kuda. Makanan ini diramu dengan 40 macam rempah dan penyedap makanan yang menenggelamkan rasa dan bau yang kadang kurang disenangi. Sehingga Coto Makassar dapat dinikmati oleh semua orang.

Biasanya hidangan coto sangat nikmat dinikmati sebagai santapan antara sarapan dan santap siang, sekitar pukul 09.00 sampai dengan pukul 11.00. Coto dihidangkan dengan ketupat yang terbungkus dari daun pandan atau daun kelapa.

 

Bahan :

 

250 gram daging sapi

500 gram jeroan sapi (hati, usus, paru, limpa, babat)

2 liter air cucian beras yang terakhir

3 sdm minyak, untuk menumis

 

Bahan pelengkap :

 

Ketupat secukupnya, potong-potong

2 batang daun bawang, iris halus

2 sdm bawang goreng

3 buah jeruk nipis, belah-belah

 

Bumbu yang dihaluskan :

 

6 siung bawang merah

4 siung bawang putih

1 1/2 sdt merica

1 sdm ketumbar sangrai

1/2 sdt jinten

3 cm jahe

5 cm lengkuas

50 gram kacang tanah, sangrai, lalu buang kulitnya.

 

BumbuLainnya :

 

5 cm kayu manis

8 siung bawang merah, iris tipis

2 batang serai, memarkan

3 sdm tauco

1 sdm gula merah

1/2 sdt kaldu instan (jika suka)

 Cara Membuat :

Masukkan daging sapi, jeroan, kayu manis, dan garam ke dalam panci yang berisi air cucian beras. Rebus dengan api kecil hingga daging setengah matang. Tumis bawang merah hingga kecoklatan. Masukkan bumbu yang dihaluskan, serai dan tauco. Tumis hingga matang. Masukkan tumisan bumbu ke dalam rebusan daging. Tambahkan gula merah dan kaldu instan. Masak hingga daging dan jeroan matang. Angkat daging dan jeroan sapi, lalu potong-potong. Masukkan kembali ke dalam kuah. Sajikan coto dengan bahan pelengkapnya dan sambal tauco.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047