Loka Sattai/Loka Ro'do/Loka Anjoroi

Tahun
2015
Nomor Registrasi
201500278
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sulawesi Barat
Responsive image

Loka Sattai adalah kuliner tradisional dari Mandar. Kuliner ini dibuat dari pisang kepok yang direbus dengan santan yang dicampuri garam  dan sering dihidangkan pada acara-acara spesial seperti syukuran, pernikahan, dsb. Selain pisang kepok, pisang raja juga banyak digunakan sebagai bahan dasar Loka Sattai. 

Hari ini, Loka Sattai telah menjadi salah satu kuliner ikonik dari Sulawesi Barat. Ia sebetulnya adalah panganan pendamping, namun juga bisa berfungsi sebagai panganan pokok. Pada masa kolonial, Loka Sattai menjadi panganan alternatif bagi banyak warga saat makanan pokok sulit dicari. Ia juga tersebar di banyak tempat. Penyebutan di tiap daerah pun berbeda-beda. Masyarakat Mandar menamainya Loka Sattai, di Polewali Mandar ia disebut Loka Manjorai, sedangkan di Mamuju ia dikenal sebagai Loka Ro’do. 

Loka Sattai memiliki legenda tersendiri. Dikisahkan, dulu ada seorang raja yang pergi berburu ke hutan. Ia kemudian tersesat bersama rombongannya. Mereka kehausan dan kelaparan di tengah hutan.  Pada sat itu, para pengawal melihat pohon pisang dan batang kelapa. Mereka lalu meraciknya menjadi makanan. Setelah berhasil menemukan jalan pulang, raja mempersembahkan masakan tadi ke permaisuri, dan ternyata permaisuri sangat menyukai masakan tersebut. Sejak saat itu, Loka Sattai pun menjadi makanan favorit keluarga kerajaan.

 ada Jaman dahulu, masyarakat yang bermukim di daerah Sulawesi Barat mengolah bahan makanan dengan cara tradisional dan memakai alat yang masih konvensional, namun upaya untuk mencukupi kebutuhan hidup khususnya makanan, terus mereka upayakan sedemikian rupa agar kehidupan mereka terus berlangsung. Jika dibandingkan jaman sekarang dimana bahan makanan pokok seperti beras dapat dengan mudah diperoleh baik dari petani maupun di pasar-pasar ataupun swalayan, maka masyarakat tempo dulu untuk mendapatkan beras sangatlah sulit atau sangat susah, apalagi masyarakat yang kurang mampu. Oleh karenanya menjadi salah satu makanan alternatif pengganti beras saat itu adalah buah-buahan seperti buah pisang selain umbi-umbian dan sagu.

Buah pisang seperti pisang kepok sudah sejak dahulu dikonsumsi oleh masyarakat baik di provinsi Sulawesi Barat maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Buah ini boleh dikonsumsi langsung terutama yang sudah matang maupun diolah terlebih dahulu dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Bahkan saat ini dioleh dengan cara moderen dan disajikan di warung kopi, restoran bahkan hotel-hotel mewah.

Pisang kepok yang sejak jaman dahulu oleh masyarakat di provinsi Sulawesi Barat telah diolah sedemikian rupa sehingga mempunyai rasa yang enak untuk dinikmati disebut Loka Sattai. Selain pisang kepok muda sebagai bahan dasar pembuatan makanan tradisional Loka sattai ini, bahan dasar yang tidak kalah pentingnya adalah santan kelapa. Seperti kita ketahui, penggunaan santan kelapa untuk berbagai macam masakan atau kuliner tentu bukan hal yang asing guna menambah citra rasa, hal ini juga sudah diketahui oleh masyarakat Sulawesi Barat sudah sejak jaman dahulu. Agar rasanya tidak hambar maka adonan santan perlu diberi sedikit garam. Loka Sattai ini sangat disukai oleh semua kalangan masyarakat Sulawesi Barat maupun di luar Sulawesi Barat, seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Loka Sattai merupakan salah satu warisan budaya yang dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang hingga ke anak cucu masyarakat Sulawesi Barat.

Loka Sattai itu sendiri mempunyai beberapa nama, misalnya masyarakat Mandar menamainya Loka Sattai, masyarakat Polman menamainya Loka Anjoroi , Masyarakat Mamuju menamainya Loka Ro’do , sedang Masyarakat di Matra dan Mateng menamainya sesuai bahasa dan budaya masing-masing. Loka Sattai merupakan makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Sul-Bar. Pada acara-acara keluarga misalnya: Acara Syukuran, Acara adat Perkawinan dll acara keluarga, kurang lengkap rasanya jika menu seperti Loka Sattai tidak disajikan atau tidak dinikmati bersama dalam acara tersebut.

Seperti yang telah disebutkan diatas, cara mengolah dari bahan hingga menjadi hasil berupa makanan tradisional “Loka Sattai” memang tidak sulit. Untuk itu kita hanya membutuhkan beberapa bahan dan alat agar proses pengolahan dilakukan dengan baik dan ringkas. Pertama-tama kita persiapkan bahan-bahan sebagai berikut :

  • Pisang Kepok 1 Sisir, boleh yang muda atau yang agak mengkal
  • 1 Butir kelapa yang agak tua agar santannya lebih banyak
  • Air kurang lebih ½ liter
  • Garam secukupnya
  • Nampan atau wadah untuk tempat pengolahan
  • Alat pengaduk

Langkah berikutnya adalah cara pengolahan yakni :

Pisang Kepok yang masih muda diurai satu persatu lalu direbus hingga matang. Sementara itu satu butir kelapa diparut halus dan dicampur air kemudian diperas dan diambil santannya. Air santan kelapa ini ditampung dalam satu wadah atau nampan lalu ditambahkan garam secukupnya. Selanjutnya pisang yang sudah matang tersebut diangkat atau ditiriskan dan dalam keadaan masih panas, pisang tersebut satu persatu dikupas kulitnya lalu dimasukkan atau dicampurkan ke dalam santan kelapa tadi.

Adonan pisang dan santan kelapa diaduk terus menerus hingga menyatu dan perlahan-lahan hingga adonan menjadi kental. Adonan kental terjadi oleh karena panas yang tersimpan dalam pisang rebus perlahan – lahan mempengaruhi santan kelapa. Akhirnya adonan atau kuliner Loka Sattai siap untuk disajikan atau dihidangkan. Loka sattai ini rasanya semakin enak jika dimakan atau dipadukan dengan ikan kering Toppa atau Ikan kering (ikan seribu) yang disambal dengan sambel terasi.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047