Teh Talua Sumatra Barat

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101368
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sumatra Barat
Responsive image

TEH TALUA

Sampai tulisan ini dibuat belum ada kajian, artikel, maupun jurnal yang menerangkan tahun awal Teh Talua dibuat di Minangkabau. Tahun minuman Teh Talua pertama kali dikonsumsi (dibuat) oleh masyarakat Minangkabau hanya dapat diperkirakan dari sumber lisan beberapa tokoh masyarakat di Minangkabau. Tuanku Syeh Malin Bayang (70 tahun) seorang tokoh ulama pewaris surau Simaung Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung menerangkan bahwa minuman Teh Talua sudah beliau lihat sejak beliau kecil. Minuman tradisional tersebut biasanya disuguhkan oleh santri kepada Tuanku-Tuanku yang datang berziarah ke surau tersebut, atau disuguhkan juga untuk Jamaah yang melakukan pengajian pada malam hari.

Minuman tersebut menjadi minuman penambah energi ketika dilakukan pengajian-pengajian yang sampai larut malam. Hingga saat ini, jika ada tamu yang berkunjung dan menginap di surau tersebut maka malam atau paginya santri-santri akan segera menyuguhkan Teh Talua. Dalam sudut pandang lain, seorang tokoh adat atau janang pasambahan yang berasal dari wilayah Lima Puluh Kota tepatnya di Kecamatan Mungka, bernama Radinus Kirman (63 tahun) juga menerangkan bahwasannya minuman Teh Talua sudah ada sejak beliau kecil, minuman ini biasanya disuguhkan oleh tuan rumah kepada mamak atau saudara laki-laki ibu yang datang berkunjung kerumahnya malam hari atau pagi hari. Minuman ini juga menjadi minuman penambah energi bagi Tukang Saluang dan Pendendang ketika menampilkan pertunjukkan saluang. Menurut mereka minuman Teh Talua mampu menambah energi dan kemampuan begadang karena pertunjukan-pertunjukan tersebut dimulai dari jam 9 malam hingga jam 3 dini hari.

Kebiasaan tersebut masih bertahan hingga hari ini. selanjutkan Radinus Kirman juga menambahkan bahwasannya minuman Teh Talua menurut informasi dari orang tuanya yang sudah meninggal bahwasannya Teh Talua menjadi minuman yang sangat populer karena bahan dan peralatan yang dibutuhkan ada disekeliling mereka. Dahulunya setiap rumah di kampung pasti memiliki hewan peliharaan ayam untuk dikonsumsi daging dan telurnya. Karena sumber daya yang selalu ada makan minuman ini hidup dan tersebar hampir keseluruh pelosok di Sumatera Barat.

Selanjutnya, penyataan demikian juga dituturkan oleh seorang petani yang bernama Refriedi (61 tahun) juga menjelaskan bahwasannya minuman Teh Talua merupakan minuman yang turun temurun sebagai penambah energi dan meningkatkan tekanan darah jika terjadi kelelahan saat bertani dan berladang. Tidak hanya dari telur ayam, tetapi dapat diganti juga dengan telur itik.

Dalam membuat teh telur bahan yang diperlukan berupa:

1.      Telur ayam atau itik

2.      Teh

3.      Air panas

4.      Gula

Sedangkan peralatannya hanya liri kelapa yang dipotong sekitar 20cm dan diikat sebanyak 30-40 helai sebagai media untuk pengembang telur. Dalam membuat Teh Talua hal yang perlu diperhatikan menjaga agar kuning telur terpisah secara sempurna dari putih telur, karena untuk minuman ini hanya digunakan kuning telur saja. Selanjutnya kuning telur diberikan gula sesuai selera lalu diaduk menggunakan liri daun kelapa dan setelah mengembang disiram dengan air teh panas yang mendidih, Teh Talua siap disajikan.

Menurut Norva dan Ariani (2020.33) dalam Jurnal “Teh Talua daya tarik wisatawan di Sumatera Barat” menerangkan minuman ini mememiliki manfaat sebagai berikut:

1.      Menambah Tenaga

2.      Menjaga Kesehatan Mata

3.      Memenuhi Kebutuhan Asupan Vitamin Tubuh

Dalam perkembanganya Teh Talua sudah mengalami varian yang cukup banyak, mulai dai seni bahan dan cara menyajikan. Di beberapa daerah minuman ini disajikan juga dengan susu, coklat hingga rempah kulit manis. Selain itu cara menampilkan juga meliki keragaman dari yang bisa hingga dibuat bertingkat atau lapisan-lapisan 3-4 lapis. Kendati demikian bahan dan proses dasarnya tetap mempertahankan tradisi. Pelaratan untuk pengembang telur yang dahulunya menggunakan lidi kelapa di beberapa tempat sudah diganti dengan tenaga listrik berupa mikser, hal tersebut dilakukan untuk efisiensi waktu pembuatanya, jika menggunakan lidi maka memutuhkan 15-20 menit, sedangkan jika menggunkan mikser hanya membutuhkan waktu 5 menit.

Saat ini Teh Talua tidak hanya minuman favorit di Ranah Minang, perantau sudah menyebar luaskan ke sejumlah wilayah nusantara, termasuk ke dunia internasional. Tercatat di Jakarta, Makasar, Jogyakarta, Bandung atau daerah tempat perantau beraktivitas, baik di pasar tradisional maupun modernnya. Oleh karena itu selayaknya dilestarikan dan berpeluang menjadi minuman ikon khas minuman Minangkabau. Bisa pula menjadikan Teh Talua sebagai medium bagian dari kehidupan lapau tempat nafas demokrasi, kehidupan untuk berdebat, berdiskusi, berbagi informasi, berwacana hidup. Dan teramat penting  minum Teh Talua adalah bagian dari bukti kecintaan kepada produk lokal dalam negeri dengan segala kekhasan dan identitias diri serta mengenalkan di dunia mancanegara.


Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 25-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Ikatan Rumah Makan Padang

Padang

08137453335

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 25-01-2022

Maestro Karya Budaya

Angku Sati (Jufrial)

Kubu Gadang

081363152270

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 25-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 25-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047