Kakiceran

Tahun
2016
Nomor Registrasi
201600335
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Lampung
Responsive image
Menurut terminologi bahasa Lampung khususnya bahasa Lampung Saibatin (Lampung Barat), kicer artinya suara yang berisik yang disebabkan suara tetabuhan rebana. Namun arti lain dari kakiceran adalah berkumpulnya muda mudi dalam rangka silaturahmi merayakan Idul Fitri dengan melaksanakan festival tari antar pekon. Menurut tokoh setempat kakiceran ini dimulai pada tahun 1800-an. Pada awalnya kakiceran ini tempat berkumpul dan menari serta perkumpulan tokoh tokoh untuk menyusun strategi perang. Namun kini kakiceran ini berkembang untuk silaturahmi muda mudi dalam festival tari merayakan Idul Fitri.Proses pelaksanaan tradisi kakiceran meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penutupan acara. Tahap perencanaan kakiceran dilakukan pada malam 10 ramadhan atau tepatnya H-20 sebelum hari raya idul fitri. Pada tahap ini, ketua bujang dari masing-masing pekon akan berkumpul di lamban gedung untuk mengadakan himpun marga. Di dalam lamban gedung tersebut, ketua bujang dari masing-masing pekon yang dipimpin oleh ketua bujang marga akan membahas tentang pelaksanaan kekiceran.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047