Tari Bedayou Tulang Bawang

Tahun
2017
Nomor Registrasi
201700488
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Lampung
Responsive image

Tari Bedayo Tulang Bawang adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Tulang Bawang yang usianya sudah sangat tua. Jika dibandingkan dengan tarian lainnya yang ada di Menggala, menurut legenda orang menggala, tari ini diperkirakan sudah ada pada abad ke 14 pada masa Kerajaan Tulang Bawang yang mendapat pengaruh Hindu-Budha.

Konon munculnya tari Bedayo Tulang Bawang dikarenakan adanya wabah penyakit yang melanda Kampung Bujung Menggala. Wabah penyakit yang melanda kampung Bujung itu adalah penyakit taun. Arti taun sendiri adalah setan, yaitu penyakit yang mematikan berupa penyakit cacar yang disebabkan oleh makhluk halus yang lazimnya disebut setan, sehingga menimbulkan banyak korban. Berbagai usaha telah dilakukan pada saat itu namun tidak kunjung hilang penyakitnya. Kemudian menak Sakawira pergi menyepi atau bertapa selama 9 hari di Kampung Bujung Menggala. Disanalah menak Sakawira bersemedi di depan gundukan tanah berundak dalam bahasa Lampung khas Menggala disebut dengan tambak dan mohon kepada dewa pun agar kampung yang dilanda penyakit tersebut cepat berhenti.

Selama pertapaannya Menak Sakawira mendapatkan wangsit agar mengadakan upacara dan memotong kambing hitam. Diiringi sebuah tarian sakral. Tarian ini harus ditarikan oleh 12 orang penari wanita yang masih suci (suci atau bersih secara spiritual) serta diiringi oleh gamelan klenongan yang terdiri dari tempul, gong, kendang, dan kulintang. Kedua belas penari itu sama-sama menari dengan gerak kostum yang sama. Dari kedua belas penari tersebut hanya tiga orang penari yang membawakan sesajen, namun tetap menari dengan gerakan yang sama. Ketiga penari yang membawa sesajen itu berada paling depan dan sembilan penari lainnya berada dibelakang. Kemudian masih ada satu orang putra yang membawa payung sebagai pengiring tari Bedayo Tulang Bawang namun tidak dalam posisi menari. Setelah Menak Sakawira bermusyawarah dengan sesepuh adat dan masyarakat kampung, terlaksanalah pementasan tarian tersebut.

Pementasan Tari Bedayo Tulang Bawang menghadap ke timur, atau mengarah pada matahari terbit. Menurut adat Tulang Bawang arah timur merupakan awal munculnya cahaya dunia. Bila dihubungkan dalam kehidupan manusia adalah munculnya energi kehidupan untuk melakukan kegiatan berkarya atau beraktivitas. Asal kata bedayo berasal dari kata budaya sedangkan kata Tulang Bawang menunjuk pada daerah. Oleh karena Tari Bedayo hanya terdapat di Kabupaten Tulang Bawang saja tidak terdapat di daerah lainnya di Lampung.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Komunitas Karya Budaya

Pangiran Mangku gelar adok sahibul Dayat

Desa Bakung Udik Menggala Tulang Bawang

Masyarakat Kibang

Kibang Strat 1 Menggala Tulang Bawang

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047