Jonggan

Tahun
2017
Nomor Registrasi
201700534
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image

Tarian Jonggan merupakan tarian tradisional masyarakat Dayak Kanayant yang berada di Kalimantan Barat. Nama Jonggan diambil dari bahasa dayang yang berarti joget atau menari. Tarian ini awalmulanya digunakan sebagai hiburan bagi masyarakat pada berbagai upacara adat seperti bayar niat, naik dango, hajatan sunatan atau babalak, acara perkawinan, festival, dan acara penyambutan tamu penting. Menurut cerita masyarakat Tari Jongan mulai ada ketika ada beberapa perempuan yang sedang pergi kedalam hutan dan mendengar suara nyanyian. Para perempuan tersebut kemudian mencari sumber suara namun mereka tidak dapat menemukan sumber suara tersebut. Oleh karena itu para perempuan tersebut menyanyikan lagu yang telah mereka dengar dan akhirnya berkembang hingga saat ini. Tari Jonggan memiliki gerakan yang menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) dan suka cita masyarakat yang dilimpahkan dalam tarian. Tidak jarang dalam tarian ini para penari mengajak penonton untuk ikut menari.

Setiap penari dapat secara leluasa berkomunikasi dengan pasangan menari, maupun pelaku pertunjukan yang ada di atas pentas. Sentuhan emosional juga kegembiraan yang muncul sebagai ekspresi personal maupun komunal memberikan gambaran konkrit kebersamaan serta tumbuhnya ikatan-ikatan emosi antarpersonal. Sebagai tari pergaulan masyarakat Suku Dayak Kanayatn tarian ini benar-benar menceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda-mudi Suku Dayak Kanayant.

Tari Jonggan juga diiringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang), dau (gamelan), dan suling bambu. Lagu yang mengiringi tarian ini merupakan lagu-lagu yang menggambarkan suka cita bagi masyarakat Dayak terutama adalah masyarakat Dayak Kanayant. Sebelum Tari Jonggan dipentaskan maka dilakukan ritual khusus. Ritual tersebut biasa disebut dengan nyangahant yang berarti berdoa. Ritual ini dilakukan untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar. Acara tersebut diawali dengan bapamang yaitu penyampaian doa hajat oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah disiapkan kemudian para penari duduk bersimpuh mengelilingi dukun yang membacakan mantra keselamatan dan tolak bala. Setelah pembacaan mantra selesai, sang dukun memberikan beberapa butir beras kepada para penari Jonggan yang diambil dari sesajen yang kemudian dimakan langsung oleh penari dengan tujuan agar terhindar dari gangguan makhluk halus.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Komunitas Karya Budaya

Kesenian Jonggan Guntur Mandayu

Dsn. Seginah Desa Aur Sampuk Kec.Sengah Temila Kab. Landak

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047