Penurunan Padaw Tuju Dulung

Tahun
2017
Nomor Registrasi
201700552
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kalimantan Utara
Responsive image

Asal usul prosesi Penurunan Padaw Tuju Dulung diangkat dari budaya penduduk asli kota Tarakan yaitu Suku Tidung Pesisir (Ulun Pagun) yang merupakan kebiasaan tahunan menghaturkan sesaji ke laut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas hasil yang di peroleh dari laut.

Kegiatan serupa juga biasa dilakukan pada rangkaian ritual pengobatan tradisional yang disebut besitan. Bila yang diobati sudah sembuh dari penyakit yang dideritanya maka ritual besitan akan diakhiri dengan uangkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa dengan meghaturkan sesaji yang diletakan di wadah yang disebut Padaw Tuju Dulung kemudian dihanyutkan ke laut.

Selain asal usul tersebut diatas sebagai sumber utama konsep pelaksanaan prosesi Penurunan Padaw Tuju Dulung, beberapa jenis kesenian tradisional masyarakat Suku Tidung Pesisir (Ulun Pagun) juga dirangkum dalam atraksi prosesi Penurunan Padaw Tuju Dulung yaitu kesenian Tar/Hadrah; seni Baca Kerangan; kesenian Kelintangan; kesenian Jepin; dan kesenian Del Muluk. Padaw Tuju Dulung berasal dari kata bahasa Tidung yang berarti perahu tuju haluan. Bentuk haluan perahu tersebut bercabang tiga. Haluan yang tengah bersusun tiga, haluan yang kiri dan haluan kanan masing-masing bersusun dua. Jadi terhitung tujuh haluan dengan panjang perahu tujuh meter. Filosofi dari tujuh tersebut adalah dari jumlah hari dalam seminggu. D

iatas perahu terdapat bentuk seperti rumah yang di sebut Meligay didalamnya diletakan sesaji yang dihaturkan. Bentuk Meligay adalah segi empat bujur sangkar dengan pintu di keempat sisinya dengan atap bersusun tiga. Terdapat lima tiang untuk mengikat kain yang disebut Pari-Pari. Bagian atas tiang tersebut terpasang panji kuning berpinggiran merah. Panji yang sama juga dipasang di tiga haluan dan tiga buritan. Pada tiang kanan depan dan kiri depan dipasang kain yang disebut Sambulayang menanjang turun ke haluan kanan dan haluan kiri. Di bagian lambung perahu dipasang Panji berwarna kuning, hijau dan merah sebanyak sembilan di lambung kanan dan sembilan di lambung kiri.

Warna Padaw Tuju Dulung adalah kuning, hijau dan merah. Bagian atas perahu semua berwarna kuning dan haluan perahu hanya satu yang berwarna kuning yaitu haluan yang paling tinggi. Sebagaimana filosofi warna dalam budaya tradisi Suku Tidung Pesisir (Ulun Pagun) warna kuning melambangkan kehormatan, keagungan dan kemuliaan atau suatu yang ditinggikan derajatnya.

Tempat Pelaksanaan prosesi Penurunan Padaw Tuju Dulung adalah di Pantai Amal yang terletak dipesisir Timur Pulau Tarakan. Waktu pelaksanaan adalah dua tahun sekali (pada tahun ganjil) dalam rangka perayaan memperingati peresmian Tarakan menjadi Kota Madya yang jatuh pada tanggal 15 Desember.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Komunitas Karya Budaya

Datu Norbeck, SH

JL. Cendrawasih RT 12 No 10 Kel. Karang Anyar Pantai, Tarakan

Sanggar Budaya Tradisional Pagun Taka

Jl. Cendrawasih RT 12 no 10 Kel. Karang Anyar Pantai, Tarakan

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047