Masyarakat Mbojo memiliki berbagai tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun dan berlangsung sampai saat ini. Tradisi tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berjalan secara harmonis ditengah-tengah kehidupan masyarakat Mbojo. Salah satunya adalah Kareku Kandei yang merupakan tradisi agraris yang berkembang ditengah kehidupan masyarakat Mbojo yang dominan sebagai petani.
Dari tradisi agraris tersebut muncul banyak tradisi-tradisi kecil yang berkembang dan menjadi pendukung tradisi agraris tersebut. Kareku Kandei sebagai seni tradisi yang berlatarbelakang kehidupan petani di masa lalu awalnya sebagai lesung penumbuk padi yang dilakukan petani, dan di akhir menumbuk padi diselingi dengan hiburan untuk melepas kepenatan dan kelelahan dengan memainkan aru dan lesung yang kosong tanpa padi yang dapat menimbulkan suara nyaring. Namun dalam perkembangan berikutnya masyarakat sudah tidak lagi menumbuk padi, maka tradisi ini berubah fungsi sebagai alat penghibur dan penanda saat ada bahaya seperti terjadinya bencana alam, atau gerhana. Fungsi lain yaitu sebagai penanda berkumpulnya masyarakat pada saat salah seorang anggota masyarakat memiliki hajatan seperti pernikahan, sunatan dan syukuran.
Kata kareku berarti menumbuk secara terus menerus, yang kemudian berubah menjadi karentu yang artinya irama dari menumbuk peralatan yang dipakai menumbuk padi (lesung). Sedangkan kandei memiliki arti lesung. Tradisi seni ini bahkan masih berlangsung sampai sekarang. Ketika masyarakat mendengar suara lesung (kandei) itu sebagai ciri bahwa di sebuah desa ada hajatan. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya