Tari Salonreng

Tahun
2017
Nomor Registrasi
201700563
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Sulawesi Selatan
Responsive image

Pada awal perkembangan agama Islam, masyrakat Gowa dan Tallo masih menarikan tarian yang disebut sere` atau jaga. Tarian tersebut berfungsi didalam upacara untuk mengusir garring pua atau wabah penyakit yang menular dan pa`repatunuba riring yang berarti ancaman bahaya kelaparan. Tercatat didalam Lontarak bahwa dalam tahun 1636-1665, Kerajaan Gowa dihinggapi garring pua, berupa penyakit sampar. Untuk mengantisipasi penyakit tersebut Raja Gowa mengadakan upacara besar-besaran, memandikan dan mengarak keliling kalompoang. Dalam upacara itu terdapat Tari Salonreng yang berfungsi sebagai tarian upacara, salah satunya untuk melepas nazar (palappasa tija` atau palappasa nasara).

Tari Salonreng tidak diketahui muasalnya secara tertulis, hanya diketahui lewat cerita leluhur yang bersifat mitos. Didalam lontarak sendiri tidak dijelaskan secara rinci mengenai Tari Salonreng. Namun menurut beberapa anrong guru Pakarena dan Pasalonreng, tari tersebut sudah ada pada zaman manusia menganut paham animisme. Tarian itu merupakan tari pemujaan terhadap dewa-dewa, penguasa langit dan bumi. Tari Salonreng (salonreng artinya selendang) ini dipercaya berasal dari sebuah mitos dari jaman Kerajaan Gowa.

Saat ini tarian ini dilaksanakan untuk melepas hajat seperti berhasilnya panen atau sembuh dari penyakit dan terhindar dari malapetaka. Prosesi Tarian ini dilaksanakan dengan mengelilingi satu ekor kerbau yang akan dijadikan persembahan dengan berbagai gerakan sambil menabur beras kemudian bermain pencak silat dengan menggunakan tombak dan diakhiri dengan Mangaru yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemotongan kerbau sebagai rasa syukur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan.

Tari ini dimainkan oleh 6 wanita dengan mengenakan baju bodo dan 6 pria menggunakan passapu dan dilengkapi dengan tombak, keris serta bakul yang berisi padi, gula merah, pinang, daun sirih dan beras. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini adalah dua buah gendang dan sebuah suling dengan lagu-lagu yang membangkitkan semangat. Tarian ini dapat dijumpai di Dusun Tanete, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Alam Serang Dakko

Benteng Somba Opu

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Maestro Karya Budaya

Daeng Serang Dakko

Benteng Somba Opu

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047